Sunday, December 30, 2018

Menikmati warna-warni Nampo-dong di penghujung tahun 2018

Desember tak jauh padat dari bulan November kemarin. Bersyukur sekali bisa menyelesaikan semester 3 dengan lancar, atas kekuatan doa super ajaib yang senantiasa dirapalkan dan menggetarkan langit. Tuntas juga beban sks kelas untuk program master, selanjutnya tinggal tesis semester depan. Deg-degan rasanya, tesis sudah di depan mata. 

Baca juga: 

Sejenak nostalgia akhir tahun 2017, menikmati musim dingin dengan full kegiatan di lab. Aktivitas hanya sebatas lab-kosan-lab-kosan. Berasa kupu-kupu ya, jadi ingin banget membuat akhir tahun 2018 ini lebih berwarna dan lebih berkesan. Mengingat, hanya 8 bulan bersisa untuk menyelesaikan program master di negeri rantau ini. So, yuk ah banyakin main juga ~ 

Exploring Nampo-dong bersama sahabat dari Brunei #momenttoremember
Dalam rangka merealisasikan lab life balance membuat akhir tahun lebih berwarna akhirnya Nampo jadi tujuan. Banyak kerlap-kerlip lampu dengan beragam dekorasi mewarnai Nampo street. Terhitung sudah 3 kali kesana bulan ini. Untuk mencapai lokasi, saya menggunakan Subway Line 1 dengan tujuan terakhir Dadaepo beach. Perjalanan ke Nampo sekitar 31 menit, sekali jalan tidak perlu transfer line. Untuk sekali naik subway sekitar 1.300 won.

- Explore Yongdusan park - Busan Tower (Dec 09, 2018)

Pertama ke Nampo-dong bulan ini bersama teman-teman saya dari Brunei. Seneng sekali rasanya bisa reuni dengan kak Rabbi setelah terakhir perpisahan saat mengikuti volunteering program AYVP 2015 di Kamboja. Kakak yang begitu baik dan tulus. Inspiratif  banget pokoknyaa. Kak Rabbi berkunjung ke Busan bersama 2 saudaranya, Kak Thea dan Ebi. 


Malam itu cuaca tidak sedingin malam sebelumnya, cukup nyaman untuk menikmati Busan. Pun malam terkahir Kak Rabi di Busan. Tujuan malam itu adalah menikmati food street di Nampo dan sejenak melihat Busan Tower. Menikmati atmosfer Nampo yang tidak begitu padat malam itu. Mengambil beberapa foto di sepanjang kerlap-kerlip lampu Nampo serta belanja produk skincare yang mereka butuhkan. 


Yongdusan park adalah taman yang di dalamnya ada Busan Tower. Baru sadar juga, karena tahun lalu main ke Busan tower di siang hari. Jadi sekalian pertama kali banget menikmati Busan Tower di malam hari. Jalan ke arah Busan Tower ini tepat di sebelah kiri Gong-cha dan ada ekskalator naik ke atas. Di depan sebelum ekskalator naik ke atas ada slow photo box untuk foto on the spot. Sesuai namanya, file foto nanti dikirim ke email, minimal 3 bulan setelah foto disitu. Yaaak, selamat sabar menunggu ~



Sebelum pulang kami menikmati odeng, ttopokki, ttok, dan yace mandu. So yummy semuanya. Normalnya harga odeng atau omuk 500 - 1000 won per tusuknya. Untuk malam ini 2000 won dapat 3 tusuk. Ttopokki seharga 3000 won untuk satu piring dan kali ini super pedas. Saya paling suka cheese ttopokki karena tidak suka yang terlalu pedas.

Untuk Ttok harganya sama dengan odeng, 2000 won dapat 3 tusuk. Untuk yace mandu, 3000 won dapat 6 buah jadi 500 won perbuahnya. Kenyang juga jalan-jalan malam itu, Alhamdulillah ~

Thanks for coming to Busan Kak, see you when I see you again ~ 
What a quality night, thanks for coming to Busan kak. Waiting for the next trip to Philippines. Let's make it next year, insya Allah :) #ayvpreunited 

- Sejenak jalan-jalan dan menikmati kuliner Indonesia di "Bakso Bejo" (Dec 22, 2018) 

Dua malam sebelumnya (Dec 20, 2018) saya juga mampir menikmati Nampo, namun fotonya tinggal kenangan masih menunggu Maret 2019 nanti. Fotonya menyusul yak ~ Pun agendanya sama, menikmati makan malam di Bakso Bejo dengan menu ayam bakar. Yummy banget ayam bakarnya dengan porsi ekstra super mengenyangkan. 
Ramainya Nampo malam itu. Penuh sesak :" (credits: Zaki)
Dua hari berikutnya, saya dengan beberapa teman dari PNU kuliner ke Bakso Bejo untuk sejenak melepas rindu makanan-makanan Indonesia yang penuh kerinduan. Suasana malam minggu, penuh dengan pengunjung. Banyak para pekerja maupun mahasiswa yang memenuhi setiap meja. Beruntungnya saat kami datang, ada segerombolan geng yang keluar jadi bisa dapat tempat deh. Emang kalau uda rejeki ndak kemana ya. 

So happy kan ya liat semangkok bakso. lol (credits: Zaki)
Terpesona dapat seporsi iga bakar. wkwkwk (credits: Zaki)
Menu malam itu beragam, saya dan dika pesan bakso campur. Isinya ada bihun, sayur dan beragam pentol dengan isi ranjau dan telur puyuh. Dari segi rasa lumayan bisa mengurangi kerinduan akan pentol gila, tapi tetep pengen banget makan pentol gila ramah 2. Pengen banget banget rasanya :" #apadehlucy Teman-teman yang lain pesan mie ayam, iga bakar (ini juga recommended banget, porsinya super besar), sate, dan bakso biasa (tanpa isi). Saya juga pesan es campur untuk menghilangkan kerinduan akan es-es khas Indonesia. Malam minggu yang sungguh mengenyangkan dan berkesan. 
Bahagianya menyantap sate. rotfl wkwk (credits: Zaki)

Peace dulu ya Bu tita bersama semangkok mie ayam bakso wkwkwk (credits: Zaki)
Setelah puas makan, kami pun berbelanja beberapa produk makanan Indonesia yang di jual di Bakso bejo. Sekalian isi stok persediaan di kosan, saya belanja indomie goreng. Oiya disini satu bungkus indomie dijual seharga 500-600 won. Dari segi rasa, kalau menurut saya pribadi berbeda dengan Indomie yang diproduksi di Indonesia. Kadar micinnya lebih dikurangi, perbedaan lainnya adalah saus diganti dengan bubuk cabe. 
Price list makanan di Bakso Bejo, oiya harga dalam won ya :) (credits: Zaki)
Beragam produk makanan yang ada di Bakso Bejo mulai dari snack ringan, biskuit, kecap, saus, tempe mentah, sampai dengan petai frozen juga ada. Super komplit deh, takut kalap kalau sering main kesini. Maklumlah jiwa-jiwa mak-mak.lol.

Selanjutnya, kami meneruskan jalan-jalan menikmati warna-warni lampu di Nampo-dong. Lautan manusia yang menikmati malam minggu untuk quality time bersama keluarga ataupun kekasih tampak di berbagai sudut dan sejauh mata memandang. 

Terima kasih teman main ~

Kadang berpikir, kalau sedang ditengah hiruk-pikuk manusia dan gemerlap seperti ini rasanya perlu untuk mengingatkan diri berkali-kali. Bahagia secukupnya, tidak perlu berlebih. Bahagia sewajarnya, karena bahagia dan sedih punya jarak yang begitu dekat. Semoga tidak pernah lupa, tidak terlalu berlebihan juga memaknai sedih dan bahagia. Satu perkecualian, melebihkan syukur yang selalu dan senantiasa dianjurkan. 

Someday, this moment will surely be missed and worth to remember ~
Selamat menikmati bahagia dan selamat memeluk sedih. Tak lupa berterima kasih pada jiwa dan raga yang sudah sejauh dan setangguh ini bertahan. Sekian cerita jalan-jalan di Nampo-dong. Semoga aura bahagianya tersalurkan ~

Thursday, December 27, 2018

Bahagia dari merasa cukup.

Be happy for no reason. Benar begitu? Pasti hati kecil bertanya - tanya. Memang iya? Kamu bahagia? Pertanyaan yang begitu sederhana, tapi kadang begitu susah untuk dijawab. Selalu ada alasan yang menyertai. Jadi bahagia tanpa memerlukan alasan, masih masuk akal? 

Tentu. Bagi sebagian orang, bahagia itu sederhana. Bagi sebagian yang lain, bahagia menjadi sangat rumit. Ukuran kebahagiaan setiap orang berbeda-beda, sesuai kelapangan hati, sesuai ambisi, sesuai banyak faktor yang sengaja dipatok masing-masing orang. Walaupun sebenarnya, bahagia bisa saja begitu sederhana. 


Bahagia, bisa sesederhana ini. 
Bahagia dari merasa cukup. Cukup atas apa yang dimiliki, didapati, dan yang telah dilakukan. Pun dengan merasa cukup pasti lebih bisa merasakan indahnya bahagia. Namun nyatanya, manusia memiliki nafsu tinggi untuk menjadi dan mendapatkan yang lebih hingga kadang butuh banyak alasan untuk bisa bahagia. Memandang rumput tetangga selalu lebih indah daripada rumput di ladang sendiri. 

Melihat betapa enak hidup orang lain dan begitu mudah dalam mendapatkannya. Sedangkan hidup sendiri yang terseok-seok begitu berat. Melihat hanya dari sampulnya saja, tanpa mau tahu bagaimana rumitnya perjalanan untuk mencapai titik tersebut. Hidup ini ibaratnya sawang sinawang. Tentang bagaimana melihat atau memandang kehidupan. Melihat yang semu dari pandangan kita terkadang seolah-olah terlihat nyata. 

Hidup orang lain terlihat begitu enak, sedangkan nyatanya belum tentu begitu. Hanya saja orang tersebut pandai membawa diri, seolah semuanya terlihat menyenangkan dan sedikit mengeluh. Padahal untuk mencapai posisi sekarang, banyak jatuh bangun dan halang rintang yang telah dilalui. Jadi, perlu sekali bijaksana memaknai kehidupan yang sedang berlangsung sekarang. 



Nyatanya, kadang hidup memang terasa begitu berat. Seakan hanya kita sendiri yang punya masalah. Padahal ya, everyone is fighting their hard battles. Sama-sama sedang berjuang, jadi tidak perlu sampai segitunya meratapi kehidupan yang rasanya kian berat #ngomongkedirisendiri Semakin berat ujian hidup, berarti Allah semakin percaya kalau kita mampu untuk mengatasinya, melewatinya dan menaklukkannya dengan sangat baik. 

Nah, agar lebih ringan bisa dicoba dengan sebijaksana mungkin memandang ujian yang datang sebagai jalan kebaikan kita kedepannya. Supaya hidup terasa lebih mudah, lebih ringan. Nikmati ujian yang ada. Gampang memang bicara begini, coba kalau sedang down bisa jadi lebih melow dan drama. Memang hidup di Korea penuh drama ya. lol #bercandakok #emangtapidisinibanyakdrama


Kalau sedang lelah dan merasa susah, sejenak berikan waktu untuk memandang apa yang sudah terlewati. Merenungkan bahwa perjuangan sudah setengah jalan, atau bahkan sudah hampir mencapai titik finish. Banyak yang sudah dicapai dengan perjuangan yang tidak gampang, jadi nikmat Allah mana lagi yang bisa kita dustakan? Ketangguhan yang senantiasa Allah lekatkan dalam hati dengan caraNya yang begitu istimewa.

Sejenak, luangkan waktu untuk introspeksi diri setiap malam sebelum tidur. Berikan apresiasi pada diri sendiri. Semacam penghargaan bahwa sudah mencoba melakukan yang terbaik. "Well done, lucy. You have done many good things". Pun kalau sedang terpuruk dan gagal, atau merasa hari itu buruk sekali. Katakan pada hati "Gakpapa, besok kita coba lagi. It's only a bad day, not a bad life". Self talk ini saya rasa sangat penting untuk menjaga kesehatan jiwa, kesehatan mental. Meskipun saya juga masih berusaha istiqomah menerapkannya. 

Bahagia dari merasa cukup. Semoga bisa senantiasa melebihkan syukur, mengurangi mengeluh dan bijaksana memaknai kehidupan. Cukup terkadang lebih dari cukup. Letakkan dunia di genggaman, jangan letakkan di hati. Pun kalau terlalu lelah, berikan waktu istirahat sebentar. Kamu berhak bahagia, nikmati saja semua pasti bisa selesai.  It's fine to be slow, as long as you're not quit and keep making progress. 


Coba sejenak lihat awan, dia juga selalu punya cara membuat penduduk di bumi bahagia ~
Last but not least, ketika hidup terasa semakin berat, mungkin Allah sengaja mengetuk hati kita, Allah rindu lembutnya doa dan lantunan  ayat-ayat Al-quran kita. Allah rindu curhatan dari hati ke hati di sepertiga malam. Tenang, ketika semuanya terasa berat, kita selalu punya Allah, punya doa yang begitu istimewa dan selalu ada sujud dengan doa-doa yang menggetarkan langit. Tenang, Allah selalu bersama kita. 

Sekian, selamat berdamai dengan hati masing-masing. Terus merangkai sabar dan zikir. Semoga berkah dan kebaikan selalu menyertai. Aamiin. 

Pun, bahagia sesederhana bisa bertemu teman lama ~

Friday, December 14, 2018

Truly beyond blessed

Selepas trip ke Seoul, langsung disuguhi dengan conference. Istimewa memang, harus terus berjuang setelah sejenak melepas penat. Sesampainya di kosan, kondisi tubuh sudah remuk redam namun ppt presentasi belum juga selesai dari revisi. Nikmati saja lah, raga juga butuh istirahat. Akhirnya memutuskan untuk siap-siap tidur dan niat bangun lebih awal untuk menyelesaikan ppt.

Baca juga: 2D1N What an amazing trip to Seoul ~ 

Terbangun, masih pukul 3 pagi. Badan sudah lumayan enakan, meski masih terasa juga remuk redamnya. Bersiap diri, cuci muka dan mulai buka laptop. Waktu pagi adalah waktu terbaik untuk bekerja, masih jernih dan mood masih sangat baik. Alhamdulillah ~ 

Semester ketiga, emang sudah sewajarnya jadi semester super produktif. Apalagi di lab, semester ketiga merupakan semester harus conference dan publish hasil eksperimen yang selama ini dikerjakan. Bulan ini saya berkesempatan untuk ikut 20th Cross Straits Symposium (CSS) 2018. Topik yang saya bawakan mengenai performance anammox untuk mengolah nitrogen dan optimalisasi pertumbuhan anammox agar lebih cepat guna mendukung rencana implementasi pengolahan limbah dengan anammox skala besar.

20th CSS 2018 diikuti oleh sekitar kurang lebih 100 peserta untuk Oral dan Poster presentation. Awalnya sempat ciut dan menyesal karena daftar Oral Presentation, apalagi untuk Oral presentation didominasi oleh mahasiswa PhD. Apalah Lucy yang masih S2 dan butiran jasjus begini. Beruntungnya saya punya Ayah yang begitu supportive, beliau menyampaikan bahwa dengan masih S2 pressurenya lebih rendah karena masih tahap belajar. Kalau S3 harus sudah mahir dan memang wajar kalau lebih baik karena jam terbang juga lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa S2.
Bersama rekan dari PNU yang mengikuti CSS 2018
Senin (26.11) itu hanya pembukaan dan gala dinner untuk semua peserta simposium. Ditengah padatnya jadwal lab, kalau boleh memilih saya memilih tinggal di lab dan melaksanakan penelitian. But hey, i do need to escape for awhile. My reactors are gonna be fine, hopefully. Saya semeja dengan beberapa peserta dari Jepang dan China. Ternyata pula, mahasiswa PhD dari Jepang, Mr. Toyama ini adalah teman temannya teman saya, Mia, yang sekarang ambil S2 di Kyushu University. Alhasil cepat akrablah dengan beliau.


Sebelum makan malam saya bersama rekan satu lab, Mbak Evy dan Dohyoun Oppa, sejenak menikmati pantai Heundae dari kejauhan. Sudah lama di Busan tapi baru kali ini main ke Heundae, maafkan jarang main banget saya ya :".

Makan malam berlangsung cepat, tidak banyak yang bisa dimakan karena kebanyakan menu udang. Udang oh udang, selanjutnya balik ke kosan dan mempersiapkan presentasi besok. Masih minder, takut yang berlebihan seperti biasa. Beruntungnya, doa ayah ibuk dan semua teman baik begitu menenangkan. Saya percaya, doa selalu bekerja begitu ajaib.

Never expect, but always strive to do your best ~

Pada simposium kali ini terbagi menjadi 3 subtema. Material, Energy dan Environment. Saya masuk di subtema Environment. Satu ruangan dengan sub tema Environment punya beragam topik yang begitu menarik. Ada beberapa topik yang menarik minat saya namun jauh dari bidang yang saya tekuni, yaitu mengenai computational fluid dynamic analysis. Lumayan bisa menambah isi gelas dengan hal lain yang juga sangat bermanfaat dalam mendukung peningkatan kualitas lingkungan.


Akhirnya giliran saya pun tiba. Ajaibnya, nervous hilang seketika begitu sampai di depan audiens dan bisa menikmati presentasi yang saya bawakan. Nyata sekali kekuatan doa, jelas saya masih ingat disaat sidang akhir S1, saya juga begitu menikmati proses presentasi dan sidang hingga 2.5 jam. Tidak ada tips khusus untuk bisa presentasi dengan baik, kuncinya menguasai apa yang dipresentasikan. Kalau merasa ada yang belum paham, cari tahu selengkap mungkin atau lebih baik tidak perlu ditampilkan. Beberapa pertanyaan mendasar dari audiens alhamdulillah bisa terjawab, semoga jawabannya juga memuaskan. Terima kasih banyak, doanya tersampaikan dengan baik yah buk #blesseddaughter


Ayah benar, saya terlalu dan selalu takut berlebihan terhadap sesuatu yang bahkan belum terjadi. Overthinking.  Mencoba untuk membiasakan berpikir seperlunya untuk yang penting-penting tapi susah kali ya, harus membiasakan diri. Karena bisa kadang datang dari kebiasaan. Setelah presentasi selesai, schedule selanjutnya adalah melihat poster session presentation.



Pun saya belajar banyak hal baru di poster session ini, termasuk penelitian modeling optimasi energi kinetic dengan kerangka layang-layang. Selalu menarik bisa belajar banyak hal baru.. Selesai poster session sembari menunggu awarding night, saya bersama dua rekan dari PNU, Hyonseok dan Soyoen eonni, melepas penat dengan bermain langsung ke pantai Heundae. Menikmati lembayung langit Busan, senja memang selalu istimewa.



Selesai menikmati sore dan angin pantai, kami kembali ke aula untuk mengikuti awarding night. Honestly, setiap mengikuti perlombaan saya tidak expect untuk mendapatkan yang terbaik. Pernah satu atau dua kali expect untuk bisa menang, nyatanya berujung kecewa. Tidak punya ekspektasi justru lebih rileks dalam menjalani apapun, namun dengan tetap berusaha melakukan yang terbaik sebisa mungkin.



Photo session dengan semua penerima awards dan para Professor pelaksana CSS 2018

Rencana Allah sungguh terbaik, saya masuk dalam Outstanding Paper Awards kategori Environment untuk Oral Presentation. Sungguh Allah Maha Baik. November bulan yang sangat padat, ditutup dengan begitu indah oleh Allah. Alhamdulillah ~
Alhamdulillah, semoga syukur ini bisa selalu berlebih. Aamiin ~

Tuesday, December 11, 2018

2D1N What an amazing trip to Seoul ~

Nobody is too busy, it's just a matter of priority. Sejujurnya, kita selalu bisa menyempatkan. Selalu punya waktu, kalau memang niat untuk melakukan hal tertentu. Kalau memang tidak berniat, sebanyak apapun waktu yang dimiliki selalu ada alasan untuk tidak melakukannya. Sesederhana itu.

Bahagia juga, sesederhana ini. Alhamdulillah  (credits: luckycaesar.com)
Akhirnya ke Seoul juga, setelah 1,5 tahun di Korea Selatan akhirnya menyempatkan diri untuk bisa menginjakkan kaki ke ibu kota negeri gingseng ini. Alasan utamanya karena ingin bertemu dengan mbak mas dari ITS IO yang sudah seperti keluarga sendiri. Sejenak melepas rindu, pun melepas penat dari segala beban di lab yang sampai bosan diceritakan di kontemplasi asa.

Trip ke Seoul kali ini saya solo traveler dari Busan dengan naik kereta ekonomi Mugunghwa. Saya selalu suka perjalanan di malam hari, selain karena lebih bisa istirahat dengan tenang dan lebih nyaman dibandingkan dengan perjalanan pagi atau siang hari. Perjalanan dengan kereta Mugunghwa ditempuh selama kurang lebih lima jam. Lumayan selama perjalanan 75% nya adalah tidur pulas, sampai tidak sadar sudah berapa kali orang yang yang berganti di kursi sebelah saya.

Maklum maraton begadang selama empat hari berturut-turut akhirnya bisa tertebus dengan tidur pulas hampir sepanjang perjalanan.

Oiya, kenapa kok tidak naik KTX?

Awalnya berencana naik KTX, namun karena berniat untuk tidur lebih pulas dan lebih lama akhirnya terpilihlah kereta Mugunghwa. Sebelumnya saya sudah pernah naik kereta KTX, bagus dan super cepat. Namun apadaya, sepanjang naik KTX kepala terus pusing karena tekanan yang tinggi jadi mual begitu rasanya pas di kereta. Maklum ya saya orangnya dari desa gitu :"

KTX Train dari luar (credits: luckycaesar.com)
Bagian dalam KTX (credits: luckycaesar.com)
Toilet di KTX (credits: luckycaesar.com)
Harga kereta KTX ini juga dua kali lipat. Perjalanan kemarin dengan kereta Mugunghwa dari Busan ke Seoul untuk sekali jalan sekitar 28.600 won (PP Busan-Seoul-Busan sekitar 60 ribu won). What a nice trip with Mugunghwa, save money for enjoying Seoul ~ Sebelum boarding, saya sempatkan mampir membeli odeng atau omuk khas Busan di salah satu kios yang ada di bandara.

Selalu ramai oleh pembeli (credits: luckycaesar.com)

Yummy juga fish cakenya, harganya mulai dari 500 - 5000 won per biji (credits: luckycaesar.com)
Oiya, sedihnya di kereta Mugunghwa ini tidak ada colokan atau electricity port (duh apa ya bahasa Indonesia colokan :"), alhasil semua baterai drop. Handphone dan wifi sama sama sekarat, alhasil sesampainya di Seoul station saya langsung mencari charger corner, tapi nggak di corner juga tempatnya (sesukanya Lucy aja dah ya #maafkan).

Bagian dalam kereta Mugunghwa (credits: luckycaesar.com)
Setelah charging hp dan modem sekitar 1 jam, baterai penuh separuh. Namun saya khawatir baterai cepat habis, apalagi hp saya sudah usang dan tidak sebagus dulu performanya. Berdoa saja semuanya akan baik-baik saja. All is well, meskipun dalam prosesnya harus berjuang. 15 menit berjalan dengan nagivasi untuk naik subway di pagi yang terlalu awal, baterai hp mulai lowbat. Mulai panik deh, 15 menit kemudian baterai wifi juga lowbat. Yah sudah, naik taxi mungkin pilihan terbaik. Sudah uring-uringan sendiri, sudah lelah dan tidak bertenaga.

Berbekal screenshot alamat hotel dan bahasa korea yang sekadarnya, akhirnya taxi meluncur ke tkp. Sekitar kurang lebih 20 menit, sampailah di tempat tujuan. Sekitar 7000 won dan less stress. Harusnya naik taxi dari awal ya supaya tidak uring-uringan yang menguras banyak tenaga.

Sesampainya di hotel sekitar pukul 5 pagi. Masih petang, baterai hp habis dan nomor hp juga bermasalah. Alhasil saya harus numpang ngecharge ke petugas hotel yang dari raut wajahnya sudah tidak bersahabat. Apa boleh buat, no option :" Setelah 15 menit menunggu, akhirnya bisa juga menghubungi mbak puty untuk menjemput di lobby hotel. Terima kasih ya Allah, selesai juga drama di pagi yang terlalu pagi ini.

#1st Day Seoul - First snow and I am blessed

Istimewa. Saya belum pernah bermain salju selama tinggal di Korea. Pertama karena daerah Busan memang kemungkinan kecil ada salju dan menjadi daerah terhangat di musim dingin dibandingkan dengan daerah lainnya di Korea Selatan. Kedua, saat turun salju tahun lalu saya sedang sakit jadi hanya bisa menikmati dari jendela kosan. Beruntungnya saya, pagi ini bisa bermain di bawah buliran halus salju. I am freeze yet blessed to enjoy first snow in Seoul. 
Pagi-pagi udah dibikin happy sama salju ~ (credits: luckycaesar.com)
Setelah main salju selimutan ala-ala gitu kita ya. lol (credits: luckycaesar.com)

Pagi ini sambil menikmati salju pertama, saya dan mbak elok senang bisa berbagi pengalaman studi di Korea melalui live instagram dengan mas wahyu dari ITS International Office. Eternally happy to share, to embrace others to always live their dreams. Acara live selesai, dilanjutkan dengan explore Seoul, dingin-dingin membeku namun tidak mengalahkan semangat jalan-jalan yang sudah dibawa jauh dari Busan. lol.
Terima kasih banyak atas kesempatan yang diberikan mas wahyu ~ (credits: luckycaesar.com)
~ Gyeongbokgung Palace dan Patung King Sejong 

Destinasi pertama adalah berkunjung ke Gyeongbokgung Palace. Jalanan ramai pagi itu karena ada orasi dari semacam partai tertentu. Salju juga menyelimuti jalanan, licin dan basah. Dinginnya menusuk tulang tidak menyurutkan semangat untuk terus melangkah. Sesekali mengambil foto untuk kenang-kenangan pernah bersama Salju saat berada di Seoul. Kurang bahagia apa coba?
Ekspresi menahan dingin yang kian menusuk hingga ke tulang (credits: luckycaesar.com)
Berkat kamera super Oppo.lol. (credits: luckycaesar.com)
Sepanjang jalan licin dan penuh es serut. Tinggal kasih sirop yak (credits: luckycaesar.com)


Kali ini plan untuk memakai Hanbok gagal karena cuaca dan kondisi tubuh yang tidak memungkinkan. Pun kondisi saat itu begitu ramai dengan pengunjung karena bertepatan dengan akhir pekan, next time kalau ada rejeki lagi main ke sini ya. Aamiin.



Dear you ~ (credits: luckycaesar.com)
Setelah puas berfoto di Gyeongbokgung Palace, foto-foto berlanjut dengan Raja Sejong yang berada di lapangan Gwanghwamun. Patung Raja Sejong ini menjadi icon yang wajib kalau berkunjung ke Seoul. Alhamdulillah yah, bisa punya foto seperti yang ada di wallpaper weather forecast untuk daerah Seoul. Rotfl.

So lovely :) (credits: luckycaesar.com)
~ COEX Mall dan Dongdaemun Design Plaza

Jalan-jalan berikutnya adalah ke COEX Mall untuk makan siang sekaligus ke Starfield Library. Makan siang kali ini dengan menu daging khas Turki dengan merogoh kocek cukup dalam namun worth it banget karena harga sebanding dengan rasa yang super yummy ~

Setelah makan siang yang belum mengenyangkan, aktivitas selanjutnya adalah shopping sepuasnya (explore daiso sih lebih tepatnya) dan end up beli barang-barang yang kurang dibutuhkan. Beli karena lucu :" Setelah shopping selesai, destinasi berikutnya adalah Dongdaemun Design Plaza.

Starfield library, so awesome ~ (credits: luckycaesar.com)


Extremely outstanding kalau kata saya. Designnya modern dan mewah gitu, bagus banget. Bisa foto bagus di segala sisi, cuman sayangnya malam itu mood untuk foto-foto sudah kritis. Sudah lapar dan lelah. Kaki rasanya sudah terpatah-patah berjalan dari pagi hingga malam.

Udah kucel begini setelah seharian jalan ~ (credits: luckycaesar.com)
Selama perjalanan explore Dongdaemun, kami menyantap odeng hangat dan beberapa teman membeli Hotdog dan ayam. Sebenernya untuk di Korea Selatan sendiri, makan ayam atau daging adalah sebuah pilihan. Apabila ayam atau daging yang dimakan adalah lokal, belum pasti halal namun apabila daging atau ayam yang dimakan impor dari Brazil ataupun Australia insya Allah halal (namun harus dipastikan lagi ke penjual mengenai hal ini). Jadi untuk amannya, saya memilih untuk mengkonsumsi seafood saja karena jelas aman untuk muslim.

Untuk sosis, di Korea jelas menggunakan daging babi. Jadi, yah hindarin makan sosis yang dijual di Korea atau pastikan kalau Sosis itu berlabel halal. Semua adalah pilihan, hidup di negara dimana muslim menjadi minoritas tidaklah mudah, stay strong yah pokoknya  ~

Setelah puas makan odeng dan kerabatnya, perjalanan dilanjutkan ke Dongdaemun night market. Udara jadi makin dingin, pun jalanan ramai oleh pasangan muda-mudi. Banyak ornamen natal menghiasi setiap sudut kota. Sesampainya di lokasi yang direkomendasikan oleh Naver (map navigasi yang direkomendasikan dipakai di Korea, jenis lainnya adalah Kakao map), seperti tidak ada tanda-tanda pasar malam yang ingin dituju. Kaki sudah begitu lelah, akhirnya kami memutuskan untuk kembali.

Tidak benar-benar kembali, saya bersama mbak mela, mbak puty dan mbak yani ingin sejenak merasakan dinginnya hembusan angin di tepi sungai. Kurang kerjaan ya, membiarkan dinginnya angin yang menusuk hingga ke tulang. Well, we were so happy that time. It has been so long not hang out together. Setelah cukup masuk angin, akhirnya pulang kembali ke hotel dan mampir beli Gongcha dan subway dulu. Maklumi saja ya, malam-malam dingin begini emang bawaannya lapar terus.

Satu hari penuh yang begitu istimewa, salju pertama bersama sahabat dan keluarga tercinta. Sungguh nikmat Allah mana lagi yang aku bisa dustakan? Allah sungguh Maha Baik.

~ Back to Busan 

Hari ke dua di Seoul sebenarnya direncanakan untuk jalan-jalan ke Myeongdong, namun apa daya terburu-buru oleh waktu kereta. Saya booking kereta jam 13.15 jadi setidaknya harus ada di Seoul station pukul 12.30. Belum makan pagi, akhirnya kami memutuskan untuk langsung ke Seoul station dan brunch di sana. Menu brunch kali ini adalah burger udang, alamat siap-siap minum obat.

Kurang lama mainnya yah, namun apa daya. Terima kasih atas kunjungan yang begitu menyenangkan. Sampai ketemu lagi, tahun depan insya Allah di Surabaya. Sungguh Allah Maha Baik memberikan saya teman dan keluarga yang begitu baik, sehat sehat semuanya ~

Sampai jumpa lagi :) (credits: luckycaesar.com)
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES