Monday, September 21, 2020

Komik Perempuanmu: Menjadi Perempuan juga Soal Menjadi Manusia

Menatap wajah ibuk dalam-dalam. Rambutnya mulai memutih sebagian. Pun kerutan di wajah beliau semakin banyak. Tak terasa, waktu selalu berlalu begitu cepat. Usia ibuk pun terus bertambah, fisiknya juga tak sekuat dulu. 

Pelan kupeluk ibuk, lama sekali rasanya tidak tidur bersama ibuk. Sekian lama hidup di tanah rantau, saat-saat seperti ini adalah yang paling dirindukan.

Bahagianya bisa membuat Ibuk bahagia | www.luckycaesar.com

Ibuk: Wanita Istimewa Sepanjang Masa

Throwback saat masa kecil dulu, bagaimana Ibuk mendidik saya sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Pengorbanannya yang begitu luar biasa dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk saya, mbak, dan adek.  Dari beliau pun saya belajar untuk jadi perempuan tangguh multitalenta dan selalu bisa berbagi manfaat dengan yang lain.

Ibukpun selalu mensupport saya untuk bisa terus mengenyam pendidikan tinggi. Berkat doa dan restu Ibuklah yang mempermudah setiap perjalanan dan perjuangan yang saya tempuh.

Baca juga: Menjadi perempuan berdaya dan memberikan peran maksimal dalam berkarya

Memang ya, menjadi Ibu adalah proses belajar sepanjang masa, tidak pernah usai. Belajar segala hal, tidak hanya nutrisi terbaik tapi juga perawatan, keselamatan, kecantikan, kenyamanan dan hal terbaik lainnya untuk buah hati tercinta. Sampai saya sebesar sekarang pun, Ibuk selalu membuatkan makanan favorit setiap saya pulang ke rumah. Huhu, kasih Ibuk sepanjang masa.

Drama Mums: Andai saja menjadi Ibu dianggap istimewa?

Bercerita mengenai cinta kasih dan perjuangan Ibuk, saya jadi teringat dengan Komik Perempuanmu bercerita curhatan yang ditulis oleh Mbak Tyas Widjati, seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang putri, yang menurut saya sungguh luar biasa.

Statement di awal cerita yang diam-diam saya “iya”kan dalam hati “Kepentingan seorang ibu itu terlihat sepele jika dibandingkan dengan kepentingan kepala keluarga sebagai pencari nafkah”. Stereotype yang berkembang di masyarakat bahwa perempuan memang urusannya hanya sumur, kasur, dan dapur.

Awalnya Mbak Tyas sebagai ibu rumah tangga merasa kehilangan jati diri. Merasa minder dengan mama-mama muda sosialita yang sering upload gambar dan video di Instagram memperlihatkan “betapa enaknya” kehidupan mereka. Padahal semua yang diunggah di media sosial belum tentu sesuai dengan aslinya. Mulai membandingkan #metime sekarang yang tidak seindah dulu saat masih belum menyandang peran ibu.

Perlahan namun pasti, Mbak Tyas akhirya bisa kembali menekuni bidang yang ia suka, yaitu kepenulisan. Ia pun dapat memenangkan berbagi perlombaan menulis serta mendapat pengakuan baik dari dalam ataupun luar negeri, di luar perannya menjadi seorang Ibu.

Bagi saya itu hebat, istimewa yang luar biasa. Hal itu juga menjadi bukti nyata bahwa menjadi seorang Ibu justru semakin lengkap, bukan kehilangan diri sendiri. Anak membuat Ibu terus belajar menjadi lebih baik dan baik lagi.

Banyak dari kita yang sering lupa atau sengaja lupa bahwa menjadi Ibu rumah tangga adalah profesi yang apabila dipasang tarif harga maka gajinya akan sangat besar sekali.

Coba saja hitung biaya mengurus anak, mencuci pakaian, bersih-bersih rumah, memasak, mencuci perkakas dapur, belum lagi antar jemput anak sekolah dan juga menemani anak-anak mengerjakan PR.

Sama halnya dengan pilihan menjadi Ibu yang tetap bekerja di kantor. Keduanya sama-sama berjuang memberikan yang terbaik untuk anak.

Not My Fault: Mencoba bersuara sedikit lebih lantang, sedikit lebih kencang

Cerita Komik Perempuanmu lainnya dari Ary Nilandari berjudul Not My Fault. Membuat saya menghela nafas panjang, mengingat banyak cerita perjuangan perempuan yang menjadi korban kekuasaan laki-laki. Belum lagi stigma yang berkembang di masyarakat bahwa perempuanlah yang harus lebih menjaga diri, memakai pakaian tertutup rapat, jaga jarak dengan cowok tidak dikenal, tidak keluar malam-malam, dan stigma lainnya yang menyudutkan perempuan sebagai pihak yang salah meskipun statusnya sebagai korban.  

Banyak berita pemerkosaan yang membuat saya marah, sedih, dan juga takut. Marah karena tak sedikit berita yang menyudutkan perempuan dengan dalih tidak menjaga aurat ataupun salah karena keluar malam. Sedih karena sebagai sesama perempuan tentu pemerkosaan ini tindakan yang sangat jahat sekaligus dibenci tidak hanya manusia tapi juga Allah. Pun saya takut, kadang juga was-was karena sekarang banyak manusia perbuatannya melebihi binatang, padahal sudah diberikan akal pikiran.

Sepakat sekali dengan statement mbak Nina, “cowok bejat ya bejat saja tidak perlu menyalahkan cewek”. Sudah sepatutnya sesama perempuan kita harus saling dukung, saling memberikan support. Harus bisa bersuara lebih lantang dan lebih kencang tentang hak-hak perempuan yang dilecehkan. Kita perempuan hebat, pasti bisa!

Saya tidak cantik dan saya tidak peduli: Menjadi perempuan juga soal menjadi manusia

Membaca judulnya saja membuat saya terdiam sejenak. Cerita yang membuat saya kembali lebih memanusiakan diri sendiri, terima kasih sharingnya mbak Deanna El Sullivan. Cerita mbak Dea, serasa #selftalk untuk bisa memberikan kesempatan pada diri sendiri. Tentang menyelesaikan masalah, menemukan hobi, terjatuh lalu bangkit lagi, mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, dan juga tentang menyembuhkan luka.

Menjadi perempuan dan menjadi manusia. Pun bisa lebih mencintai diri sendiri agar setiap harinya tidak overthinking karena berusaha keras memenuhi ekspektasi orang lain yang jelas tak akan pernah ada habisnya.

Baca juga: Self-love dan berdamai dengan diri sendiri

In your hands: Semangat berkarya lebih banyak lagi!

Saya ingin menyampaikan salam hormat saya pada seluruh ibuk, mama, umi, ammah, bunda terhebat di seluruh dunia. Cerita yang ditulis oleh kak Liana Bahri sebagai bukti bahwa kasih Ibu sepanjang masa dan begitu tulus untuk melihat buah hati mereka bahagia. Salut dengan pengorbanan Kak Liana dan Mama yang tidak pernah lelah menyemangati serta selalu mendampingi. 

Tangan ajaib, hati yang tulus, kasih sayang Mama yang sedalam samudera bisa menjadi senjata super power untuk bisa berkaya lebih banyak lagi. Tentunya dengan juga lebih mencintai diri sendiri. Terus semangat berkarya, setiap dari kita terlahir istimewa ~

Intermezo: Trouble Talk Perempuan

Ada episode terbaru di Komik Perempuanmu berjudul “Intermezo: Trouble Talk Perempuan” ditulis oleh mbak Zulfairy yang terinspirasi dari kisah viral Bu Tejo dan Yu Ning dari film berjudul “Tilik”. Menarik sekali, saya juga jadi introspeksi. Tanpa disadari banyak Bu Tejo dan Yu Ning disekitar kita, atau bahkan kita yang jadi pemerannya.

Ngegosip demi friendship, atau ngegosip agar tidak ketinggalan berita. Ngegosip yang sudah jadi kebiasaan hampir di semua kalangan. Padahal gosip yang beredar tanpa terbukti kebenarannya bisa jadi rumor yang menyakitkan hati. Yuk lah, mulai biasakan mengurangi gosip. Alihkan dengan yang lebih berfaedah, agar tutur kata yang kita sampaikan tidak menyakiti orang lain.

Begitu Istimewa Komik Perempuanmu

Banyak cerita menarik lainnya di Komik Perempuanmu dari perempuan-perempuan hebat Indonesia yang bisa dibaca di Line webtoon, kwikku, dan website Perempuanmu. Bisa cek IG Komik.Perempuanmu untuk mendapatkan #infoperempuan yang menarik dan sangat bermanfaat.

Oiya, proyek Komik Perempuanmu semuanya dikerjakan oleh perempuan. Mulai dari desainer, komikus, dan penulis, semuanya perempuan. Komik Perempuanmu ini adalah produk dari perempuan untuk perempuan pada khususnya. Tentunya juga cocok dibaca kaum laki-laki agar bisa lebih memahami perempuan.

Banyak sekali pesan tersurat ataupun tersirat yang saya dapatkan dari membaca Komik Perempuanmu. Berharap bisa makin banyak lagi cerita Komik Perempuanmu yang menyuarakan masalah-masalah perempuan, entah itu menyenangkan, menyedihkan, ataupun menginspirasi. Dengan menuliskan masalah-masalah yang dihadapi, saya yakin bisa membantu mengurangi beban, masalah, dan perasaan mengganjal yang dirasakan.

Saya ingin menyampaikan bahwa menurut saya terlahir sebagai perempuan adalah sebuah keistimewaan. Pun setiap perempuan itu istimewa dengan pesonanya masing-masing.

Mari saling support sesama perempuan hebat Indonesia. Terus bangga dengan keunikan dan kelebihan yang dimiliki serta semangat belajar untuk mempersiapkan generasi terbaik masa depan.

Last but not least, saya ingin mengucapkan salam penuh cinta untuk seluruh perempuan hebat di Indonesia dan tentunya salam hormat untuk perempuan terhebat sepanjang masa bernama Ibuk. Kasih Ibuk tak lekang oleh waktu. ~

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES