Thursday, May 31, 2018

Nyalakan Lentera Asa untuk Kelestarian Dugong dan Padang Lamun Indonesia

Sejauh mata memandang, hijau dan biru yang begitu menenangkan. Hamparan laut yang luas nan bersih menjadi vitamin dan moodbooster terbaik. Pemandangan favorit yang begitu saya rindukan, mengenang perjalanan saat menyeberang dari Bali ke Pulau Lombok. Momen yang begitu istimewa selama kurang lebih 3 jam menumpangi Kapal Ferry. Di tengah perjalanan, kami melihat pertunjukan lumba-lumba yang tak malu beratraksi. Menorehkan tawa dan senyum ceria di bibir para penumpang kapal, terutamanya saya #senyumsenyumsendiri

Menikmati indahnya bahari Indonesia - Perjalanan Bali - Lombok (sumber foto: dok. pribadi)
Berbicara mengenai lumba-lumba, mengingatkan saya pada Duyung dan Dugong, yang saya kenal dulu di film “Marina” dari Filipina.

Dugong Ternyata Bukan Putri Duyung 

Dugong yang memiliki nama ilmiah Dugong dugon sering dikaitkan dengan ikan yang berwujud putri duyung, manusia setengah ikan yang popular dengan istilah “mermaid” dalam bahasa Inggris. Padahal nyatanya benar-benar berbeda, putri duyung hanya cerita yang ada pada dunia dongeng atau legenda. 

#DugongmeLamun (sumber foto: telegraphy.co.uk/alamy)
Dugong adalah salah satu dari 35 jenis mamalia laut di Indonesia yang tinggal di perairan laut dangkal dan tidak terbatas pada perairan pesisir. Dugong dalam bahasa melayu disebut “Duyung” , di Sumatera dikenal dengan “Babi Laut”, di Sulawesi selatan terkenal dengan istilah “Ruyung”, serta di masyarakat Suku Bajo, Gorontalo akrab dengan sebutan “Dio”.

Dugong merupakan satu-satunya mamalia laut “herbivora” yang makanannya begitu eksklusif yaitu lamun. Pun Dugong memiliki peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem lamun. Dalam klasifikasi hewan, dugong termasuk dalam class mamalia, ordo Sirenia yang menyusui anaknya.

Oiya, Dugong ini menyusui anak di bawah ketiaknya. Terdapat puting susu di ketiak kedua sirip dugong betina. Menarik banget kan yak, cara menyusuinya pun berbeda dengan Pesut yang menyusui anaknya di dekat alat kelamin.  

Perawakan Dugong  adalah bertubuh tambun tanpa sirip di punggung yang dilengkapi dengan ekor pipih, horizontal serta bercabang seperti ekor lumba-lumba dan paus. Fakta menarik mengenai Dugong bisa dilihat di gambar berikut ini: 

Fakta menarik mengenai Dugong (sumber gambar: Lembar Fakta DSCP Indonesia)
Fakta yang paling menarik adalah mengenai air mata duyung yang dulu dikaitkan dengan hal mistis seperti ramuan pengasih agar orang yang ditaksir menjadi cinta atau bahkan tergila-gila. Pun dulu  saya pernah lihat di serial TV, air mata putri duyung berubah menjadi mutiara. Lol. #efekserialTV #maafkansaya 

Namun ternyata oh ternyata air mata duyung ini merupakan cairan pelembab mata Dugong yang keluar ketika Dugong sedang tidak berada di dalam air.

Yuk, Kenalan dengan Kerabat Dugong

Supaya makin cinta dengan Dugong, boleh yuk kenalan dengan kerabat Dugong. Dugong dugon merupakan satu-satunya species yang masih eksis di bawah Familia Dungongidae. Spesies lainnya dari familia yang sama, yaitu Hydrodamalis gigas, terkenal dengan Setller’s sea cow, bahkan telah punah 30 tahun sejak pertama kali ditemukan di abad 18.

Hubungan kekerabatan Dugong
Spesies lainnya di bawah ordo Sirenia, familia Trichechidae  yang masih hidup dan tidak kalah eksis dengan Dugong adalah Manatee atau sea cow, alias sapi laut. Berbeda dengan Dugong. Manatee memiliki ekor yang tidak bercabang, melainkan berbentuk bundar pipih seperti dayung.

Fakta menarik lainnya mengenai Dugong, ternyata kekerabatan Dugong jauh dengan paus ataupun lumba-lumba yang merupakan mamalia laut. Uniknya, dalam sejarah evolusinya Dugong memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan gajah. Nenek moyang Dugong bermula dari hewan daratan pemakan tumbuhan, yaitu gajah, yang perlahan beralih ke pantai dan beradaptasi sebagai hewan akuatik herbivora di perairan dangkal. Dugong pun memiliki sistem pencernaan yang mirip dengan sistem pencernaan gajah, seperti Gajah Afrika, Loxodonta africana.

Padang Lamun: Rumah Mereka, untuk Kita 

Kenal Lamun lebih dekat: Rumah mereka untuk kita semua (sumber gambar: twitter @dscpindonesia)

Sudah kenal dengan Dugong beserta kerabatnya, rasanya kurang lengkap kalau belum tahu mengenai Padang lamun. Yap, padang lamun sangat erat kaitannya dengan pelestarian Dugong, sebagai habitat dan sumber pakan. Dugong termasuk hewan pemilih perihal makanan. Dugong tidak seperti hewan herbivora lainnya yang suka tumbuhan berserat, namun lebih suka dengan lamun yang lembut, mudah dicerna serta mempunyai nilai gizi yang tinggi.

Hubungan antara Dugong (Duyung) dan Lamun (sumber gambar: twitter @dscpindonesia)
Lamun merupakan jenis tumbuhan berbunga yang hidup di dalam air dan tumbuh membentuk padang rumput atau biasa kita sebut padang lamun di dasar perairan pesisir yang dangkal. Lamun ini menjadi sumber pakan utama Dugong. Oiya, tidak hanya Dugong ternyata yang memakan lamun, penyu pun juga makan lamum namun hanya bagian daunnya saja. 

Beragam manfaat dan fungsi Padang Lamun (sumber gambar: twitter @dscpindonesia)
Namun berbeda dengan Dugong yang makan seluruh tumbuhan lamun sampai akar-akarnya. Pada kesempatan lain, Dugong hanya akan memakan bagian daun diatas permukaan dasar saja. Hap-hap makan banyak Dugong mah.

Ragam Padang Lamun di Indonesia

Indonesia memiliki padang lamun seluas 1.507 km2 namun hanya 5% yang tergolong sehat, sementara 80%  kurang sehat dan 15% lainnya dalam kondisi tidak sehat. Dari sekitar 20 jenis lamun yang dikenal di perairan Asia, hanya sekitar 12 jenis lamun yang  umum terdapat di Indonesia. Oiya, tumbuhan lamun ini terdiri dari rimpang (rhizome), daun dan akar. Sebagian besar lamun berumah dua, yang artinya dalam satu tumbuhan hanya terdapat bunga jantan saja atau bunga betina saja.

Jenis dan Status Padang Lamun di Indonesia (sumber gambar: twitter @dscpindonesia)
Lamun memiliki sistem pembiakan yang khas karena mampu melakukan penyerbukan di dalam air, atau dikenal dengan istilah hydrophylous pollination. Buahnya pun terbenam di dalam air. Dari 12 jenis-jenis lamun yang ada, jenis Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii adalah dua jenis lamun yang sering dijumpai di perairan Indonesia. Berbicara mengenai jenis lamun, ternyata Dugong pun memiliki lamun favorit alias lamun kesukaan, yaitu Halophila, Cymodocea, Syringodium dan Thalassia.

Rantai Makanan Ekosistem Padang Lamun

Padang lamun termasuk dalam ekosistem kompleks yang di dalamnya terdapat banyak ragam biota dan saling berinteraksi satu sama lain. Pun padang lamun bisa berada dekat dengan ekosistem mangrove dan sebelah luarnya berdampingan dengan ekosistem terumbu karang. Di dalam padang lamun sendiripun bisa terdiri dari vegetasi tunggal ataupun vegetasi campuran yang terdiri dari beberapa jenis lamun.

Berbagai variasi ekosistem padang lamun di pantai timur Pulau Bintan, Kepulauan Riau
Dokumentasi foto: Trikora Seagrass Management Demonstration Site (Dugong Bukan Putri Duyung, Nontji, 2015)
Pada lamun ini juga merupakan ekosistem dengan produktivitas organik yang sangat tinggi, Bermacam-macam biota laut juga hidup disitu, seperti krustasea, moluska, ikan dan cacing. Ada yang menetap, adapula yang sebagai pengunjung setia. Tidak hanya itu, Lamun juga menjadi makanan bagi penyu, terutama penyu hijau yang suka dengan jenis lamun Cymodocea, Thalassia dan Halophila. Rantai makanan untuk eksosistem padang lamun dapat dilihat pada gambar berikut:

Rantai makanan ekosistem padang lamun  (Dugong Bukan Putri Duyung, Nontji, 2015)
Ancaman Kelestarian Dugong dan Padang Lamun

Kondisi Dugong dan Padang Lamun di Indonesia makin lama makin memprihatinkan. Dugong dan Lamun memiliki simbiosis mutualisme, yang saling menguntungkan satu sama lain. Banyak Dugong yang diburu hidup-hidup dan dagingnya di konsumsi, padahal sudah dilindungi oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.


Nah, selain karena unsur kesengajaan, ada potensi Dugong ini tidak sengaja terdampar kemudian terjaring atau tertangkap di alat tangkap milik nelayan. Kesadaran masyarakat sekitar sangat dibutuhkan untuk bisa menyelamatkan Dugong yang terdampar atau terjaring tersebut dengan melepaskannya kembali ke laut.

Penanganan Dugong yang terdampar (sumber video: twitter @dscpindonesia)

Sementara untuk Padang Lamun, nasibnya juga tidak berbeda dengan Dugong, kian lama kian memprihatinkan akibat pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan. Fakta yang ada karena pembangunan berbagai konstruksi pantai menyebabkan hilangnya ekosistem padang lamun. Bukti nyata kerusakan padang lamun lainnya terjadi akibat pembangunan kawasan dan industri di pelabuhan Teluk Banten yang telah melenyapkan sekitar 30% luas padang lamun di teluk tersebut.

Kerusakan lainnya terjadi akibat penambangan bauksit di Bintan yang telah memberikan dampak sedimentasi padang lamun. Luas padang lamun pun telah berkurang sebanyak 678.300 meter persegi di gugus pulau Pari (Jakarta) dari tahun 1999-2004.

Selamatkan Padang Lamun, Lestarikan Habitat Dugong: Nyalakan Lentera Asa #DugongmeLamun

Setelah berkenalan dekat dengan Dugong dan Padang Lamun serta mengetahui bagaimana kritisnya kondisi keduanya sekarang, beberapa strategi dan kemungkinan aksi konservasi yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian #DugongmeLamun sebagai berikut, yuk – yuk simak baik-baik:

  1. Meningkatkan perlindungan Dugong baik di dalam maupun di luar konservasi laut dengan lebih memperketat hukum yang ada, seperti pelarangan penggunaan jaring insang dan pukat dalam penangkapan ikan. Selain itu, perlu dilakukan integrasi aktivitas dan tindakan konservasi dugong dengan pengelolaan pesisir yang sudah ada untuk sekaligus mendukung kelestarian padang lamun.
  2. Meningkatkan kesadaran diri sendiri dan masyarakat pada umumnya mengenai pentingnya konservasi populasi dugong dan padang lamun sebagai habitatnya. Aksi bisa dilakukan dengan melakukan kampanye melalui berbagai media cetak ataupun digital. Apalagi di era digital seperti sekarang ini penyebaran informasi menjadi begitu mudah dan cepat.  Penetapan Dugong sebagai ikon penting atau “flagship species” juga bisa dilakukan agar kesadaran untuk menjaga kelestarian Dugong menjadi semakin meningkat dan terpatri kuat dalam diri.
  3. Lebih peka dan tanggap terhadap kondisi dugong serta padang lamun, salah satunya dengan menjaga lingkungan sekitar (tidak membuang sampah sembarangan utamanya ke laut). Langkah lainnya adalah dengan tidak membeli bagian tubuh dugong yang mentah ataupun yang sudah diolah (e.g taring dugong, air mata dugong, daging dugong, dll) 
  4. Terus melakukan penelitian, survey dan pemantauan populasi dugong serta padang lamun sehingga bisa mengetahui detail mengenai distribusi dugong dan kelestarian padang lamun yang ada di Indonesia.
  5. Terus bergerak mengembangkan jaringan atau network di kalangan praktisi konservasi umum dan peneliti. Tidak kalah penting juga untuk masyarakat umum seperti saya, bisa ikut bersinergi dengan aktif mendukung upaya konservasi dugong serta padang lamun, salah satunya melalui Dugong and Seagrass and Conservation Project (DSCP) Indonesia.
Yuk bersinergi, bergerak bersama nyalakan lentera asa untuk Dugong dan Lamun bersama DSCP Indonesia!

Yuk bersiap diri dan bersinergi dengan DSCP Indonesia!
Hidup sekali, jadilah berarti! Salah satu aksi nyata yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian Dugong dan Padang Lamun adalah dimulai dengan meningkatkan kesadaran diri, terus aktif menggali informasi lalu bersinergi bersama kelompok pemerhati lingkungan lainnya, kelompok yang sevisi, salah satunya adalah DSCP Indonesia. Yuk, mari beraksi dan bersinergi untuk menyalakan lentera asa Dugong dan Lamun di Indonesia!
Yuk dukung kegiatan DSCP Indonesia! Satu aksi untuk #DugongmeLamun!
Actions speak louder than words, so let’s do it!  #DugongmeLamun, We love you!


Referensi: 

- DSCP Indonesia. Lembar Fakta Program Konservasi Dugong dan Padang Lamun Indonesia
- LIPI media. 2015. Duyung di Indonesia terancam punah 
  (http://lipi.go.id/lipimedia/single/Duyung-di-Indonesia-Terancam-Punah/15461)
- LIPI media. 2016. Populasi Dugong terancam punah 
  (http://lipi.go.id/lipimedia/populasi-dugong-terancam-punah/15463) 
- Nontji, Anugerah. 2015. Dugong Bukan Putri Duyung. Jakarta

Tuesday, May 29, 2018

Menikmati Pesona Lampion Warna-Warni 삼광사 🏯

Malam itu angin berhembus cukup kencang, dinginnya menusuk tulang. Harusnya bulan ini sudah masuk musim panas, namun nyatanya masih seperti musim dingin. Hembusan angin pelan menyibak ujung kerudung, menerpa halus wajah yang agak kelelahan. Meskipun begitu, rasa penasaran mengalahkan lelah yang ada. Demi menikmati pesona lampion Samgwangsa (삼광사), yang konon katanya begitu memesona. 

Bersama mbak nana, kami menjelajahi malam itu dengan begitu antusias dan juga bahagia. Kami mengambil jalan darat dengan menggunakan bus kota. Sebenernya bisa menggunakan subway namun justru lebih jauh dibandingkan menggunakan bus. Untuk menuju ke samgwangsa temple kami harus oper bus sekali. Kami berangkat dari kosan pukul 20:00 setelah selesai buka puasa dan menunaikan sholat maghrib.

Baca juga: Momen Ramadhan Perdana di Korea

Kami berdua menunggu bus nomor 133 di bus stop dekat Paris Bageutte PNU. Oiya disini kalau naik bus dan perlu untuk transfer ke bus lainnya, cukup bayar sekali dengan tap kartu sebelum turun (dengan syarat jarak waktu untuk naik bus selanjutnya tidak lebih dari 30 menit). Satu kali tap kartu dikenakan biaya sebesar 1.300 won.

Bus nomor 133 turun di bus stop dekat Sajik baseball stadium. Kebetulan malam itu ada pertandingan baseball jadi rame banget dengan warga yang memakai baju supporter baseball merah - hitam. Selanjutnya kami oper bus nomor 54 menuju bus stop dekat dengan Samgwangsa temple.

Samgwangsa temple benar-benar penuh dengan lampion. Istimewa sekali, lampion-lampion ini ada sampai tanggal 22 Juni, yang bertepatan dengan hari ulang tahun Budha. Pun malam itu, ramai sekali dengan pengunjung. Semakin malam, kuil semakin ramai. Entah jam berapa akan ditutup, mungkin sekitar pukul 11 malam. Oiya, tidak ada tiket masuk ke Samgwangsa temple ini alias free.

Gapura masuk Samgwangsa Temple

Selamat menikmati foto-foto lampion yang istimewa. Saya pun begitu menikmati pesona malam itu. Begitu bersyukur saat itu bisa jalan dengan bebas dan leluasa tanpa menggunakan tongkat seperti sekarang ini. Jadi sedih lihat kaki yang masih dibalut perban, harus kuat!

Dua pasang naga diatas ratusan lampion warna-warni





Bersama mbak nana, partner setia jalan-jalan. Makasih mbak :)


Istimewa :)




Malam itu, langit cerah berhiaskan bintang-bintang. Terima kasih ya Allah. 
Kami pulang dari samgwangsa temple sekitar pukul 09.30 malam dengan menggunakan bus lagi. Kali ini kami naik bus 54 oper ke bus 131/80. Sampai di sekitar PNU (kos kami dekat dengan kampus PNU), kami mampir ke kedai odeng dan ttopoki sebelum balik ke kosan. Lumayan lapar setelah puas jalan kaki memutari kuil untuk menikmati pesona lampion warna-warni.

Btw lagi nggak diet kok, diet start from tomorrow. lol! 

Thursday, May 24, 2018

Momen Ramadhan Perdana di Korea

Selamat menikmati kamis pagi, tidak terasa sudah memasuki hari ke-8 puasa di Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Puasa pertama di negeri rantau membuat saya makin rindu dengan kampung halaman. Rindu ramainya masjid-masjid yang tidak pernah sepi dari merdunya lantunan ayat suci Al-qur'an. Rindu momen sahur dan berbuka bersama keluarga. Rindu sahur on the road bersama teman-teman. Rindu berbagi takjil yang penuh keseruan. Yap, rindu yang begitu nyata. 

Rindu yang Allah lekatkan membuat saya harus banyak bersyukur bisa bertemu lagi dengan Ramadhan tahun ini. Bisa merasakan bagaimana puasa di negeri orang yang dimana muslim menjadi minoritas, waktu puasa juga lebih lama dari Indonesia. Maka, sungguh harus banyak bersyukur yang bisa puasa sekaligus kumpul dengan keluargaa di negeri sendiri. Beruntungnyaa saya punya mas mbak yang super baik hati disini, jadi berasa kumpul sama keluarga. Alhamdulillah. 

Selepas acara Munggahan menyambut Bulan Ramadhan
Banyak momen puasa Ramadhan perdana di sini yang begitu berkesan untuk saya. Untuk menyambut Bulan Ramadhan, saya bersama teman-teman muslim mengadakan acara Munggahan sebagai wujud syukur bisa bertemu lagi dengan Bulan Ramadhan. 

#Momen1: Munggahan Menyambut Bulan Ramadhan 

Acara Munggahan dilaksanakan di kampus PNU tanggal 12 Mei yang dihadiri tidak hanya oleh anggota FOKIS (Forum Keluarga Islam) PNU namun juga teman-teman dari kampus sebelah (Pukyong National University dan Silla University). Begitu menyenangkan bisa berkumpul bersama, tidak hanya mendapatkan tambahan semangat dan inspirasi dari para senior namun juga bisa incip-incip makanan khas Indonesia. 


Banyak senior yang jago masak disini. Masakannya pun beragam, mulai dari Soto Makassar, Kroket, Terang bulan, Empal daging, Bihun goreng, Capcay, Sosis solo, bakwan sayur. Pelengkapnyaa pun banyak alhamdulilah, ada kerupuk udang, kerupuk kulit, jeruk, anggur, jus jeruk, jus aloevera, keripik kentang. Sungguh nikmat Allah yang mana lagi yang kamu dustakan? Alhamdulillah.


Acara Munggahan diwarnai dengan kultum dan sharing mengenai tips-tips puasa, khususnya untuk yang baru pertama kali seperti saya ini. Semoga Allah selalu melimpahkan berkah dan hidayahNya untuk kita semua. Aamiin.

#Momen2: Puasa Pertama Memasuki Musim Panas - 16 jam

Puasa Ramadhan kali ini bertepatan dengan memasuki musim panas, namun beruntungnya cuaca belum sempurna memasuki musim panas. Awal-awal puasa Ramadhan suhu meningkat namun lama kelamaan berganti dengan sejuk, dingin dan sedikit berangin. Sungguh Allah Maha Baik.

Cuaca sejuk Busan. Foto diambil dari rooftop Gedung 405, College of Engineering
Puasa di Busan berlangsung selama sekitar 16 jam, mulai dari sahur pukul 03.30 sampai dengan berbuka pukul 19.30. Semoga kita senantiasa diberikan berkah, kekuatan dan amal baik serta puasa yang kita laksanakan diterima oleh Allah SWT, Aamiin. 

#Momen3: Kegiatan Lab kian padat

Momen Puasa kali ini diwarnai dengan kedatangan 3 reaktor baru jenis SBR yang akan mulai dioperasikan bulan depan. I am excited yet a bit nervous. Ngelab makin padat karena masa aklimatisasi membutuhkan treatment khusus agar bisa berjalan lancar sesuai dengan prediksi. Beruntungnya saya punya tim yang kompak dan saling membantu sama lain. Alhamdulillah kemarin 3 reaktor sudah terpasang dengan discharging line, blower line serta controller boxnya. I owe you so much guys. Stay healty ya, stay even stronger! 



#Momen4: Nikmatnya sahur dan berbuka dengan kurma

Sahur dan berbuka jadi dua momen yang menyenangkan selama menjalani puasa perdana di Korea. Saya tidak muluk-muluk menyiapkan untuk makan sahur dan menu khusus untuk berbuka. Masak sesederhana mungkin, kalau nggak oseng telur, mie goreng mawut, ayam goreng dan tentunya 5 biji kurma. Oiya disini kurma juga terjangkau harganya, tidak beda jauh dengan kurma di Indonesia.


Alhamdulillah, kapan hari nitip beli di Sasang dengan teman-teman Indonesia dapat promo buy 5 get 1 free. Jadi satu kotak isi 1 kg kena harga sebesar 6,600 won atau sekitar 85.000 rupiah. Alhamdulillah, nikmatnya berpuasa 😇

#Momen5: Sungguh Allah Maha Baik, Hikmah Bulan Puasa 

Last but not least, momen perdana yang memberikan pelajaran mendalam bagi saya secara pribadi. Jadi ceritanya senin kemarin saya mendapat musibah, kepleset di tangga jurusan. Lumayan tinggi, 3 tangga yang notabene cukup besar. Alhasil, pergelangan kaki saya setelah di x-ray dinyatakan retak dan butuh waktu sekitar satu bulan untuk penyembuhan secara normal.

Cidera kaki kanan, doakan bisa segera sembuh dan
jalan dengan normal. Aamiin
Sedih, pengen rasanya pulang ke rumah. Tapi apadaya, tidak ingin membuat ayah dan ibuk lebih khawatir. Allah sangatlah baik pada saya, ujian kesabaran sekaligus penebusan dosa di bulan penuh ampunan ini #hikmahbulanpuasa #nikmatnyaRamadhan


Terima kasih ya Allah, Ramadhan tahun ini saya belajar lebih mendalam arti bersabar, berjuang dan senantiasa bersyukur di tengah ujian yang ada di negeri ini. Semoga Allah senantiasa menguatkan. Aamiin. 

Wednesday, May 23, 2018

Pilihan Cerdas TV LCD tahun 2018

“Ibuk, mau nonton hamtaro, chibi maruko chan sama doraemon ya”, pinta saya yang selalu mewarnai minggu pagi. Senyum bahagia selalu merekah ketika minggu pagi datang. Minggu, akhir pekan yang menyenangkan karena ayah dan ibuk memberikan lampu hijau untuk bisa menonton TV. Yap, menonton acara favorit saya dan kakak.

Ayah dan Ibuk memberikan batasan untuk menonton TV, khususnya untuk hari-hari sekolah. Selebihnya kalau akhir pekan seperti minggu pagi sampai siang jam sebelas bisa nonton TV sepuasnya. Setelah itu quality time untuk makan siang bersama atau main ke rumah nenek-kakek.

Anyway, ngomong-ngomong soal TV dulu jaman masih TK, ayah saya punya TV hitam putih. Lalu ketika saya masuk SD ayah beli TV baru jenis TV tabung berwarna ukuran 21 inchi. Masih tipe TV yang gendut gitu. FYI ya, televisi sebagai salah satu perangkat elektronik yang mempersembahkan informasi dalam bentuk audio visual ini dulunya merupakan sebuah barang mewah yang tidak semua orang bisa memilikinya. 

Namun seiring perkembangan jaman, lambat laun keberadaan televisi berubah menjadi barang tidak mewah lagi dan dipastikan hampir setiap keluarga memiliki perangkat televise. Pasti di rumah teman-teman setidaknya ada satu TV, bahkan sekarang di rumah kakek ada 3 TV. 2 jenis TV tabung dan satu TV layar datar atau LCD. Jadi kalau cucu-cucunya datang nggak berebut remote TV.

Kalau dulu jaman saya kecil masih jarang yang memiliki TV, ada juga kebanyakan TV hitam putih atau kalau nggak TV tabung yang ukuran kecil.  Kalau saat ini banyak dipasarkan jenis televisi layar datar yang dikenal dengan nama televisi LCD. Televisi LCD memiliki kristal cair antara panel layar TV, yang akan diaktifkan bila arus listrik disuplai untuk itu. 

Oiya mengenai harga, Harga TV LCD saat ini tidak semahal ketika jenis TV tersebut mulai diluncurkan. Cukup banyak merk TV LCD yang beredar di pasaran, salah satunya adalah televisi LCD Panasonic.

credit photo: https://www.panasonic.com/
Pasti nggak asing lagi dong ya?  Yap, Panasonic merupakan salah satu brand TV LCD ternama yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena memiliki kualitas yang sangat baik. Nah, berapa harga TV LCD tahun 2018 khusus untuk TV LCD Panasonic ?

credit photo: https://www.panasonic.com/
Panasonic memiliki keinginan yang begitu besar untuk selalu memberikan pelayanan optimal kepada pelanggan setianya. Tujuannya jelas agar para pelanggan setia Panasonic ini selalu mendapatkan kepuasan yang maksimal. Salah satu cara untuk mewujudkan kepuasan pelanggannya, Panasonic menetapkan harga TV LCD yang cukup murah dan bisa terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

credit photo: https://www.panasonic.com/
Harga yang ditetapkan oleh Panasonic  tentunya beragam sesuai dengan tipe dan model TV-nya. Eits jangan khawatir dulu, dengan dana minimal 1.5 juta saja udah bisa dapat TV LCD Panasonic yang diimpikan. Asik nggak tuh? Jaman sekarang jelas TV LCD lebih unggul dari segi teknologi dan kelebihan yang ditawarkan. Selain fiturnya yang menarik, dari segi desain pun TV LCD memberikan kesan yang lebih cantik dan modern.

credit photo: https://www.panasonic.com/
TV LCD Panasonic ini bisa banget lho dijadikan pilihan teman-teman. Akan banyak keuntungan yang bisa diperoleh dan tentunya dijamin puas dengan kelebihan dan harga yang sangat terjangkau di kantong. Pilihan cerdas, tentu TV LCD Panasonic pilihannya! 
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES