Saturday, July 4, 2020

Lestarikan Gerakan #JagaLaut dan Minimalisir Dampak Perubahan Iklim

Indonesia begitu masyhur dengan pesona laut yang super indah. Tersohor dengan sebutan negara Maritim hingga ke seluruh belahan dunia. Luas laut Indonesia mencapai lebih dari 5 juta kilometer persegi sehingga menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Pun Indonesia sebagai poros maritim dunia menyimpan kekayaan bahari luar biasa dengan beragam jenis biota laut yang luasnya mencapai 80% wilayah Indonesia. Bertepatan dengan peringatan hari kelautan nasional tanggal 2 Juli 2020 lalu, menjadi momen untuk lebih mensyukuri betapa luas dan besar potensi sumber daya alam laut Indonesia. Surga laut yang kaya dengan pesona luar biasa sebagai anugerah alam yang harus senantiasa dijaga kelestariannya. Tidak hanya untuk diri sendiri, namun untuk generasi-generasi kita berikutnya agar juga bisa menikmati keindahan laut serta kekayaan manfaat bahari Indonesia.

Keindahan Gili Trawangan, Lombok (Sumber foto: www.luckycaesar.com)

Kekayaan dan Keindahan Laut Nusantara

Istimewa bukan kekayaan dan keindahan laut Indonesia? Retoris sekali pertanyaan saya, tentu saja jawabannya Iya. Apalagi saat mengenang masa-masa masih tinggal di Busan, teman-teman Korea saya begitu ingin pergi ke Bali. Beberapa teman lainnya menjadi tertarik untuk wisata ke Lombok setelah saya bagikan cerita betapa memesonanya Pulau Lombok dengan air lautnya yang begitu bening. Terumbu karang yang elok warna-warni, istimewa dengan segala pesonanya. Tidak hanya Bali dan Lombok, banyak laut Indonesia lainnya dengan indahnya masing-masing. Apalagi laut-laut yang ada di ujung timur Indonesia, Raja Ampat, masih ada dalam list yang ingin sekali dikunjungi. Insyaallah suatu saat nanti, aamiin.

Laut Nusantara membentang dari barat ke timur dengan panjang lebih dari 5000 kilometer. United Nations Development Programme menyebutkan bahwa perairan Indonesia menjadi habitat bagi 76% terumbu karang dan 37% ikan karang dunia. Keberadaan laut nusantara memberikan kontribusi besar bagi perikanan dunia dan penompang ekonomi masyarakat, terutama untuk yang tinggal di wilayah pesisir.

Hasil laut berupa ikan menjadi sumber protein penting bagi masyarakat Indonesia, sebanyak 54% kebutuhan protein nasional dipenuhi dari ikan dan produk laut lainnya. Tidak hanya itu, hebatnya lagi laut Indonesia memberikan kontribusi sebanyak 10% terhadap kebutuhan perikanan global. Tidak hanya berperan penting dalam bidang perikanan, laut Indonesia juga mendukung bisnis pelayaran dan memiliki potensi yang besar dalam bidang pariwisata.

Kembali melihat folder foto-foto wisata bahari di Lombok beberapa tahun silam membuat saya semakin rindu ingin menikmati semilir angin pantai, deburan ombak dan tentunya vitaminsea yang sudah lama sekali tidak saya konsumsi. Padahal rencana setelah kembali ke Indonesia ingin menikmati indahnya Pulau Dewata berakhir hanya sebagai wacana, sampai pandemi covid19 sepenuhnya berakhir. Semoga Indonesia bisa lekas membaik secepatnya. Terus bertumbuh dan bergerak di masa-masa tidak ideal seperti sekarang ini  bukanlah hal yang mudah. Hanya ada beberapa pilihan tersedia, terus bergerak maju dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada. Kedua, termangu mengutuki keadaan yang jelas tidak akan berbuah apapun dengan hanya rebahan seharian. Pilihan lainnya atau justru masa bodoh bergerak kemana saja dan abai bisa menjadi pembawa virus kemana mana.

#throwback Menikmati keindahan Pantai Tanjung Aan di Lombok (Sumber foto: www.luckycaesar.com)

Bagaimana kondisi laut Nusantara sebelum dan saat pandemi covid19?

Tidak terasa sudah sekitar 4 bulan sejak covid19 ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi global. Lengkap sudah 3 bulan lebih saya menerapkan anjuran bekerja dari rumah. Mengurangi aktivitas ke luar rumah dan bisa dihitung dengan jari selama seminggu 95% aktivitas saya ada di dalam rumah. Social distancing diberlakukan guna memutus mata rantai penyebaran covid19 dan menurut hemat saya hanya efektif diterapkan dua bulan saja hingga akhir Mei 2020. Setelah Mei, rasanya sudah banyak yang lebih berani keluar rumah karena memang tuntutan pekerjaan. Pun banyak kantor-kantor yang kembali menerapkan work from office.

Pandemi covid19 memberikan dampak yang cukup berarti dan dirasakan hampir di semua sektor kehidupan manusia. Namun di sisi lain, pandemi memberikan dampak positif bagi bumi, termasuk laut. Berkurangnya aktivitas manusia di luar, termasuk juga menurunnya aktivitas industri memberikan waktu bagi bumi untuk beristirahat. Memberikan  jeda pada laut, langit, hutan, dan alam secara keseluruhan untuk bisa sejenak menghela nafas panjang.

Apakah pandemi covid19  memberikan dampak positif pada sektor kelautan?

Sebelum pandemi covid19, keramaian para wisatawan di berbagai objek wisata bahari tentu memberikan pengaruh pada kondisi laut dan ekosistem di dalamnya. Belum lagi kalau wisatawan tidak bijak dalam berwisata sehingga menyebabkan kerusakan. Kadang ada juga wisatawan yang tidak sengaja merusak terumbu karang atau bahkan buang sampah sembarangan. Menurunnya aktivitas wisatawan juga memberikan pengaruh terhadap jumlah sampah yang dihasilkan di tempat wisata.

Saat pandemi covid19 terjadi, laut menjadi lebih bersih karena penurunan secara drastis jumlah wisatawan yang berkunjung. Kak Githa Anasthasia sebagai Pengelola Kampung Wisata Arborek dan CEO Arborek Dive Shop, Raja Ampat menuturkan saat podcast #jagalaut bersama KBR prime bahwa sejak pandemi jumlah wisatawan di Kampung Wisata Arborek yang jauh berkurang memberikan dampak baik untuk laut. Ikan-ikan terlihat lebih banyak dengan spot  gerak ikan yang luas. Ikan Hiu pun terlihat bermain sampai dekat dengan daratan. Kabar baik lainnya, terumbu karang juga dapat tumbuh dengan optimal.

Tidak hanya itu. tingkat polusi suara atau kebisingan dari kapal-kapal laut yang mengangkut wisatawan maupun pengiriman barang mengalami penurunan. Shipping kapal-kapal besar berkurang secara signifikan. Tumpahan minyak kapal wisata juga hilang selama pandemi. Baiknya lagi, Prof. Muhammad Zainuri, Guru besar kelautan Undip menyampaikan bahwa selama pandemi pelaksanaan konservasi mangrove jadi lebih mudah.

Apakah ada dampak negatif yang diberikan pandemi covid19 pada sektor kelautan?

Kendati demikian, terdapat dampak buruk yang diberikan oleh pandemi covid di sektor kelautan. Salah satunya adalah menurunnya pendapatan aktivitas perikanan terutama pengusaha skala kecil. Para pengrajin oleh-oleh juga mengalami kerugian besar akibat sepinya wisatawan dan terancam gulung tikar. Tidak hanya itu pekerja wisata juga harus banting stir agar tetap mendapatkan pemasukan selama objek wisata masih sepi.

Kak Githa menyampaikan para masyarakat di kampung wisata Arborek belajar untuk menghidupi kembali menjadi nelayan ataupun berkebun. Hasil pancingan merekapun cukup melimpah. Selalu ada hal baik yang bisa diambil di tengah masa-masa ekonomi susah. Hubungan sosial antar warga di kampung wisata Arborek menjadi lebih baik karena sebelum pandemi masyarakat lebih fokus ke wistawan dan tidak punya banyak waktu untuk bercengkerama. 

Berkurangnya jumlah wisatawan di wilayah wisata ternyata juga memberikan dampak buruk dengan keberadaan illegal fishing yang kembali marak di perairan laut dan sekitarnya berdasarkan informasi dari Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI). Hal ini disebabkan karena tidak adanya aktivitas dan rutinitas di titik selam sehingga aktivitas destruktif fishing meningkat. Destruktif fishing ini sangat merugikan dan merusak ekosistem laut sehingga perlu dilakukan kampanye pada masyarakat serta pengawasan yang ketat.

Apa saja problematika laut yang terkait dengan perubahan iklim?

Dampak baik yang dialami oleh ekosistem laut dan perairan nusantara di tengah pandemi menjadi sinyal baik dalam mencegah perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi saat ini telah banyak berimbas terhadap kelangsungan ekosistem laut. Beberapa problematika laut yang terkait dengan perubahan iklim diantaranya sebagai berikut:

- Kenaikan permukaan air laut dan terjadinya intrusi air laut

Kenaikan permukaan air laut sebagai dampak naiknya suhu pada permukaan laut yang diikuti dengan mencairnya es pada glasial dan es di kutub. Tentu masalah tersebut merupakan kontribusi akibat dari perubahan iklim. Letak Indonesia yang berada di antara samudera Pasifik dan Hindia juga menyebabkan variasi kenaikan permukaan laut (El Nino).

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memproyeksikan kenaikan permukaan air laut mencapai 44 - 47 cm. Kenaikan muka air laut di pesisir utara Pulau Jawa mencapai 5mm per tahun. Dampak kenaikan permukaan air laut bisa berupa banjir yang diakibatkan pasang air laut (rob) serta intrusi air laut ke dalam air permukaan dan aquifer hingga hilangnya habitat untuk ikan, tanaman dan juga burung-burung.

- Tenggelamnya wilayah pesisir

Pesisir berada di kawasan yang lebih rendah dibandingkan dengan permukaan air laut sehingga membuat daerah pesisir semakin rawan terkena banjir laut atau rob. Potensi tenggelamnya wilayah pesisir mengancam hampir seluruh wilayah pesisir Indonesia dan mengakibatkan lebih dari 100 kabupaten/kota di pesisir Indonesia berpotensi tenggelam. Pada tahun 2018, sebanyak 31% wilayah Pekalongan telah tergenangi air laut secara permanen dan mengalami penurunan tanah sekitar 1-20 cm setiap tahunnya.

- Peningkatan suhu laut dan terjadinya coral bleaching

Perubahan iklim membuat suhu bumi kian meningkat dan penelitian menemukan bahwa ekosistem laut lebih sensitif terhadap perubahan suhu. Laju pemanasan suhu laut mencapai pada titik mengkhawatirkan dan meningkat 4,5 kali lebih cepat dalam rentang terakhir pada periode 1987 hingga 2019. Suhu rata-rata laut pada tahun 2019 mencapai 0.075 derajat celcius di atas rata-rata tahun 1981-2019.

Coral bleaching (sumber foto: medium.com/@rizkimultimedia)

Karang menjadi organisme laut yang paling rentan dengan perubahan suhu. Terumbu karang akan memutih meskipun dengan sedikit perubahan suhu. Coral bleaching akan memperlambat pertumbuhan karang sehingga menjadi rentan penyakit dan menyebabkan kematian dalam skala besar. Indoneisa termasuk dalam segitiga terumbu karang di dunia dengan luasan hampir 50 ribu km2 atau 18% terumbu karang dunia ada di Indonesia. Kabar baiknya Kak Githa juga menyampaikan bahwa tidak ada mass coral bleaching, namun di beberapa titik masih terdapat coral bleaching di sekitar Raja Ampat.

- Pergeseran garis pantai

Indonesia menjadi negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia mencapai 99.093 km. Garis pantai Indonesia juga menjadi rumah bagi padang lamun terbesar di dunia. Namun garis pantai ini berpotensi rusak oleh abrasi air laut. Prof. Zainuri menyampaikan bahwa telah terjadi perubahan garis pantai sekitar 2.6 km dan menyebabkan tenggelamnya sekitar 3 desa di daerah Demak. Telah dilakukan pembangunan bendungan di Pekalongan, Semarang, Demak, dan Jepara untuk antisipasi terjadinya rob dan mengeliminasi genangan sehingga dapat kembali ke pantai lagi.  

Apa yang bisa kita lakukan untuk #jagalaut dan mengurangi dampak perubahan iklim?

Melihat dampak yang begitu besar akibat perubahan iklim terhadap ekosistem laut, kita perlu untuk ikut beraksi dengan melestarikan gerakan #jagalaut serta meminimalisir dampak dari perubahan iklim. Banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan mulai #darirumah dengan konsisten sehingga bisa memantik gerakan-gerakan besar lainnya.  

1. Kurangi penggunaan sampah plastik dan selalu budayakan buang sampah pada tempatnya

Sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa benar-benar terurai. Sehingga perlu sekali untuk terud mendukung gerakan tanpa kantong plastik dan sudah mulai diterapkan oleh Pemerintah DKI Jakarta mulai 1 Juli 2020. Gerakan larangan penggunaan plastic sekali pakai di swalayan dan oasar tradisional ini untuk bisa meningkatkan kesadaran masyarakat atas dampak limbah plastik.


Selain pengurangan penggunaan sampah plastik, perlu sekali untuk membudayakan tidak buang sampah sembarangan. Hal ini disebabkan karena sampah yang dibuang sembarangan akhirnya akan bermuara di laut dan mencemari laut serta ekosistem di dalamnya. Indonesia masih menjadi penyumbang sampah platsik terbesar ke dua di dunia setelah China. Padahal faktanya, sampah plastik sangat berbahaya untuk kelangsungan hidup biota laut. Terumbu karang yang tertutup oleh plastik dapat mati karena tidak mendapatkan cukup sinar matahari untuk tumbuh. Bagaimana sampah plastik sangat berbahaya bagi terumbu karang bisa tonton video berikut.

2. Lestarikan gerakan konservasi mangrove

Pelestarian konservasi mangrove sangat diperlukan untuk memperkecil dampak abrasi dan juga menjaga keseimbangan ekosistem. Hutan bakau ini tak hanya mencegah abrasi tapi juga menjadi tempat habitat ikan, kepiting, udang untuk berkembang biak dengan baik. Tidak hanya itu, hutan mangrove juga berkontribusi untuk mencegah pemanasan global. Untuk setiap 1 Ha luas hutan mangrove dapat menyerap karbon 5x lebih banyak dibandingkan dengan hutan di daratan. Pelestarian gerakan konservasi mangrove juga turut membantu dalam menyeimbangkan iklim. Penanaman mangrove menjadi salah satu cara untuk menjaga sistem perairan darat dan laut.

3. Membangun infrastruktur pelindung pantai

Pemasangan teknologi blok beton berkait (3B) sebagai infrastruktur pelindung pantai yang dikembangkan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air (Pusair) dapat mencegah terjadinya longsor dan pergeseran garis pantai akibat erosi gelombang air laut. Selain mengamankan pantai dari abrasi, teknologi ini juga berfungsi sebagai jalan akses ke laut. Teknologi Blok Beton 3B telah diterapkan di Pantai Happy Buleleng, Bali dan Pantai Daruba, Morotai Selatan. 

Teknologi 3B berongga dan bertangga (dok. Kementerian PUPR)

Keunggulan lain dari teknologi 3B memiliki sistem interlocking yang kuat dengan bahan-bahan konstruksi mudah didapatkan. Sistem teknologi 3B juga efektif dalam sistem penanganan pantai dan rayapan gelombang rendah. 

3. Bijak dalam berwisata

Bijak dalam berwisata, bukan sebuah anjuran tapi kewajiban demi menjaga kelestarian objek wisata. Bijak dengan tidak membuang sampah sembarangan. Tidak menyentuh terumbu karang karena sentuhan dapat meningkatkan potensi kematian terumbu karang, cukup nikmati keindahannya dengan melihat saja. Saat menyelam usahakan tidak menggunakan sepatu katak karena juga dapat meningkatkan potensi menyentuh terumbu karang dengan tidak sengaja. Selain itu, sebelum berwisata perlu memahami dan mengenali kondisi lokal tempat wisata. Cari tahu bagaimana peraturan yang berlaku di masyarakat. 

Kak Githa saat sharing juga menyampaikan pengelola wisata juga sudah secara intensif melakukan pengawasan agar para wisatawan tidak merusak tempat wisata. Perlu kerjasama yang baik antar pengelola dan juga wisatawan agar objek wisata tetap terjaga dengan baik.

4. Menggunakan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan

Perlu sekali menggunakan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan untuk mempertahankan habitat ikan supaya tidak rusak. Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mendampingi para nelayan untuk melakukan peralihan dari alat tangkap tidak ramah lingkungan, seperti Cantrang, berdasarkan tiga kategori sesuai dengan ukuran kapal.


5. Meningkatkan partisipasi aktif, komunikasi dan kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat

Perlu adanya sinergitas antara pemerintah dan masyarakat dengan cara partisipasi aktif, komunikasi yang baik serta saling percaya dalam mewujudkan gerakan #jagalaut dan tentunya meminimalisir dampak dari perubahan iklim.

Saatnya kita untuk ikut ambil bagian dalam mendukung gerakan #jagalaut agar laut nusantara tetap lestari sehingga anak cucu kita nantinya juga bisa ikut merasakan pesona keindahan dan keistimewaan bahari yang tiada tara. Gerakan #jagalaut ini sekaligus menjadi aksi untuk meminimalisir dampak dari perubahan iklim yang makin hari makin terasa nyata. Global warming is real. Kita bisa mulai melakukan hal kecil, seperti berbagi infromasi ini misalnya. Agar makin banyak juga yang tahu dan peduli. Yuk, beraksi!

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Kalian juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog “Perubahan Iklim” yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya bisa selengkapnya lihat di sini ya. Yuk ikutaan juga, biar makin banyak yang terinspirasi untuk peduli terhadap gerakan #jagalaut dan ikut meminimalisir dampak perubahan iklim ~ 

Referensi: 

Ali, M.N. 2020. Kota Besar di Pantai Utara Jawa Rentan Terdampak Kebaikan PermukaanAir Laut. Diakses tanggal 2 Juli 2020.

Amindoni, Ayomi. 2020. Perubahaniklim: Pesisir Indonesia terancam tenggelam, puluhan jiwa akan terdampak.  Diakses tanggal 1 Juli 2020.

Biro Komunikasi Publik Kementrian PUPR. 2020. Amankan Garis Pantai Indonesia, Kementrian PUPR Kembangkan Teknologi Blok Beton 3B. Diakses tanggal 1 Juli 2020.

Kuswardani, Anastasia R. 2020. Keistimewaan Laut Indonesia: Kekuatan dan Tantangannya. Diakses tanggal 1 Juli 2020.

Ita. 2020. Penelitian terbaruungkap suhu laut tahun 2019 mencapai titik terpanas. Diakses tanggal 2 Juli 2020.

Satriastanti, F.E. 2019. Bagaimana sampah plastik membunuh terumbu karang. Diakses tanggal 2 Juli 2020.

39 comments:

  1. menjaga laut memang harus upaya bersama ya mba
    ya dari pemerintah dan masyarakat, terutama yang berwisata dan yang tinggal di dekat laut
    kasian sekali kalau melihat banyak hewan laut yang kena sampah seperti penyu samapai luka
    itu juga kita semua ikut andil di dalamnya
    salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa mas, harus ada sinergitas dari semua pihak. Kalau jalan sendiri-sendiri hasilnya kurang maksimal. Tentunya juga disertai dengan kesadaran diri untuk terus #jagalaut dan melakukan aksi-aksi untuk meminimalisir dampak perubahan iklim

      Delete
  2. Ada dampak negatif dan positif dari Corona ini terhadap kelautan ya. Dampak positifnya pencemaran laut jadi berkurang, baik dari pencemaran plastik atau minyak tumpah, hewan laut jadi sering terlihat di pantai.

    Tapi dampak negatifnya pendapatan nelayan jadi berkurang, sektor pariwisata yang mengandalkan laut juga terancam gulung tikar.

    Semoga menang lombanya ya mbak.😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mas, pandemi ini memberikan waktu sejenak untuk laut bisa beristirahat memulihkan diri. Sementara dampak negatifnya mayoritas pada sektor perekonomian masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada laut.

      Aamiin, makasih mas hehehe

      Delete
  3. Super duper kompliiittt, JUARA ini maahh
    Memang laut harus kita cintai sepenuh jiwa ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe makasiih mbak, aamiin. sepakaaattt harus sepenuh hati juga hehehe

      Delete
  4. Menurut saya, kesadaran masyarakat
    untuk mengurangi sampah plastik dan bijak saat berwisata jadi kunci untuk menjaga kelestarian ekosistem laut. Selain juga kedisiplinan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan potensi laut secara bijak agar terus berkelanjutan. Karena, meski sudah ada regulasi dan aturan dari pemangku kebijakan, rasanya akan percuma ketika penerapan di lapangannya tidak sesuai harapan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepakaat mbaaak, regulasi dan aturan harus dibarengi dengan kedisplinan serta kesadaran masyarakat untuk ikut serta #jagalaut. Tanpa itu, tidak akan memberikan efek yang signifikan. Semoga makin banyak masyarakat Indnesia yang peduli akan kelestarian laut nusantara ya mbak, aamiin

      Delete
  5. wow keren banget infografisnya, ajarin dong .... atau bikin tulisannya, pasti bakal diserbu pengemar yang kudet sepwrti saya :D

    Eniwei sebel banget baca illegal fishing marak sewaktu pandemic covid 19, mumpung mumpung ya mereka ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. uwaaa makasih ambu, hehehe ini simplee juga bikinnyaa ambu, apalagi sekarang ada canva yg super easy buat bikin desain grafis hehehe

      iyaa nih sebel banget sama yg memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Pengen tak hhhheehh gtu rasanyaa

      Delete
  6. Laut merupakan salah satu sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, sudah sebuah keharusan bagi setiap lapisan masyarakat untuk menjaganya. Semoga kekayaan laut Indonesia bisa dimanfaatkan oleh rakyat dan untuk rakyat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga bisa dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin yaa mbak, dengan tetap melestarikan gerakan #jagalaut :) Aamiin

      Delete
  7. Sedih kalo melihat sampah plastik ada di mana-mana, sampai masuk ke perairan laut dalam juga. Bahkan menjadi makanan makhluk yang hidup di dalam laut. Penyebabnya karena masih banyak warga yang buang sampah sembarangan. Naik mobil bagus lewat jalan tol aja masih ada yang buang sampah keluar mobil, gak masuk akal banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa mbaak miris banget liat orang-orang yang buang sampah sembarangan tp ada rasa bersalah sama sekali. huhu padahal dampaknya besar banget ke lingkungan, termasuk mempengaruhi kehidupan ekosistem laut

      Delete
  8. Benar ya mbak, laut memiliki banyak potensi,
    Karena itu harus tetap dijaga kelestariannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaaa mbak dee, yuk terus dukung gerakan #jagalaut hehehe

      Delete
  9. Aku lagi nonton Our Planet nih Mbak terus baca artikel Mbak ini wah keren, isinya padat dan infografisnya kece. Sebel banget perbaikan pada sektor kelautan kita yang dimulai 5 tahun lalu kini terancam lagi, illegal fishing pun mulai marak lagi. Huhuhu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Uwaah makasih mbak hehehe iyaa nih, mulai banyak illegal fishing di tengah pandemi begini. Semogaaa patroli yang rutin dilakukan oleh pihak pengelola wisata bisa membuat para oknum gentar jadi tidak ada oknum-oknum lainnya. Aamiin ~

      Delete
  10. Pandemi memang nggak bisa dimaknai negatifnya saja ya. Ada dampak positifnya juga terutama buat alam. Berkurangnya polusi, laut jadi lebih bersih karena jarang yang berwisata sambil meninggalkan sampah. Indonesia ini indaah.. Sayang belum semua mau menjaganya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa mbaak, semogaa dengan apa yang kita lalui di masa-masa pandemi membuat banyak orang makin sadar dan peduli untuk ikut melestarikan gerakan #jagalaut. Aamiin

      Delete
  11. Lengkap banget tulisannya, Mbak. Runut juga jadi enak dibaca. Infografisnya cakep. Semoga juara ya, Mbak Lucky.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, makasiih jugaa mbak alfa sudah mampir hehehe

      Delete
  12. Laut Indonesia itu emang melimpah banget yaa kekayaan di dalamnya. Masya Allah, kita mesti banyak banyak bersyukur. Salah satu wujud syukur yaa dengan menjaga kelestariannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. benerr mbaak, jadi kewajiban kita juga untuk terus menjaga kelestariannya. Biar nanti anak cucu kita bisa menikmati keindahan dan kekayaan laut Indonesia :)

      Delete
  13. Bijak berwisata hal yang penting untuk menjaga lingkungan laut. Semoga setelah pandemi ini berakhir orang-orang bisa lebih sadar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, iyaa mbaak. Semogaa banyak yang sadar dan peduli pentingnya menjaga laut :)

      Delete
  14. Tq infonya. Komplit euy
    Sebagai negara maritim memang wajib menjaga laut dan pantai kita 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih jugaa mbak sudah mampir, yuhuuu mbak sudah seharusnya jd kewajiban setiap dari kita untuk menjaga kelestarian ekosistem laut ~

      Delete
  15. Miliki kecintaan pada laut maka akan memiliki rasa peduli untuk menjaga kelestarian laut.
    Sharing yg sangat berbobot. Semoga mencerahkan mereka yang tingkat peduli lautnya masih rendah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, makasiih mbaak. Semogaa makin banyak yg peduli dan ikut melestarikan gerakan #jagalaut ya ~

      Delete
  16. Banyak positif dan negatif di kala pandemi ini, ya Mbak, sehingga kadang saya bersyukur dengan adanya pengurangan aktivitas manusia dalam merusak bumi.
    Yuk jaga laut kita bersama...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa mbaak, yuk sama-sama lestarikan gerakan #jagalaut ~

      Delete
  17. Wah komplit sekali ulasannya lucky, keren pula dari segi infografisnya
    Laut seperti halnya bagian lain dari bumi kita, yang jikalau kita lalai menjaganya, niscaya kerusakan akan semakin semakin cepat saja menggerogoti

    Beberapa waktu lampau pernah aku dolan ke pantai dan betapa sedihnya karena pasirnya udah layaknya tpa alias tempat pembuangan sampah, heran kenapa ya pada ga aware banget hal sesepele buang sampah pada tempatnya. Itu belom sebenara ama yang lebih parah lagi seperti pengrusakan terumbu karang dan kurangnya pembangungan pengantisipasi abrasi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. huhu miriiss ya mbak nita kalau liat banyak sampah-sampah plastik di pantai gtu, kok tegaa yang buang sembarangan huhuhu semoga makin banyak yang sadar dan peduli pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut lewat gerakan #jagalaut yaa mbaak ~

      Delete
  18. ini buat lomba ya? keren sekali. lengkap. masyaallah. harus belajar dari kak lucky nih. hehe.

    ketika perairan laut di Bali sangat kotor. menjadi sorotan banyak turis asing. Bali pun gerak cepat, tanggap. Jika Bali pencitraannya buruk berimbas juga ke Indonesia. Bali lebih dulu mengeluarkan aturan larangan plastik sekali pakai & juga sering diadakan coastal clean up.

    salam kenal ya. salam lestari ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe makasiih mbak mirna, salam kenaal jugaa mbak, td uda sowan juga ke blognya mbaak ~

      Iyaa mbaak, bener bangeet. Sudah ada aturan aja masih belum maksimal dalam aplikasinya di lapangan. Semoga makin banyak yg sadar ya mbak kalau penggunaan plastik sekali pakai apalagi kalau dibuang sembarangan bisa memberikan dampak buruk ke ekosistem laut.

      Delete
  19. Bener juga berati kalimat "selalu ada hikmah dibalik kejadian buruk" ya mbak? Contohnya ya covid ini. Walaupun jujur, saya pengennya si virus segera hilang, tapi ternyata "mereka" bisa memberikan dampak positif juga. Terutama bagi alam. Seneng sih, pas baca paragraf-paragraf yang njelasin tentang dampak positif covid buat laut. Tapi ya tetep, PLIS, SEGERA HILANGLAH WAHAI KAU VIRUS CORONA.

    *Maaf ngegas*

    Sukses buat lombanya mbak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkw iyaa mas, semogaa bisa lekas berakhir ya pandemi covid19 ini. Meskipun setelah berakhir ya gak bsa normal lagi, welcome new normal gtu hehehe Aamiin aamiin makasiih mas, lamaa kali yaa ndak jumpa rasanya. Blognya makin kece, blogger andalan emang hehhee

      Delete
  20. Keren ulasannya lengkap dan detil.

    Saya sangat suka suasana laut karena tinggal di pesisir. Tapi sekarang malah takut ke laut :)

    ReplyDelete

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES