Wednesday, March 28, 2018

#ExploreDanang Day 1 - Pink Cathedral dan Pertunjukan Naga Api

Xin chào, Danang! By the way, ini postingan yang super telat. Hampir dua bulan berlalu. Better to late than never, isn't it? Iyain saja ya, biar seneng. Lol. Well, pertengahan Januari lalu saya diberikan kesempatan Allah untuk explore keindahan bumi bagian lain. Kali ini saya bersama tim, (yang belum tahu siapa saja tim saya, check it out yak di sini), diundang untuk ke Danang, Vietnam untuk menghadiri acara salah satu senior alumni di lab kami.

Danang diselimuti suhu yang begitu saya rindukan. Hangat dan begitu nyaman. Wajar saja karena beberapa bulan terkahir kulit saya selalu diselimuti dengan suhu rata-rata dibawah 10 derajat celcius. Maklumlah terlahir sebagai generasi suhu tropis, sangat bersyukur sekali bisa kembali merasakan suhu hangat seperti sekarang ini. Jauh lebih hangat kalau dibandingkan dengan musim dingin sekarang di Busan.
Excited to explore Danang with my fabulous team 
Perjalanan dimulai dari tanggal departure 19 Januari. Berangkat dari lab bersama tim pukul 18.00 KST karena penerbangan dari Gimhae Intl. Airport sekitar pukul 21.30 KST. Jarak dari PNU ke Gimhae sekitar satu setengah jam menggunakan subway. Cukup melelahkan karena harus transfer sebanyak 2 kali dan saat itu crowded banget. Maklum soalnya weekend.  

Perjalanan kali ini sejenak kabur dari rutinitas lab yang seperti tidak ada habisnya. Itinerary sudah komplit disusun oleh senior (wkwkw, ini Lucy gabut tinggal ngikut aja). Short escape 5 days-4 nights mulai dari tanggal 19 sampai dengan 22 Januari wajib dan benar-benar harus dimanfaatkan dengan baik. Terima kasih ya Allah atas kesempatan yang diberikan. 

Day 1 di Danang (20 Januari 2018) diawali dengan spa. To be honest kangen banget pijat tradisional, alhasil pijat sampai ke Vietnam karena di Busan mahal maksimal. Sawasdee spa menjadi pilihan kami, Vietnam dengan pijatan Thailand, asik kan ya antar negara begini #alay. Beruntungnya saya pijat selama 60 menit dengan bibi yang super ramah dan jago bahasa Inggris. Bisa ngobrol ngalor ngidul, jadi kangen sama rumah. Bibi ini juga yang paling ahli dan enak pijatannya dibanding yang lain. How lucky I am!

Tempat spanya luas dan nyaman banget.
Ruang tunggu Sawasdee spa. 
Wajah-wajah setelah spa. Uyaaaaay! Ready to explore Danang ^^
Berikut ini price list untuk Sawasdee spa, recommended banget!
Price list Sawasdee spa. 

Selesai pijat enak di Sawasdee spa, perjalanan berlanjut dengan jalan kaki untuk makan siang. Beruntungnya kami melewati Pink Cathedral dan foto-foto sejenak. Ornamen Pink Cathedral ini begitu unik dan istimewa. Para pink lovers pasti gak bosan-bosannya buat foto-foto disini. 





Next, makan siang kali ini pilihan jatuh ke Rumah Makan Dong Duong 112. Menu makan siang dominasi oleh seafood karena memang yang memungkinkan dimakan adalah Seafood, bismillah. Harganya cukup terjangkau di kantong, mirip-mirip dengan makanan di Indonesia namun lebih murah karena mata uang Vietnam (VND) ini bernilai setengah dari mata uang rupiah (IDR) dan 20 kali lebih kecil dari mata uang Korea (KRW). Makan enak, alhamdulillaah. 

Recommended banget, enak-enak masakannya. Jadi rindu kampung :"
Setelah puas makan, dilanjutkan nongkrong asik di salah satu kafe yang terkenal dengan coconut coffee yang yummy. Kalau saya sendiri menu andalan tetap yang ada coklatnya. Coconut coklatnya juga istimewa kok, worth to try. Harganya beragam mulai dari 45000 VND kalau dalam rupiah sekitar 30000 IDR.
Pintu masuk Cong Caphe.
Supper yummy. Jadi rindu pengen main ke Danang. Lol.
Marble Mountain yang juga bisa disebut The Water Mountain menjadi destinasi kami berikutnya. Gerimis hujan setia menemani pendakian kami saat itu. Jangan dibayangkan seperti mendaki Gunung Semeru yak arena ntuk mengexplore Marble Mountain ini disediakan lift wkwkwk Gunung modern, tapi liftnya hanya sampai lantai 3. Tiket masuk dengan fasilitas lift sekitar 55000 VND (40000 VND untuk tiket masuk dan 15000 VND untuk fasilitas liftnya).  

Tiket masuk Marble Mountain
Happiness detected! 

Anyway setelah dari lantai 3 menuju puncak harus mendaki tangga berbatu yang sedikit licin. Jadi harus benar-benar hati-hati. Lumayan untuk bakar lemak dan memperkuat otot kaki #staypositif Aslinya juga ngos-ngosan.

View dari Tempat Teropong di Puncak
Perjalanan selanjutnya adalah “Dragon Bridge a.k.a Cau Rong Da Nang” yang menjadi penutup jalan-jalan hari ini.  Dragon Bridge di Danang ini menjadi jembatan naga terbesar di dunia yang rampung di bangun tahun 2009 lalu. Setiap sabtu malam alias malam minggu, jembatan naga ini dihiasi dengan pertunjukan naga yang menyemburkan api dan ledakan air ke udara. Seru bangettt, siap-siap basah kalau berada dekat dengan kepala api karena selain api, naga juga menyemburkan air yang deras.

Dragon Bridge Terbesar di dunia. 
Pertunjukan Naga Api spesial di malam minggu. It was a happy saturday night!
What a day, masih cerita hari pertama nih. Stay tune yaakk. . 

Tuesday, March 6, 2018

Aku Takut, Jikalau Imanku Tak Cukup Tangguh

Waktu menunjukkan pukul 4:12 a.m KST. Yak, sudah pagi. Namun kantuk, seperti hari-hari sebelumnya, tak kunjung juga datang. Insomniaku makin parah. Padahal hari ini harus ngelab dari pagi dan ada kelas sampe malam. Semoga Allah senantiasa menguatkan. Termasuk menguatkan imanku. Makin hari, aku makin khawatir kalau terlalu larut dalam kesibukan dunia #maafyaAllah

Menuntut ilmu dan bertahan hidup di negeri gingseng ini keras. Keras bagiku, pun bagi teman-teman seperjuangan dari Indonesia lainnya. Bukan hanya karena susahnya mendapatkan makanan halal yang sudah bisa diatasi dengan masak sendiri. Pun bukan juga karena kurangnya waktu pengajian atau terbatasnya tempat ibadah. Semuanya sudah ada solusinya, namun satu yang paling susah adalah mengendalikan diri sendiri. Utamanya mengendalikan hawa nafsu. 

Aku takut ya Allah. Takut imanku tak cukup tangguh melawan semua godaan yang ada. Takut aku terbawa arus, takut melupakan kodratku sebagai muslim yang harus berpegang teguh pada syariat-syariat Islam dan menjauhi apapun yang dilarang dalam Islam. 

Aku takut ya Allah. Takut terlalu mengejar dunia hingga lupa bahwa sejatinya dunia ini hanya persinggahan untuk persiapan menuju masa yang kekal di akhirat nanti. Aku takut jika bekalku di dunia selama ini tak cukup untuk membuatku pantas menginjakkan kaki di surgaMu. 

Aku takut ya Allah, takut kalau tujuanku menuntut ilmu disini untuk berjihad di jalanMu, justru membawaku dekat pada keburukan.

Aku takut ya Allah. Takut jikalau teman-temanku sekarang justru menjadi penyebab diri ini semakin tak pantas untuk memasuki surgaMu. Aku takut, takut salah langkah ya Allah.  

Aku sadar jikalau imanku tak cukup tangguh. Sadar sesadar-sadarnya aku masih terlalu rapuh melihat dunia dengan segala iming-imingnya yang begitu menarik hati. Semoga Kau tak bosan-bosannya untuk menegurku ketika aku mulai berbelok sehingga aku bisa cepat kembali ke JalanMu. 

Terima kasih ya Allah, atas rasa gelisah yang kian hadir ketika aku mulai terlena dengan gemerlap dunia yang begitu menyenangkan. Terima kasih atas rasa sedih yang selalu ada ketika diri ini mulai dikuasai bujuk rayu untuk menomorsatukan dunia. Terima kasih atas rasa berdosa yang kian hadir ketika iman ini mulai melemah. Maafkan hambamu ini yang terus berbuat dosa dan berlimpah khilaf. Maaf ya Allah T.T 


Sesulit apapun itu, semoga perjuangan ini bisa menjadi pemberat timbangan kebaikan di Hari Penghitungan Amal. Semoga Allah senantiasa membuatku tangguh dalam mewujudkan setiap niat baikku. Selalu menuntunku menuju jalan surgaNya. Aamiin. Allahu Akbar!

Busan, 2018.06.03
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES