Tuesday, January 21, 2020

5 Hal Penting yang Perlu Disiapkan Sebelum terjadi Pemadaman Listrik

Listrik merupakan sebuah kepentingan pada masyarakat saat ini. Banyak peralatan dalam kehidupan sehari-hari yang bergantung pada adanya listrik. Untuk itu ketika terjadi pemadaman listrik terutama pemadaman yang terjadi cukup lama hingga berjam-jam akan sangat menggangu aktifitas masyarakat. Pasti semuanya masih ingat dengan fenomena wilayah Jabodetabek blackout selama lebih dari 10 jam pada bulan Agustus tahun lalu. Wilayah yang biasanya selalu terang-benderang dengan gemerlap lampu tiba-tiba gelap seketika. Banyak yang tidak memperkirakan akan terjadi pemadaman listrik selama itu. Alhasil semua aktivitas terhenti, banyak yang bingung harus bagaimana karena kurangnya persiapan.

Jakarta gelap! (4 Agustus 2019, sumber: nst.com.my/Foto: Fransiska Nangoy)
Tentu banyak kerugian yang ditimbulkan ketika terjadi pemadaman listrik. Untuk itu perlu sekali selalu antisipasi keadaan bila terjadi pemadaman listrik. Yuk, simak beberapa hal yang dapat disiapkan sebelum terjadi pemadaman listrik seperti berikut ini:

1. Sediakan sumber penerangan alternatif
Untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, khususnya jika terjadi dalam jangka waktu lama, sebaiknya persiapkan sumber penerangan alternatif selain lampu listrik.Penerangan alternatif itu di antaranya adalah lampu senter, lampu teplok, maupun lilin.

Selain itu, persiapkan pula cadangan batu baterai untuk menghidupi sumber-sumber penerangan tersebut. Oh iya, jika menggunakan lampu teplok atau lilin ketika pemadaman listrik, jangan sampai lengah yak arena bisa menimbulkan potensi kebakaran jadi harus siap siaga yes ~

2. Siapkan Genset (Generator Set)
Alternatif lainnya yaitu mempersiapkan generator set atau biasa disebut dengan Genset, jika ketergantungan yang tinggi terhadap aliran listrik saat pemadaman terjadi. Genset bisa menjadi sumber energi jika sewaktu-waktu listrik padam. Saat menggunakan generator, maka alangkah baiknya menyalakannya jauh dari rumah. Tidak disarankan atau bahkan baiknya dihindari menyalakan Genset di dalam rumah. Penghuni berisiko keracunan karbonmonoksida (CO) selama pemadaman listrik ketika generator digunakan dengan cara tidak aman dan dalam keadaan ruangan tertutup.

Nah, untuk yang tidak memiki genset tidak perlu khawatir karena saat ini banyak yang telah menyediakan rental genset. Jadi bisa mempercayakan kegiatan sewa genset di https://sewatama.com/id/ karena telah berpengalaman dan terpercaya dalam jasa rental genset. Pasti aman dan puas ~

3. Tutup pintu lemari es  dan sediakan box es jika dibutuhkan
Lemari es yang tertutup akan menjaga makanan tetap dingin selama sekitar empat jam. Saat freezer tertutup pun dapat menjaga suhu sekitar 48 jam. Nah, jika sedang menyimpan ASI dalam freezer maka bisa pindahkan ke box es yang diisi dengan es batu agar dinginnya bisa tetap terjaga.

4. Cabut peralatan listrik saat listrik padam
.
Mencabut colokan dari sumber listrik bisa menjaga peralatan elektronikseperti komputer dan perangkat lainnya tidak cepat rusak jika ada lonjakan daya sesaat.

5. Selalu sedia uang tunai
Saat pemadaman listrik mati seperti kemarin, hambatan yang dihadapi salah satunya adalah kesulitan mencari mesin ATM. Sebaiknya selalu menyiapkan uang tunai agar tidak kebingungan jika mesin ATM bermasalah saat listrik padam.

Lima hal sederhana yang begitu penting untuk disiapkan sebelum terjadi pemadaman listrik. Bookmark yess, biar kondisi tetap aman terkendali meskipun listrik mati. Sekian, selamat melanjutkan aktivitas ~

Saturday, January 18, 2020

#Kontemplasi2019: Allah Maha Baik ❤️

Januari berjalan cepat sekali. Padahal rasanya baru saja menikmati matahari terbit pertama di awal pergantian tahun 2020, sejenak berkontemplasi tentang apa yang sudah dilalui di tahun 2019. Pun merenungi beberapa pelajaran hidup yang didapat dalam setahun terakhir.

Matahari terbit pertama tahun 2020.
Gwangalli, Busan ❤️ 
Sejak awal tahun 2019, saya tidak menuliskan secara terperinci tentang mimpi dan resolusi yang ingin saya wujudkan seperti tahun-tahun sebelumnya. Antara ingin membuat diri lebih flexible dengan apa yang ada di depan mata, ataupun kebiasaan menuliskan resolusi yang justru membuat saya terlalu keras dengan kemauan diri.

Allah Maha Baik, sudah membuat 2019 saya yang meskipun tanpa resolusi tertulis bisa berjalan seindah dan sebaik ini. Banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapatkan. Tentang lebih mencintai diri sendiri, mengontrol ego dan ekspektasi, mengikhlaskan dan melepaskan apa yang memang tidak ditakdirkan untuk diri.

Baca juga:
Self-love dan berdamai dengan diri sendiri

Pun saya belajar banyak tentang kerja keras dan tidak pernah menyerah dengan keadaan. Meski masih harus lebih pandai mengontrol diri yang suka ngeluh, suka ngomel-ngomel sendiri dan kadang suka kecil hati. PR besar yang masih terus jadi resolusi setiap tahunnya. Jadi bijak dan dewasa itu ternyata tidak mudah 🍃

2019 was so colorful 🌈
Flashback tentang banyak hal yang terjadi di 2019 begitu nano-nano buat saya. Better late than never, biar jadi pengingat kalau lagi down atau bongkar-bongkar brangkas blog. Kamu lebih kuat dari apa yang kamu pikirkan, rasanya memang benar. 

Everything is possible with Allah ❤️
Masih ingat memori awal tahun 2019 sudah dihadapkan dengan permasalahan di lab, sabotase sampel dan senior yang super menjengkelkan. Belum lagi tuntutan prof dengan ekspektasi yang selalu tinggi sampai seringkali saya bertanya ke diri sendiri, saya bisa nggak ya? Pertanyaan yang terus terngiang seiring banyak kegagalan yang dihadapi saat penelitian. Mulai dari hasil yang ternyata diluar hipotesis dan ekspektasi, kegagalan berkali-kali sampai ingin menyerah dan pulang saja ke Indonesia. 

Sampai pada satu titik minta izin ke ayah buat pulang saja ke rumah karena penelitiannya tidak mungkin bisa selesai tambah kondisi lab yang sungguh tidak nyaman untuk belajar. Lalu jawaban ayah,

"iya pulang aja, gak papa. Kamu terlalu keras sama diri kamu sendiri. Coba ekspektasinya diturunin, penelitian gak berhasil 100% sebenernya gak papa. Kamu aja yang pengen semuanya sempurna, kan uda banyak juga hasil yang diambil. Tinggal dikit lagi selesai, tapi kalau kamu nyerah dan pengen pulang keputusan juga ada di tangan kamu. Pulang aja ayah gak ngelarang". 

Yap, diizinkan buat pulang. Di seberang sana pasti ayah sudah punya perhitungan kenapa justru mengiyakan keinginan ayas untuk pulang. Bukan malah terus memotivasi untuk lanjut. Membuat saya termenung, iya juga ya. Ambis ini keterlaluan, ambis yang tidak saya sadari. Selalu mengelak dan tidak suka kalau dilabeli dengan sebutan ambis. Ini totalitas, jawab saya selalu begitu. Padahal ambis yang totalitas dipikiran banyak orang. 

Akhirnya setelah banyak pertimbangan saya memutuskan lanjut dan bersyukur bisa selesai juga studi di lab yang penuh drama. Emang ya drakor ini melekat di kehidupan nyata di korea. Penuh drama 😅

Baca juga:
Akhirnya wis-udah: seberapa susah kuliah master di Korea Selatan?

Makna yang perlu digaris bawahi disini, tidak ada yang tidak mungkin. Mungkin satu-satunya yang menjadi penghambat kemungkinan yang terjadi adalah ekspektasi dan ego diri yang terlalu tinggi. Berprasangka buruk sama diri sendiri padahal ada Allah yang selalu membantu kapanpun. Belum lagi kebiasaan menyalahkan keadaan, membuat banyak kemungkinan dan andai-andai yang tampak lebih baik padahal belum tentu begitu. Pada akhirnya apa yang terjadi sekarang memang sudah digariskan seperti ini oleh Allah ❤️

Everything is possible with Allah ❤️
Lebih mencintai diri sendiri 🌻
Ngomongnya gampang, jalaninya susah euy! Tidak sesantuy ngomong santuy untuk selalu mencintai diri sendiri sebelum bucin ke yang lain 😅😂 Tahun 2019 kemarin saya banyak introspeksi diri, biar lebih paham sama apa sih yang diinginkan. Mulai dari memisahkan dari toxic people yang kehadirannya jarang disadari tapi lama-lama memberikan efek yang buruk ke diri sendiri.


Lebih menyadari kalau diri ini berharga, jadi dont let others dictate your worth. Termasuk melepaskan apa-apa yang memang tidak mau tinggal, buat apa? Toh dia yang rugi, kan!

Memasuki seperempat abad yang kental dengan isu-isu quarter life crisis membuat saya lebih concern tentang kesehatan mental. Jadi lebih paham juga mana yang harus dipertahankan, mana yang tak perlu lagi digenggam. Pun makin tenang menghadapi banyak pertanyaan kapan yang tak ada habisnya 😅

Baca juga:
Tentang tua dan mendewasa

Selalu ingat pesan dari Umar bin Khattab, "Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku". 

Jadi, apa yang perlu dikhawatirkan? Rencana Allah adalah sebaik-baik rencana ❤️

Berdamai dengan kegagalan dan kehilangan 🙅
Masih menyambung point tentang lebih mencintai diri sendiri, tahun 2019 lalu saya juga banyak belajar tentang beragam kegagalan yang terjadi selama setahun terakhir. Membuat saya lebih paham tentang kegigihan dan tidak mudah menyerah ketika gagal. Disisi lain saya juga belajar untuk bertawakal setelah sepenuhnya berikhtiar.

Kita bisa merencanakan apapun, namun pada akhirnya Allah selalu menjadi pembuat keputusan akhir yang mutlak. Kalau sudah rejeki pasti tidak akan kemana, kalau sudah jodoh pun pasti kembali. Sesederhana itu ❤️

Karena yang hilang sejatinya tidak benar-benar hilang. Hanya berpindah ke tempat yang lain, kan?
Begitupun halnya dengan kehilangan. Kita tidak pernah tau apa-apa yang ditakdirkan untuk selalu bersama kita. Termasuk nikmat sehat, nikmat bahagia yang kadang kehadirannya sering terlupakan namun begitu diharapkan dan bahkan sedih sekali ketika nikmat itu hilang. Padahal kalau dihitung banyak sekali nikmat yang masih ada disisi. Memang begitu, manusia seringkali meratapi apa yang telah hilang daripada mensyukuri hal-hal yang sudah dipunya dan senantiasa ada.

“Jangan bersedih, sesungguhnya cukuplah Allah bagimu.” (QS. At Taubah: 40)

Keberuntungan dan bonus pencapaian diri 📖
Lucky, nama yang juga sebagai doa ayah ibuk agar saya selalu dikelilingi dengan keberuntungan dan kebaikan. Kebaikan yang beragam sekali wujudnya. Bersyukur sekali tahun lalu mendapat keberuntungan untuk mencicipi label juara dalam beberapa lomba blog. Pun bisa mengikuti konferensi ilmiah di negeri sakura, negeri yang sejak lama ada dalam list negara yang ingin saya kunjungi.

Bonus plus plus, alhamdulillah 🥰
Bonusnya lagi bisa dapat best oral presentation sembari liburan tipis-tipis dari kehidupan lab. Sungguh nikmat Allah mana lagi yang saya dustakan? Alhamdulillah semuanya sungguh nikmat, termasuk proses dan perjuangannya 🥰

Banyak yang bilang keberuntungan datang bersamaan dengan kesiapan, yap siap untuk mendapat keberuntungan. Memang begitu? Yang pastinya saya percaya apapun yang didapatkan saat ini adalah tanda sayang Allah pada kita, Masya Allah. Allah Maha Baik ❤️

Self-reward dan mencoba banyak hal baru
Sebagai upaya realisasi lebih cinta ke diri sendiri, sekarang saya juga lebih sering memberikan self-reward dengan hal-hal sederhana yang saya suka. Mulai dari mood booster jajan ke kedai es krim, cooking time saat sudah penat dengan kerjaan, beli pernak-pernik lucu untuk hadiah diri sendiri 😅plus tahun ini juga pengen lebih banyak ngeblog lagi. Lebih konsisten menulis dan mengabadikan momen dalam tulisan. Meskipun semi-semi curcol 😅

Jalan-jalan juga sebagai bentuk self-reward 😁
Baca juga: 

Self-reward ini saya rasa penting sebagai upaya apresiasi pada diri sendiri. Seringkali tanpa disadari kurangnya apresiasi bisa memicu turunnya motivasi. Apalagi lingkungan sekitar dikelilingi dengan orang-orang yang minim apresiasi dengan tingkat kompetisi tinggi, wah bisa-bisa muncul depresi 😅 Self-reward ini bisa jadi cooling down diri sendiri. Apresiasi paling sederhana biar diri ini terus bertahan dan berjuang. Kalau diungkapkan semacam "Well done, kamu hebat!"

Selain lebih sering memberikan self-reward, saya juga banyak mencoba hal baru serta pergi ke tempat-tempat baru yang belum pernah saya kunjungi. Tahun lalu pertama kalinya saya ikut kegiatan volunteering di Busan untuk bersih-bersih sekitaran pantai Gwanggali. Bersyukur juga punya kesempatan buat explore tempat-tempat di Korea. Mulai dari yang hits, sampai yang saya gak pernah membayangkan bisa kesana. Kemanakah itu?

Baca juga:
우리봉사단, 화평!  ❤

Naik gunung, eh bukan gunung kali ya. Mungkin lebih pas dibilang bukit karena sebenernya juga tidak terlalu tinggi. Namun karena dasarnya ayas bukan anak rajin yang suka mendaki yaah bukit juga berasa gunung 😅Tahun lalu alhamdulillah bisa realisasi year end trip ke tongyeong sebagai penutup tahun yang begitu berkesan. Semoga sesegeranya bisa membagi cerita di kontemplasi asa ya, malas ini sungguh terlalu 🐥Banyak sekali draft postingan  yang belum terselesaikan 😅

#momenttoremember 🙅
Oiya ada cuplikan perjalanan ke tongyeong yang sudah di upload ke youtube sama mbak elok, check this out ya 😁

Last but not least, senang sekali tahun 2019 kemarin juga berkesempatan mengajak jalan-jalan lab mates saya di Korea untuk menikmati Jogja. Alhamdulillah mereka senang sekali dan plan buat main lagi ke Indonesia, pengennya pas ayas nikahan tapi belum tahu kapan 😅 mohon doanya saja yess 🌻

Jogja selalu istimewa (Sept, 2019)
Sebagai penutup kontemplasi, syukur berlebih harus selalu disampaikan untuk 2019 yang begitu ajaib. Istimewa dengan semua pelajaran hidup yang diberikan. Semoga tahun 2020 bisa terus memperbaiki diri jadi lebih-lebih baik lagi. Aamiin ❤️

Terima kasih 2019 yang begitu ajaib ❤️
Sekian curhatan panjang kali ini. Selamat menikmati minggu 🌻

Saturday, January 4, 2020

Rawat kulit wajah sehat berseri dengan Garnier Micellar Water

Merawat kulit wajah menjadi sebuah keharusan yang dilakukan setiap orang, khususnya saya dan para wanita lainnya. Tidak terkecuali para pria yang juga concern dengan kesehatan kulit wajahnya. Salah satu yang bisa dilakukan untuk merawat kesehatan kulit wajah adalah dengan memperhatikan kebersihannya. Terutama yang menggunakan make-up sebagai kebutuhan pokok setiap harinya. Jelas sekali harus membersihkannya setiap sebelum tidur. Kulit yang sehat menjadi pendukung terbesar kecantikan yang terpancar.

Pentingnya merawat kulit wajah agar selalu sehat berseri (photo credits: garnier.co.id)
Oh iya, memangnya kenapa sih harus rajin membersihkan wajah?
Eits, tidak perlu ditanya kan yaahh. Malas membersihkan wajah sebelum tidur bisa membuat kulit kering karena makeup dapat membuat kulit wajah dehidrasi. Hal ini menyebabkan kulit wajah kekurangan kelembaban akibatnya kulit menjadi semakin kering. Dampak lainnya dari malas membersihkan wajah adalah membuat kulit wajah mengeriput dan tampak semakin menua. Kok bisa, sih?

Yap, makeup dan kotoran pada wajah yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan kerusakan dengan merusak lapisan pelindung pada kulit. Selain itu kulit wajah juga bisa timbul kemerah-merahan akibat malas mencuci wajah. Hal ini dikarenakan makeup yang dipakai mengandung bahan-bahan yang bisa menyebabkan iritasi jika dibiarkan tertinggal dalam waktu yang lama. Wah, menakutkan kan ya bahayanya. Makanya harus rajin membersihkan wajah agar kulit wajah tetap sehat dan berseri.

This is my fav! (photo credits: luckycaesar.com)
Pakai apa sih pembersih yang bagus dan aman untuk kulit wajah?
Nah, kalau saya pribadi pakai garnier micellar water yang pink untuk kulit sensitif. Uda pakai sejak tahun 2016 dan berlanjut sampai sekarang. Wah uda lebih dari 3 tahun berarti, setia sekali. Yap, setia karena garnier micellar water sudah sangat membantu sekali dalam merawat kulit wajah saya tetap sehat dan berseri. Apalagi harganya juga ramah di kantong. Makin cocok aja ~

Garnier micellar water ini tidak beraroma dan juga tidak lengket saat dipakai. Praktis sekali, tidak pakai ribet. Bisa jadi solusi jitu untuk yang malas melakukan ritual membersihkan wajah sebelum tidur nih. Bagi yang uda jadi pengguna setia macam saya pasti sepakat. Ye, kan?
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES