Thursday, April 16, 2020

Berlatih untuk paham kapasitas diri dan merasa "cukup"

Banyak dari kita termasuk saya sering tanpa disadari memaksakan diri dalam melakukan sesuatu yang sebenarnya di luar kapasitas diri. Katanya push yourself till the limit atau pembuktikan kalau kerja keras pasti mampu mengalahkan batasan-batasan yang mungkin sebenarnya dibentuk oleh diri sendiri. Mungkin juga benar, tapi mungkin dengan lebih memahami kapasitas diri akan membuka banyak peluang lebih besar untuk berkembang. Tentunya dengan hal-hal yang memang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. 

(luckycaesar.com)
Memahami kapasitas diri berarti mengenal siapa diri sendiri yang sesungguhnya. Menerima batasan diri dengan tetap mencari alternatif untuk mengembangkan kelebihan yang dimiliki merupakan self-love yang sedang saya usahakan sampai sekarang ini. Self-love yang tentu akan membuat hidup saya jadi lebih mudah dan lebih bahagia. 

Self-love dengan memahami kapasitas diri membuat saya tahu kapan saya harus berhenti. Berhenti untuk istirahat dan tidak memaksakan diri terus terjaga sepanjang malam menyelesaikan tumpukan pekerjaan yang tidak ada habisnya. Namun dengan cueknya mengorbankan kesehatan diri. Pun saya jadi punya batasan untuk tidak selalu berkata iya. Berkata tidak pada teman saat dimintai bantuan jadi hal wajar kalau memang melebihi kapasitas yang saya miliki. 

Perlunya bijaksana dalam memahami kapasitas diri

It's okay not to be okay, jadi terdengar ampuh ketika banyak hal buruk terjadi, merasa rapuh, terpuruk dan rasanya semua jadi kacau. Semua yang telah diusahakan ternyata tidak berjalan sesuai ekspektasi. Lagi-lagi melebihi kapasitas diri untuk bisa menentukan hasil akhir dari semua yang telah diusahakan.

Aaah all is well, everything will fall into place. Nothing perfect in this world. Wajar salah, wajar kalah, pun wajar juga kalau gagal. Tidak ada yang salah dengan itu semua. Selama paham dengan makna kapasitas diri, saya yakin bahwa tidak akan ada yang merasa paling kuat dan melabeli orang lain manja hanya karena mengeluh di social media. 

Belajar merasa "cukup"

Semua orang punya kapasitasnya masing-masing, tidak bisa disamakan. Biasa saja bagi kita, bisa jadi berat bagi yang lain. Pun berlaku sebaliknya. Memahami kapasitas diri bukan berarti stay dalam zona nyaman. Bukan juga menyerah dengan peluang untuk naik "kelas". Namun lebih pada kontrol pada diri. Kapan harus terus lanjut dan kapan harus merasa cukup dengan meletakkan kebahagiaan diri pada prioritas teratas. Tidak ada unsur keterpaksaan, kalau capek ya istirahat. Kalau tidak kuat, ya introspeksi mungkin selama ini terlalu keras pada diri sendiri. You are enough. 

Terus semangat mengenal dan mencintai diri sendiri. Self-love always be the biggest commitment to live and love this life to the max. Happy to love yourself unconditionally ❤️

5 comments:

  1. aku sampai sekarang terus belajar untuk merasa cukup..

    ReplyDelete
  2. sudah berjalan 2 tahun saya berada di kondisi yang tidak sehat. Apa yang bisa saya lakukan dulu, kini sudah berat untuk dilakukan saat ini.

    Saya kadang berpikir "mau sampai kapan?" sembari pasrah dengan keadaan. saya sadar, ternyata sekarang sudah tak seindah dulu.

    Sepertinya saya perlu belajar menerima dan memberi batasan untuk diri sendiri, dari pada memaksakan keadaan yang berakhir kecewa.

    tulisan ini keren. saya suka. 👍

    ReplyDelete
  3. ini saya banget dulu, sempat pingin ngabisin energi sampai batas maksimal
    akhirnya diberi Tuhan sebuah sakit
    dari sini belajar untuk bisa istirat sejenak

    ya wislah

    begitu bunyinya

    ReplyDelete
  4. Hei Lucky Caesar, Aku Nabilaa senang berkenalan denganmu.

    Yup, aku setuju banget mengenai pandangan untuk tahu kapasitas diri sendiri dan tidak membandingkan kemampuan kita dengan orang lain. Karena kita memiliki standar, kemampuan, dan kapasitasnya masing-masing kan, yes.

    ReplyDelete
  5. Memahami diri sendiri rasanya gampang2 susah deh hehehe. Apalagi jika begitu sulit memaafkan diri sendiri. Terkadang kita kepengen menggapai cita2 dan impian namun tatkala ga kesampaian kok kecewa sekali apalagi kalau orangnya perfeksionis :D

    ReplyDelete

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES