Saturday, November 30, 2019

Pentingnya Memperhatikan Perkembangan Kognitif Anak

Masa anak-anak menjadi masa keemasan yang membutuhkan perhatian khusus setiap orang tua. Golden age, banyak yang menyebutnya begitu. Pertumbuhan fisik, kognitif, sosial dan juga emosional yang berkembang cepat harus mendapatkan perhatian yang tepat. Perlu diupayakan pendidikan yang tepat bagi anak sejak usia dini agar masa keemasan ini dapat dilalui dengan baik. 
Pentingnya memperhatikan perkembangan kognitif anak (credits photo: redaksicepat.com)
Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas pentingnya setiap orang tua untuk memperhatikan perkembangan kognitif anak usia diniMasa anak-anak merupakan masa cemerlang dalam berpikir, belajar, mengenal dunia baru serta menyerap beragam informasi. Untuk mendukung tumbuh kembang kognitif anak maka harus diimbangi dengan memberikan makanan yang bergizi. Dalam segala aspek perkembangannya, anak-anak mempunyai perkembangan kognitif maupun perkembangan pikiran.

Perkembangan kognitif anak usia dini tentu melibatkan segala proses belajar yang progresif seperti menggunakan logika berpikir, perhatian, serta melatih memori ataupun ingatan. Perkembangan kognitif tersebut penting untuk dapat memperoses, membandingkan, mengingat, serta memahami hubungan sebab akibat. Pun perkembangan keterampilan kognitif sering dikaitkan dengan faktor genetik, akan tetapi sebagian besar sebenarnya dapat dipelajari. Hal ini disebabkan karena kemampuan berpikir serta belajar bisa ditingkatkan dengan mempraktikannya atau dengan memberi stimulasi yang tepat.

Beberapa perubahan pada anak tidak dengan mudah untuk dikenali, khususnya perubahan kognitifnya. Otak anak berkembang sebab mereka mempunyai pengalaman baru, perubahan juga dapat dilihat dari apa yang dilakukan si kecil. Perkembangan kognitif anak dapat didukung dengan memberikan susu berkualitas dengan gizi tinggi. Salah satunya seperti merk susu soya yang bisa didapatkan di Nutriclub. Dalam usia 1 tahun, dapat dilihat anak mampu berkonsentrasi pada segala aspek yang dilakukan. Setiap aktivitas serta permainan menjadi pengalaman tersendiri bagi anak.
Belajar mengenali bayangan diri di kaca (credits photo: www.haibunda.com)
Pada usia anak mencapai 2 tahun, si kecil dapat mengenali bayangannya sendiri yang terpantul pada cermin, dapat menyebut namanya sendiri atau nama-nama lain yang sering disebut. Pada usia ini anak juga sudah bisa menyortir objek serta membedakannya menjadi beberapa kelompok.

Pada usia 2 tahun si kecil juga sudah bisa mengomunikasikan apa yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata dasar serta meniru tindakan orang dewasa. Ketika memasuki usia 3 tahun, perkembangan koginitif anak akan terus berkembang. Pada usia ini anak mulai bisa memahami konsep waktu yang mana anak dapat membedakan antara, nanti, segera, serta sekarang. Dengan perlahan anak juga dapat memahami konsep ukuran, bentuk, hingga warna.
Memahami konsep ukuran, bentuk dan warna (credits photo: parenting.orami.co.id)

Perkembangan kognitif anak juga terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak, maka setiap orang tua harus benar-benar memperhatikan serta mengawasinya dengan bijak. Untuk membantu perkembangan kognitifnya, para ayah bunda dapat memberikan merk susu soya pada si kecil guna memenuhi asupan gizi dengan kualitas terbaik dan juga perkembangan pertumbuhannya. Terus semangat memperhatikan dan mendampingi tumbuh kembang anak ~

Tuesday, November 12, 2019

Bagiku Ayah Segalanya, Selalu Istimewa #SelamatHariAyah

Bagiku, Ayah selalu istimewa. Sosok pria yang selalu menjadi panutan sejak kecil. Kesabarannya sungguh luar biasa, tawa candanya yang selalu membuat hari-hari berat jauh lebih ringan dan penuh energi positif. Sosok Ayah yang begitu super, siaga, selalu siap sedia dan serba bisa. Apapun bisa diusahakan jadi nyata, asal terus berdoa dan berusaha. 

Mungkin ayah terlalu memanjakanku, menjadi sebuah privilege diberikan kebebasan untuk terus berjuang memilih dan menggapai mimpi yang ku rancang sendiri. Tak pernah memaksakan kehendak dan ingginnya untuk mengendalikan duniaku, alih-alih memberikan banyak pandangan yang bisa menjadi pertimbanganku untuk mengambil keputusan.

Ayahku jarang sekali marah, meski menghadapi anak yang susah diatur macam aku begini. Keras kepala dan banyak mau yang selalu ditanggapi Ayah dengan tawa terlebih dahulu. Belum lagi keluhan-keluhan yang masih sering aku lontarkan hingga umur setua ini. Seperti sudah hafal benar dan paham harus  bereaksi seperti apa. Semoga Ayah selalu diberikan sehat dan berkah melimpah oleh Allah. Teladan baiknya yang terus dan selalu aku ingat sampai saat ini, semoga terus menjadi catatan amal kebaikan Ayah. Aamiin ~


Untuk setiap peluh yang Ayah teteskan demi memenuhi setiap kebutuhanku. Untuk setiap kerutan di wajahmu yang tak sempat ku hitung dan rambut Ayah yang mulai memutih tanda bahwa aku semakin besar dan ayah pun juga semakin tua. Untuk setiap nasihat yang selalu membuatku merasa lebih baik. Untuk setiap semangat yang membuatku lebih berani menjalani hidup. Untuk setiap kepercayaan yang telah kau berikan padaku meskipun masih sering mengecewakan Ayah. Sungguh, Ayah selalu punya tempat istimewa di hati. Sampai kapanpun itu. 

Spesial untuk Ayahku,  Ayah terbaik sepanjang masa. Tempat berbagi cerita, bertukar rasa, mengadu kelu, atau sekedar melampiaskan rindu. Terima kasih banyak untuk segenap cinta, kasih dan harapan-harapan baik yang ikhlas Ayah sampaikan dalam setiap doa. Terima kasih atas setiap pelajaran hidup yang dengan sabar Ayah ajarkan padaku.  

Bagiku Ayah segalanya. Satu di antara seribu, selalu istimewa. Sehat-sehat selalu ya Ayah, semoga Ayah selalu dan makin disayang oleh Allah. Aamiin ~ 

Selalu mengidolakanmu yah ~ #HariAyahNasional #SelamatHariAyah

Wednesday, November 6, 2019

Tentang Tua dan Mendewasa

25 tahun 5 bulan, tidak semenakutkan yang saya bayangkan. Quarter life crisis is real, meskipun banyak yang menyangkal pula krisis yang terjadi karena overthinking atau ketakutan yang berlebihan. Mungkin benar, mungkin juga salah. Saya pribadi merasakan tingkat stress dan ragu yang lumayan susah untuk dikontrol. Berusaha mengatur ekspektasi dan ego diri yang kadang tak jarang melambung tinggi. Membuat raga dan hati keteteran untuk memenuhi. Krisis kepercayaan pada diri sendiri juga sering hadir. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul-hadir sering kali membuat hati kecil merengek-rengek. Lalu terdiam “ Iya ya, saya bisa apa?”



Baca juga:

25 tahun 5 bulan, bukan sudah jadi apa saya sekarang. Tapi tentang apa yang terus bisa saya lakukan lebih baik lagi kedepannya. Jadi apa dan dengan apa yang saya miliki sekarang tak lain dan tak bukan karena banyaknya doa ayah dan ibu yang dikabulkan oleh Allah. Kebaikan Allah terus menguatkan saya dalam setiap perjuangan dan memberikan banyak orang  baik di sekitar.  Allah sungguh Maha Baik untuk saya yang jauh dari kata baik. Sedang dalam ikhtiar semoga bisa jadi lebih baik, terus dan terus. Aamiin ~

Baca juga:

25 tahun 5 bulan, seperempat abad lebih. Berasa tua, tapi nyatanya masih cukup muda dan harus banyak belajar lagi. Pun sampai di titik ini masih banyak yang belum dijelajahi. Ilmu yang dimiliki juga jauh dari kata banyak. Belum lagi dengan pengabdian yang dibagikan. Masih sangat kecil sekali manfaat yang diberikan untuk orang lain. Jadi rasanya, perlu pikir-pikir lagi kalau berfikir untuk berhenti berjuang. Banyak sekali harapan yang ada dipundak. Ayah dan ibuk, keluarga dan teman-teman yang senantiasa bersama dalam setiap suka-duka perjuangan. Harapan untuk terus bisa berbagi manfaat dengan yang lain.  


25 tahun 5 bulan, belum sepenuhnya bisa berpikiran dewasa. Rasanya masih kekanak-kanakan, masih suka mengeluh, belum bisa kontrol pikiran dengan baik, masih sering juga apa-apa pake perasaan. Lelah, rasanya begitu. Satu sisi kepikiran banget sama hal yang bahkan tidak penting. Terlepas saya memang tipe melankolis dan cukup peka dengan lingkungan sekitar, namun lelah sekali seperti semua energi terserap habis. Beruntungnya saat ini sudah paham harus bagaimana. Menghilangkan perasaan “tidak enakan” untuk kebaikan diri sendiri. Menarik diri sejenak, berbincang pada diri sendiri atau sejenak menikmati hening.

Baca juga:

25 tahun 5 bulan, tua memang bukan hanya perihal umur. Namun terlebih pada kedewasaan, bertambah dewasa tidak serta merta terjadi ketika menginjak usia tertentu. Butuh proses yang panjang pendeknya dipengaruhi banyak faktor, utamanya lingkungan. Banyak yang menua, tapi tidak mendewasa.  Ada yang masih muda, namun ternyata jauh lebih dewasa.  Jadi, perihal dewasa atau tidak sebenernya bukan hanya perihal waktu, tapi juga pilihan diri. Bertambah usia tidak tentu menua, namun pilihan untuk terus berjiwa muda dan mendewasa.


Baca juga:

25 tahun 5 bulan, makin banyak pertanyaan “kapan” yang didapatkan. Apalagi saat pulang ke kampung halaman dua bulan lalu.  Tenang, tak perlu terburu-buru, semuanya adalah pilihan. Toh apapun pilihan yang diambil, pertanyaan “kapan” lainnya akan setia menyertai. Entah pertanyaan basa-basi, ataupun sekedar kekepoan yang tidak perlu ditanggapi dengan serius. Hehehe saya sih begitu ~ Nanti kalau udah waktunya, “kapan” itu pasti terjawab dengan sendirinya. So, take it easy ~


25 tahun 5 bulan, banyak pelajaran yang bisa diambil sejauh ini. Tentang mental illness, self-love, berdamai dengan ego dan ekspektasi diri. Pun perihal masa lalu, tentang datang dan pergi. Semoga senantiasa diberikan raga yang kuat dan hati yang tulus dalam berjuang. Bukan hati yang kerasa lalu merasa benar sendiri. Sekian celoteh dan curcol yang cukup panjang kali ini. Selamat menikmati malam dan selamat mendewasa, bersama ~
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES