Wednesday, January 30, 2019

Nanti, pasti indah pada waktunya.

Istirahat sebentar, apa sih yang dikejar? 

Mungkin, saya terlalu keras pada diri sendiri. Overthinking bahkan terhadap banyak hal yang belum tentu terjadi. Sering lupa, bahwa Allah sudah menjamin dan mengatur setiap langkah dan jalan hidup kita. 

Harus banyak mohon ampun, banyak dosa rasanya belum bisa sepenuhnya mengontrol hawa nafsu. Sungguh di luar kendali dan Allah mengetahui sedalam-dalamnya hati manusia. Apa yang kelihatan baik untuk kita, belum tentu baik dan jelas pilihan Allah adalah yang terbaik dan terindah dibanding semua pilihan yang kita rencanakan. 

Termasuk urusan masa depan, pilihan lanjut sekolah rasanya masih ingin sekali diwujudkan. Bukan, sungguh bukan ingin mengejar dunia. Bukan juga tidak ingin membuat Ibuk bahagia dengan melihat saya menikah. Tidak perlu dijelaskan betapa sayangnya saya pada Ibuk. Anak mana yang tidak ingin membahagiakan Ibunya? 

Hanya belum siap. Belum siap untuk hidup bersama, entah dengan yang sekarang mungkin sudah bertemu atau bahkan belum dipertemukan oleh Allah. Mungkin sebagian benar, saya masih asyik dengan dunia saya sendiri. Pun masa lalu dan semua cerita traumatis tentang pernikahan rasanya memberikan andil cukup besar munculnya ketakutan berlebihan pada diri sendiri. Bahkan, saya belum memulainya. 

Overthinking, selalu begitu. Nanti, pasti perlahan keberanian itu muncul. Entah bagaimana memunculkannya. Perlahan saja, saya pun ingin sekali menikah. Nanti, di waktu yang saya siap. Semoga tidak lama ya. Jalani saja, sembari terus berikhtiar dan berdoa untuk keduanya. Biar Allah yang menentukan. Sekolah dan menikah, keduanya hal yang baik kan. Insya Allah akan selalu ada jalan untuk niat baik. 


Nanti. Tidak perlu terburu-buru kan? Allah selalu tepat waktu. Hanya Allah yang tahu betapa dalam hati ini ingin menyempurnakan agama yang begitu dicinta. Hanya Allah yang tahu. Nanti, pasti indah pada waktunya. 

Menikah, bukanlah kompetisi. Menikah jelas butuh kesiapan. Perihal materi rasanya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena Allah sudah menjamin rezeki kita masing-masing. Tak perlu khawatir karena kita punya Allah yang Maha Kaya. Lebih penting mental, kedewasaan dan penerimaan bahwa sisa hidup kita akan dihabiskan bersama. Keinginan untuk sama-sama menyempurnakan agama dan berjuang di jalanNya. Semakin bertambah umur, urusan cinta rasanya jadi semakin rumit. Pernikahan tidak hanya perihal cinta. Tidak hanya mengenai hasrat, namun lebih komitmen untuk berjuang bersama. 


Mungkin belum sekarang, belum waktunya saja. Nanti kalau sudah waktunya, pasti paham. Terus saja minta pada Sang Pemilik Hati. Terus berdoa, insya Allah pasti terjadi di waktu yang tepat, waktu terbaik. Tidak perlu terburu-buru, Allah selalu tepat waktu. 

Sunday, January 27, 2019

#EdisiMain Busan Culture and Tourism Souvenir Exhibition 2019

Musim dingin tahun ini rasanya lebih dingin dari tahun kemarin. Suhu mencapai -4 derajat celcius pagi tadi. Real feelnya sih lebih dari itu. Akhir pekan kali ini tidak sepadat minggu kemarin. Gedung departement sedang dalam proses konstruksi, termasuk lab dan student office yang aksesnya dibatasi. So, sejenak rehat dari rutinitas mengasuh anammox. Pun digantikan dengan literature untuk penelitian reaktor baru yang sungguh rumit, jauh dari kata sederhana. 
Dynamic Busan (credits: luckycaesar.com)
Tidak ingin sambat di postingan kali ini, saya ingin berbagi cerita hasil jalan-jalan ke pameran Busan Culture and Tourism Souvenir. Dasarnya suka beli pernak-pernik yang lucu dan memorable, pameran ini masuk daftar yang harus dikunjungi. Apalagi untuk souvenir label Busan ini susah sekali didapatkan di toko oleh-oleh. Informasi mengenai pameran ini saya dapatkan dari official account Busan City di Instagram.
Brosur Pameran Busan Culture and Tourism Souvenir 2019 (credits: luckycaesar.com
Pameran digelar di Busan City Hall mulai dari tanggal 23-25 Januari 2019, mulai pukul 10.00-18.00 KST (23-24 Jan) dan 10.00-17.00 (25 Jan). Begitu tahu informasi pameran, saya cukup excited hingga lupa kalau 25 Januari adalah hari Jumat bukan hari Sabtu. Beruntungnya Lab sedang dalam under construction jadi free untuk keluar. Sungguh Allah Maha Baik, alhamdulillah. Edisi main kali ini saya bersama Soyeon eonni, teman satu lab yang belum pernah juga main ke pameran semacam ini meskipun beliaunya adalah orang Busan. 

How to go there? 

Sarana transportasi umum di Korea termasuk nyaman dan sangat mudah. Untuk mencapai tempat pameran, kami menggunakan Subway arah Dadaepo beach hanya sekitar 25 menit. Setelah turun di Busan City hall, ambil exit 3. Pameran diadakan di lobby 1F. Sekitar kurang lebih 23 unit usaha mengikuti pameran kali ini. Busan dengan tagline "Dynamic Busan" menggelar pameran ini dengan menjual sekitar 600 items termasuk makanan lokal Busan dan berbagai souvenir untuk promosi tempat-tempat wisata di Busam yang diproduksi oleh komunitas pengrajin, UKM, dan perusahaan lokal.

Miniatur Busan (credits: luckycaesar.com)


Healing time bagi saya bisa melihat banyak kerajinan unik yang begitu kreatif. Tujuan utama saya ke pameran kali ini adalah beli postcard edisi Busan. Bisa dibilang kalau saya pengumpul Postcard setiap berkunjung ke tempat wisata. Sampai ibu marah-marah karena selalu dan selalu postcard. Entahlah, apalagi kalau postcardnya jenis watercolor dan kartun lucu gtu, ah jangan ditanya pasti beli.



Pameran kali ini beragam souvenir lucu ada mulai dari tas, pouch, lilin aromatheraphy, tumblr, kaos, pembuka kaleng, magnet kulkas dari yang kaca sampai kayu. Selain itu ada juga pameran lokal foods namun untuk kucing. Beragam aksesoris untuk mainan kucing pun juga ada. Oiya, orang-orang Korea disini kebanyakan suka sekali dengan kucing. Kalau di jalan-jalan gitu banyak sekali wadah makan untuk kucing bahkan ada pula box untuk rumah kucing beserta boneka mainan kucing. Ada juga kafe kucing :"


#EdisiMain kali ini tidak hanya postcard yang jadi oleh-oleh. Saya juga suka banget mengoleksi magnet kulkas. Wajib kalau berkunjung ke negara lain, magnet kulkas selalu jadi pilihan oleh-oleh. Udah dapet pesen juga dari kakak sih, jadi yah emang asik juga ngumpulin magnet kulkas. Semacem moment to remember tiap buka kulkas #apasihlucy

Apa saja oleh-oleh #EdisiMain ke Pameran ? 



Selalu susah rasanya kontrol diri kalau udah dihadapkan barang-barang yang disuka. Well, i am doing good. Undercontrolled, agak susah sih tapi cukup berhasil. Baiklah mari dilihat apa yang didapat. Cuman dua jenis, tapi semuanyaa kesukaan. Lucu-lucu soalnya :"

Postcard Kartun (1 Paket isi 6 | 2500 Won) 
Postcard Busan Edisi Kartun Pelaut (credits: luckycaesar.com)
Postcard edisi kartun ini edisi paket, jadi satu paket isi 5 lembar postcard lucu edisi pelaut. Mulai dari Haeundae beach, Dadaepo beach, Gwangalli beach, Songdo beach, Songjeong beach dan pelaut penyuka es krim. Fyi, busan ini merupakan kota yang dekat dengan laut. Cocok sih sebenernya buat saya yang suka healing di laut #apalagidehlucy Plan minggu depan pengen banget buat menikmati sunset di Songjeong beach. So far, sunset di Dadaepo beach paling istimewa.

Magnet Kulkas Edisi Water Color (1 Paket isi 3 | 5000 Won) 

Entah kenapa jenis jenis water color gitu selalu terlihat lebih unik dan klasik. Gak ada alasan yang lain sih, sesuai selera saja. Satu set berisi kombinasi berbeda-beda namun saya memilih Gwangan Bridge yang begitu iconic. Gwangan bridge ini dihiasi dengan warna-warni lampu, jadi cocok banget kalau dilihat di malam hari. Setiap tahun sekali juga ada Busan Fireworks festival yang bisa digelar di Gwangan Brigde.

Selain itu ada Taejongdae dan Dadaepo beach. Keduanya berlokasi cukup jauh sekitar kurang lebih 1.5 jam dari PNU. Recommended banget buat menikmati senja.

Pop-up Postcard (4500 Won)
Postcard tampak depan (credits: luckycaesar.com)
Pop-up postcard Gamcheon culture village (credits: luckycaesar.com)


Jenis postcard yang susah didapatkan di Busan. Lumayan satu lembarnya 4500 won sesuai dengan kerumitan kan ya. Saya memilih Gamcheon culture village, cantiknya kampung warna-warni dengan seorang gadis desa yang sedang menunggu seseorang. Seperti menunggu kamu #apalagilucy

Magnet fragrance ( 1 Paket isi 3 | 12000 Won) 

Magnet fragrance edisi Mini Busan dengan hiasan bawah laut begitu unik. Satu buah seharga 5000 won namun kalau beli satu paket isi 3 seharga 12000 Won. Saya pilih yang warna biru, pink dan putih. Kalau dibuka tutupnya wangi banget, bisa untuk pengharum ruangan. Tahan sampai 8 bulan.

Busan Postcard (15000 Won) 

This is my fav. Satu paket postcard isi 30 lembar yang berisi tempat-tempat menarik di Busan dengan bahasa Busan Saturi. Busan Saturi ini semacam bahasa khas busan, sama halnya dengan bahasa Suroboyoan. Cukup murah hitungannya karena per-lembar postcard hanya 500 won.

Total belanjaan #EdisiMain ke Pameran Busan Culture and Tourism Souvenir sebanyak 39000 Won. Kind of my guilty pleasure tapi yah kan gak sering-sering so it's fine. Not fine also fine, right? Sekian, mau ngelab dulu nih. Selamat menyiapkan diri untuk menyambut Senin ~

Wednesday, January 23, 2019

Perihal memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri

Memaafkan, susah-susah mudah. Membutuhkan kelapangan hati, menerima bahwa kesalahan yang terjadi memang sudah sewajarnya mendapatkan maaf. Menyadari bahwa setiap insan pernah dan bisa saja khilaf. Bukan hal yang mudah, pastinya. Butuh banyak hal. Keikhlasan dan waktu. Waktu untuk menerima,  everything always happens for a reason. Jadi sebenernya tidak ada yang serba kebetulan, pasti ada alasan dan pelajaran yang menyertai.

Pun memaafkan, bukan hal yang sederhana bagi saya. Karena di baliknya banyak yang harus dilepaskan, negative thoughts dan tentunya ego. Digantikan dengan penerimaan dan pikiran positif. Memaafkan, sebenarnya juga menyembuhkan. Menyimpan masalah dan benci dalam hati rasanya membuat diri sendiri jadi makin terbebani.

Senja dan melepaskan. 
Terlihat mudah, namun susah menerapkannya. Saya masih terus berjuang, memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri. Banyak hal yang dipendam sebenernya, belum bisa sepenuhnya mengikhlaskan apa yang sudah terlanjur membuat hati kecil terluka. Mind your words, mind your actions. Setiap perkataan dan tingkah laku yang dilakukan sudah layaknya dipikirkan akibat yang akan ditimbulkan, tidak sekedar berkata dan bertingkah.

Saya ingin banyak curhat di postingan kali ini. Kontemplasi asa rasanya selalu penuh sesak dengan curhat colongan, sambatan yang seperti tidak ada habisnya. Banyak-banyak istighfar, sudah ganti tahun namun belum bisa sepenuhnya mendewasa. Kali ini curhatan saya mengenai kehidupan lab, yang sebagian keluarga, sahabat baik dan teman-teman seperjuangan saya pasti tahu jatuh bangun hingga akhir semester ini.

Bersyukurnya saya bisa diterima di lab ini, Lab yang memang sesuai dengan topik impian sejak selesai sidang S1. Anammox berhasil membuat saya jatuh cinta dan penasaran untuk mengeksplore lebih jauh. Perjalanan yang tidak mudah, sejak pertama kali gabung di lab banyak hal yang harus disesuaikan. Teman-teman baru, lingkungan baru serta belum lagi harus dealing dengan homesick yang rasanya selalu awet kalau jauh dari rumah.

Baca juga:
Truly beyond blessed
6th Busan Global Water Forum, Well done Lucy! 

Pertama kali ikut Lab meeting, sempat stress karena Lab meeting menggunakan bahasa korea dan hanya saya dan mbak Evy (mahasiswa S2 dari Indonesia juga) yang menggunakan bahasa Inggris. Satu semester berlalu, sudah terbiasa namun tetap bahasa adalah barrier utama. Meskipun sudah bisa sedikit memahami apa yang mereka bicarakan, tetap saja lebih baik menggunakan bahasa inggris untuk komunikasi.

Tergabung dalam tim Anammox yang semuanya orang Korea kecuali saya yang alien begitu penuh tantangan. Mereka baik, yah meskipun tetap beda rasanya dengan mbak mas seperjuangan dari Indonesia yang sekolah di sini. Mulai dari obrolan tim di grup kkaotalk yang full bahasa korea dengan huruf cacing. Sudah bisa ditebak pasti ya. Setting mute jadi sebuah kewajiban. Tingkat kekepoan juga menurun seiring berjalannya waktu. Bagaimana tidak? setengah hari kadang bisa mencapai 300 chat dan rasanya buang waktu untuk translate satu persatu. Positifnya, saya tidak lagi sekepo dulu.

Masalah utamanya, ada satu senior di tim yang yah tipikal kurang bisa menerima pendapat dan agak sentimen ke saya karena masalah pribadi. Banyak tragedi tidak menyenangkan hampir 2 semester kemarin. Mulai dari sampel saya yang entah bagaimana dia jatuhkan dan tidak bisa dianalisis. Kacau rasanya. Marah, sedih, benci campur aduk. Dia bahkan tertawa, bukan takut atau merasa berdosa mempersulit kehidupan orang lain.

Masalah lainnya adalah sampel saya yang dia interupt saat sedang proses analisis di mesin. Bukan minta maaf namun justru marah balik ke saya. Kemarahan dia yang selalu tidak masuk akal. Pun saya selalu hanya bisa tarik nafas panjang, menahan diri agar tidak berdoa yang jelek ke dia. Menahan diri, jatuh terduduk, nelangsa rasanya. Iktikad baik dia untuk menyelesaikan masalah tidak pernah ada. Pun niat baik saya untuk sekedar bicara baik-baik atau hanya menyapa mendapat respon ketus atau bahkan tidak ada respon balik sama sekali.

Sebenarnya sabarnya seorang muslim haruslah tidak berbatas. Maka keputusan saya untuk menjauh, let toxic person go, saya rasa cukup bijaksana. Berdamai dengan diri sendiri dari ekspektasi bisa memperbaiki hubungan dengan rekan satu tim. Selama saya tidak menyalahi dan merugikan orang lain, rasanya langkah saya untuk menjauh dari hal-hal yang memicu pertengkaran dan merugikan salah satu pihak adalah hal yang benar. Meskipun kadang hati kecil masih sering bertanya, apa saya jahat bertindak seperti ini?

Namun rasanya tidak, saya juga harus egois untuk kesehatan mental. Masih ingat benar saya turun 8 kg dalam satu minggu karena banyak drama yang tidak berperikemanusiaan. Stress berat, nyeri dada kambuh terus-terusan, insomnia parah dan banyak hal berlebihan lainnya karena terlalu dipikir dan dirasa. Tak pantas harusnya memakan space dan waktu sebanyak itu hingga kondisi jiwa raga  tidak karuan.

Saya menyesal? tidak, justru berterima kasih sekarang bisa menjadi lebih tangguh, lebih cuek, dan lebih menghargai diri sendiri. Memang benar, kita tidak bisa memaksakan setiap orang suka dengan apa yang kita lakukan. Pun tidak bisa membuat setiap orang bahagia. Keep doing good things, masalah tetep ada yang julid, mencibir, meremehkan atau bahkan malah membenci kamu. It's fine, just stay true to yourself. 

Drama di lab terbaru, dua hari yang lalu box sampel saya yang berisi DNA mikroba rusak dan sampel di dalamnya kacau berantakan. Padahal dua hari lalu baik-baik saja. Saya prediksi box sample saya jatuh. Entahlah siapa pelakunya.Tidak ada yang mengaku or even say sorry.

Bukan kejadian yang pertama seperti ini, setelah semester sebelumnya bahkan sampel saya hilang dan saya temukan tubenya sudah dibuang. Entahlah mungkin kesabaran dan keikhlasan  ini benar-benar diuji.

Drama korea ini nyata ternyata. Korea oh korea, so tough. Perjuangan di lab belum berakhir. Masalah akan terus ada, jadi harus makin tangguh. Makin tua juga sudah seharusnya makin mendewasa.


Dari semua kejadian yang telah terjadi, saya belajar untuk lebih mencintai diri sendiri. Setiap hati kecil merengek karena perlakuan tidak mengenakan dari mereka, saya cukup memberikan ruang untuk diri sendiri. Melihat langit, menatap banyak hal yang memang sudah sepatutnya disyukuri bukan justru dikeluhkan. Toh kehidupan di dunia ini sementara, hanya mampir sebentar.

Gak papa, besok kita bikin cerita lebih baik lagi. Lebih tangguh ya, Lucy! Semangat berdamai dengan diri sendiri ~

Sunday, January 13, 2019

Perlindungan Terbaik Untuk Kulit Saat Beraktivitas

Beraktivitas di luar ruangan seringkali menjadi hal yang disebalkan oleh banyak orang. Kenapa begitu?  Sebab saat beraktivitas di luar ruangan pasti kita berhadapan dengan debu dan polusi yang kotor belum lagi terik matahari yang begitu menyengat. Meskipun demikian, kita tetap dapat melindungi kulit saat beraktivitas diluar ruangan dengan melakukan beberapa cara berikut ini. 

Menggunakan cream serbaguna
Untuk dapat memberikan perlindungan terbaik bagi kulit tubuh kita saat beraktivitas, maka menggunakan cream serbaguna setiap beraktivitas menjadi salah satu cara andalan. Penggunaan cream serbaguna dapat berguna secara efektif dalam melindungi kulit tubuh sebab kandungannya yang dapat menjaga kesehatan kulit tubuh. Dengan menggunakan cream serbaguna, kita dapat membersihkan kulit tubuh secara lebih efektif sehingga kulit wajah akan tetap sehat meski harus beraktivitas sepanjang hari di luar ruangan sekalipun.
                   
Nivea Creme and Nivea Soft - Cream Pelembab Serbaguna untuk Perawatan Kulit (credits: nivea.co.id)

Well, penting sekali untuk menggunakan produk cream serbaguna yang terbaik dan dapat dipercaya agar bisa mendapatkan perlindungan terbaik untuk menjaga kesehatan kulit.  Nah, cream serbaguna dari Nivea dapat menjadi pilihan yang tepat untuk melindungi kulit tubuh saat beraktivitas sebab Nivea merupakan produk yang telah dipercaya oleh jutaan orang di seluruh dunia untuk memiliki kulit yang bersih dan terawat. Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap seputar perawatan kulit tubuh dengan Nivea bisa langsung berkunjung ke laman berikut https://www.nivea.co.id/saran/body/krim-pelembab-serbaguna.

Menggunakan serum wajah
Selain pentingnya perlindungan kulit tubuh kita agar senantiasa sehat dan terawat saat beraktivitas di luar ruangan,lebih dari itu perlindungan kulit wajah juga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Pentingnya melindungi kulit wajah agar senantiasa sehat meski harus terpapar debu dan kotoran setiap beraktivitas di luar ruangan. 
Make up starter white day serum Nivea (credits: nivea.co.id)
Agar dapat membuat kulit wajah tetap bersih dan terlindungi bisa dilakukan dengan menggunakan serum wajah secara rutin untuk dapat memiliki wajah yang bersih dan terawat. Serum wajah dari Nivea dapat menjadi pilihan yang tepat karena dapat memberikan perlindungan terbaik untuk wajah.

Itulah berbagai cara yang dapat dilakukan untuk melindungi kulit tubuh dan juga kulit wajah saat beraktivitas di luar ruangan. Selalu lindungi kulit saat beraktivitas di luar ruangan agar senantiasa sehat dan terawat. Semoga bermanfaat ~

Sunday, January 6, 2019

Sekotak Kenangan: Perjalanan Istimewa ke Daegu

Perjalanan panjang setahun ini rasanya berhak untuk mendapatkan waktu sejenak beristirahat. Trip ke luar Busan rasanya menyenangkan sekali untuk refresh pikiran. 25 Desember, tanggal merah yang kami putuskan untuk menyambung tali silaturahim dengan teman lama, best friend of mine - mbak panutan sejak jaman jadi volunteer di IO, yang sekarang sedang menempuh pendidikan S3 di Daegu Gyeongbuk Institut of Science of Technology (DGIST). 

Saya bersama rekan dari PNU, mas yoga-mas hani-bu tita, berangkat bahkan sebelum matahari terbit. Pukul 7 saya keluar dari kosan, jalan ke PNU subway station. Masih gelap, dinginnya cukup menusuk tulang. Kesalahan hari ini rasanya pakaian saya tidak cukup hangat. Padahal sudah 4 lapis, tetiba saya rindu nih jadi gendut. Saya dulu tahan dingin banget, tapi sekarang natural jacketnya (read: lemak) sudah tidak setebal dulu.

Teman main ke Daegu. What a nice trip ~
Perjalanan ke Daegu kali ini kami menempuh jalur darat dengan menggunakan bus. Not my first trip outside Busan, but this trip was so memorable karena tripnya waktu musim dingin dan saya pun salah kostum.lol Kami menuju ke bus station di Sasang dengan menggunakan subway. Perjalanan pagi itu begitu menyenangkan, sekaligus menusuk tulang. Sempat melihat indahnya matahari terbit dari dalam subway, bersama dengan doa pagi itu, semoga semuanya lancar dan baik-baik saja.

Sesampainya di bus station, Sasang, kami langsung menuju ke mesin tiket untuk membeli tiket bus ke Daegu. Tujuan berangkat di pagi yang terlalu awal adalah untuk dapat bus jam 08.00 pagi. Perjalanan ke Daegu dengan bus kali ini cukup drama. Tiket bus dengan diskon 10% akhirnya melayang karena kebodohan kami yang hanya fokus ke platform bus, bukan tulisan busnya. Apesnya, platform ini agak sedikit nyerong, jadi yang kami kira platform 2 ternyata adalah platform 1. Setelah 10 menit menunggu, bus tak kunjung datang. Eh ternyata sebaliknya, bus yang sebenarnya ditunggu dan ternyata di platform sebelah telah pergi.
Setelah beli tiket bus yang baru ~
Hikmah yang bisa diambil, bisa dapet foto-foto disekitaran Sasang lumayan bisa jadi momen #throwback kalau pas rindu main. Hikmah lainnya kayanya perlu minum air putih biar lebih fokus. Setelah ambil beberapa foto di sekitaran sasang dan sebelunya sudah ganti tiket, akhirnya kami memutuskan untuk menghangatkan diri di terminal sekaligus menikmati hangatnya odeng.

Sasang oh sasang, saranghae :" #inikenapasihlucy
Odeng, masih menjadi favorit saya sejauh ini untuk menghangatkan dan mengganjal perut. Dengan 1000 won, kami larut dalam nikmat dan hangatnya Odeng. Alhamdulillah. Jadwal bus berikutnya pukul 09.30, masih di platform yang sama. Jadi sedikit parno, takut ketinggalan bus lagi. Oiya untuk jadwal bus, bisa dicek disini.

Syukurlah, kami berjodoh dengan bus kali ini. Kami masuk ke bus dan mencari kursi masing-masing. Bagus, luas juga jarak antar kursi. Lumayan bisa sejenak istirahat. Perjalanan langsung ke Hyeonpung karena ingin mampir ke DGIST dulu sebelum explore Daegu. Hyeonpung ini wilayah Daegu coret. Semacam caruban, madiun versi coret.
Kondisi dalam bus. 
Sekitar pukul 11 KST, kami sampai di terminal bus Hyeonpung. Untuk mencapai DGIST, kami menggunakan taxi. Perjalanan dari terminal Hyeonpung ke DGIST kena rate sebesar 4500 won. Cukup terjangkau ~




Begitu keluar dari taxi, langsung disambut dengan angin semilir yang sangat menusuk tulang. Tak lama setelah telpon si bos besar pemilik DGIST a.k.a mbak meladia elok, kami bisa masuk dan sejenak lihat kanan-kiri dorm yang cukup mewah. Memang, rumput tetangga selalu terlihat lebih menarik. Dari segi keamanan, dorm DGIST punya sistem keamanan berlapis, lebih bagus jika dibandingkan dengan dorm PNU. Dapur, tempat cuci dan kamarnya pun bagus dengan harga yang lebih murah.


Ini candidnya mbak elok. Kalau lagi serius lucy begini ternyata ~ lol
Senangnya kami bisa bersilaturahim dengan mbak mas di DGIST sini. Disambut dengan sangat baik, berasa seperti keluarga sendiri. Ada mbak ana, mas syamsul, mbak dina, mas iman, deddy dan dua jagoan kecil yang begitu menggemaskan, bian dan kayla. Jadi makin rindu sama naris, tata, dan affa di Indonesia. Begini sederhananya bahagia, bisa menyambung tali persaudaraan dengan sesama perantau dari negeri sendiri.
So happy bisa main sama bian, bisa ngobrol banyak sama mbak elok. Memang, bahagia sesederhana ini. Alhamdulillah ~
Selain disambut dengan keramahan mereka, bubur ayam - ayam goreng - pisang coklat sudah menanti kami. Alhamdulillah, sungguh nikmat Allah mana lagi yang kami bisa dustakan? Terima kasih banyak, Allah yang membalas semua kebaikan dan keikhlasan mbak mas semua. Setelah lama berbincang-bincang dan menunggu waktu dzuhur, kami merencanakan plan untuk ice skating dan menikmati malam di Suseong lake. Asikk, dingin" main ice skating dan ke danau wkwkw, yak winter terakhir di Korea harus anti mainstream kan ya ~

Jalan raya di Hyeonpung tampak lengang. Enak gak begitu ramai ~


Bian so cute ~~
- Ice skating dan keberanian terus mencoba :" 

Perjalanan menuju ke tkp ice skating cukup jauh, naik bus lalu berganti monorel. Key, karena saya kalau trip begini gampang lupa jalan dan sekarang sudah lupa rutenya bagaimana #sorrybanget  Oiya di perjalanan, mbak meladia elok mampir beli croissant dengan berbagai rasa. Rasa coklat selalu yummy dan jadi favorit saya. Croissant daegu ini katanya terkenal enak banget, per buah seharga 800-900 won.

Tempat tujuan ice skating berlokasi di Sport plaze, Daebong. Harganya pun murah meriah, 1000 won/jam sudah termasuk peminjaman sepatu, free. Sesampainya di lokasi ice skating, yaak lautan manusia. Maklum hari libur natal, quality time jelas kan ya. Nikmati saja keramainannya. Selepas ganti sepatu dan siap bermain, nyali menciut. Paling juga jatuh, apalagi dinginnya pakai banget. Benar juga, apa yang dipikirkan menarik semesta untuk mewujudkannya. Envy kalau lihat anak-anak kecil jago main begitu, bisa lihai meliuk-liuk gitu ya. lol. Nanti ya lucy junior, ibu ajarin pas kecil. Ibu les in aja, soalnya ibu juga ndak bisa main #iningomongkesiapalucy :"
So happy liat foto ini, meskipun ice skatingnya gagal ya ~ wkwkw
Memang tidak diragukan lagi sih kalau anak kecil adalah peniru yang ulung, gampang belajar, belum banyak pertimbangan seperti orang orang tua, atau orang-orang beranjak tua seperti saya. Semuanya diperhitungkan. Ketakutan jadi alasan paling ampuh untuk menghindar, mundur, lalu bahkan tidak mencoba sekalipun. Jadi inget, Lucy junior yang jauh lebih-lebih berani ambil resiko dibanding Lucy yang sekarang, yang semuanya serba takut.

Sekitar pukul 4 sore kami mengakhiri permainan dan mencari mall terdekat untuk menunaikan sholat Ashar. Semakin menjelang malam, semakin dingin pula. Cacing-cacing di perut juga sudah sibuk konser masing-masing. Pun butuh kehangatan, dan butuh kamu mas. Iya mas mas penjual makanan yang hangat maksudnya #jangangalau

- Menikmati lezatnya Haemultang ~

Setelah banyak perhitungan dan diskusi yang kian ruwet, akhirnya dipilihlah Haemultang untuk menu makan malam spesial di Daegu kali ini. Harusnya makan haemultangnya di Busan yah, deket laut. Nah haemultang di Daegu pasti import dari Busan. lol. Alhamdulillah, masih diberikan rezeki untuk menikmati makanan halal. Insya Allah.



Satu porsi Haemultang yang kami santap untuk ukuran 4 orang dengan harga sekitar 45.000 won. Nasi belum termasuk, jadi per porsi nasi sekitar 2000 won. Oiya, untuk setiap rumah makan di Korea pasti dilengkapi dengan bancan gratis bisa minta refill atau refill sendiri (self-service). Bancan ini beragam mulai dari kimchi, kadang ada telur, semacam ikan teri asam manis, dan beragam sayur yang rasanya asam manis. Banyaknya bancan ini juga berbeda tergantung restaurannya.


Lezatnya haemultang membuat kami asyik sendiri menikmati mangkuk masing-masing. Haemultang isinya macam-macam, mulai dari kerang, udang, cumi, gurita, sayur-mayur dan jenis seafood lainnya #maafkanlupa Setelah selesai menyantap semua bancan dan haemultang, kami memutuskan melanjutkan perjalanan. Perjalanan selanjutnya adalah menikmati dinginnya Suseong lake.

- Susoeng lake, warna-warni lampu, dan hembusan angin malam 

Lokasi Susoeng lake berada tidak jauh dari restaurant Haemultang, sekitar 15 - 20 menit dengan jalan kaki. Sudah terlihat dari jauh, semacam gapura berhiaskan lampu bintang-bintang. Indah sekali, penuh bintang. Kami mengambil beberapa foto dan melanjutkan kembali menikmati atmosfer di sepanjang pinggir danau. Kalau pagi atau sore sepertinya lebih indah, tp malam ini juga bagus ada banyak lampu-lampunya tampak dari kejauhan. Setelah puas dan lumayan menggigil karena suhu terasa makin dingin, kami memutuskan untuk pulang.


Rombongan akhirnya harus berpisah, saya dan teman-teman PNU langsung pulang ke terminal ditemani dengan mbak elok sementara rombongan yang satunya balik ke DGIST. Perjalanan pulang ke PNU naik bus malam pukul 22:20. Malam itu bisa tidur nyenyak di bus sampai Dusil dan rejeki kami bisa dapat subway terakhir. Selalu takjub dengan rencana Allah, selalu lebih indah dari semua yang direncanakan sebelumnya.

Terima kasih untuk kenangan yang begitu istimewa. Sampai ketemu lagi, sebelum balik ke Indonesia September nanti insya Allah disempatkan main ke Daegu lagi. Aamiin. 
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES