Thursday, February 28, 2019

Mengkaji Program Capres di Pilpres 2019 dari Kacamata Lingkungan Hidup

Mendekati waktu pemilihan umum (pemilu) untuk pilpres Indonesia  tahun 2019 rasanya media baik itu cetak maupun online semakin hari makin dipenuhi dengan pemberitaan kedua calon presiden. Isu-isu yang diangkat beragam mulai dari ekonomi, keberagaman, korupsi, keadilan hukum, gender, demokrasi dan hak asaki manusia, bencana alam, disabilitas, lingkungan hidup dan hoax.


Maraknya berita-berita hoax yang beredar dan mampu memecahbelah masyarakat makin meresahkan sehingga harus dilawan. Menjadi pembaca yang bijak, cerdas, jeli dan teliti saat mendapatkan informasi dan memastikan kebenaran berita menjadi sebuah aksi nyata melawan hoax guna mendukung suksesnya pilpres 2019.

Baca juga:

Berdasarkan beragam isu yang dibahas, dikaji dan dikampanyekan di media sosial, menurut situs iklancapres.id, didominasi oleh Hoax untuk pasangan 01, Jokowi dan Ma’ruf Amin, sebesar 88,37%. Sementara pasangan 02, Prabowo dan Sandiaga Uno didominasi oleh isu permasalahan mengenai disabilitas sebesar 88,46%.

Isu permasalahan lainnya yang sering dibahas dan dikampanyekan untuk pasangan 01 adalah mengenai korupsi (72,97%), keadilan hukum (63,64%), dan lingkungan hidup (59,52%). Pasangan 02 juga sering mengangkat isu permasalahan mengenai bencana alam (78,43%), gender/perempuan (69,77%), ekonomi (57,01%), keberagaman (56,84%), demokrasi dan hak asasi manusia (51,55%), dan lingkungan hidup (40,48%).

Mengkaji Program Capres 2019 dari Kacamata Lingkungan Hidup

Lama berkecimpung di bidang lingkungan hidup, membuat saya sangat concern dengan program-program lingkungan yang dicanangkan oleh kedua calon presiden. Isu permasalahan lingkungan hidup masing-masing mendapatkan presentase ke 4 (59,52%) untuk pasangan 01 dan presentase ke 7 (40,48%) untuk  pasangan 02.

Menurut hemat saya, isu lingkungan hidup sangat krusial mengingat kehidupan kita begitu dekat dengan lingkungan. Kondisi lingkungan hidup yang kian hari kian memprihatinkan ini sudah seharusnya mendapatkan sorotan dan menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Berdasarkan presentase isu permasalahan lingkungan hidup masing-masing capres, program berhubungan dengan kehutanan mendapatkan presentase tertinggi sebesar 60% untuk pasangan 01 dan 23,53% untuk pasangan 02.
Sub permasalahan dalam isu lingkungan hidup yang sering dikampanyekan  di media sosial meliputi kehutanan, udara bersih, air bersih, sampah, pencemaran laut dan persisir dan perubahan iklim. Sampah mendapatkan presentase terendah yaitu sebesar 0% untuk pasangan 01 dan 5,88% untuk pasangan 02. Miris rasanya, peningkatan jumlah timbulan sampah yang terus meningkat setiap harinya namun ternyata tidak cukup mendapatkan perhatian yang serius dalam pembentukan program capres di pilpres 2019.

Baca juga:

Pengelolaan Sampah Sangat Krusial: Menuju Indonesia Bebas Sampah 2020

Secara keseluruhan, sampah yang dihasilkan di Indonesia berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mencapai lebih dari 200 ribu ton per hari, atau setara dengan 73 ton/tahu. Jumlah timbulan sampah ini akan terus meningkat sering pesatnya pertumbuhan penduduk, peningkatan kebutuhan hidup serta perubahan gaya hidup yang juga kian konsumtif. Tanpa penangabab pengelolaan sampah yang serius, produksi sampah jelas akan terus bertambah. Tidak bisa dibayangkan lagi timbuan sampah yang berakhir di tempat pemrosesan akhir (TPA) akan semakin menggunung.
 
Kondisi yang begitu rumit dan penuh resiko bahaya di TPA Sarbagita, Denpasar, Bali (credits: luckycaesar.com)
Pengelolaan sampah nasional belum menjadi program prioritas padahal Indonesia sendiri masuk dalam 5 negara penghasil sampah terbanyak di dunia. Perwujudan visi Indonesia Bebas Sampah 2020 rasanya masih jauh dari pencapaian. Sejauh ini, program mengenai sampah yang digagas dan dipublikasikan melalui media sosial mengenai Deklarasi Gerakan Anti Plastik yang digagas oleh tim sukses Prabowo-Sandi. Sampai saat ini, sampah plastik yang terus dihasilkan setiap hari menimbulkan banyak masalah yang sangat serius. Pun masih banyak juga yang membuang sampah sembarangan, bahkan ada yang seenaknya membuang ke sungai.

Terkait pemilahan sampah juga belum berjalan dengan baik. Sampah dengan beragam jenisnya masih tercampur jadi satu dari sumber penghasil sampah, alhasil susah sekali dalam pengolahan karena perlu pemilahan dalam jumlah yang sangat besar dan waktu yang cukup lama. Sangat diharapkan bahwa semua lini masyarakat sadar betapa pentingnya pemilahan sampah sejak dari sumber sehingga pengelolaan bisa berjalan lebih efektif dan efisien.

Masih kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia membuat sampah-sampah yang secara sembarangan di buang mengotori bantaran sungai, lalu hanyut sampai ke laut. Sebanyak 95% sampah yang menumpuk di dasar laut, hanya 5% saja yang terlihat. Bisa dibayangkan betapa kotornya dasar laut padahal dipenuhi banyak coral laut yang begitu indah. Selain sampah plastik, sampah makanan yang terus dihasilkan setiap harinya juga perlu mendapatkan perhatian yang serius.

Sampah plastik memenuhi dasar lautan. Miris! (credits: litbang.kemendagri.go.id)
Data yang didapatkan dari Metro Vancouver #BebasSampah2020 juga menampilkan bahwa sebesar 51% dari jumlah sampah adalah sampah makanan. Rasanya perlu untuk menerapkan program #habiskanmakan, #ambilsecukupnya, #foodsharing, #dendasampahmakanan ataupun #masaksecukupnya agar jumlah sampah makanan yang dihasilkan tidak terus meningkat. Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai akar dari sumber sampah makanan yang dihasilkan setiap harinya sehingga bisa diterapkan program yang tepat sasaran.

Baca juga:

Pengolahan Limbah Cair dari Proses Industri dan Kegiatan Rumah Tangga: Perlunya Sanksi Tegas dan Penyuluhan Terpadu kepada Masyarakat

Perhatian yang tak kalah penting selanjutnya mengenai pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari proses industri maupun kegiatan rumah tangga atau domestik. Saya tidak paham secara detail klasifikasi sampah disini juga mencakup limbah cair atau hanya sampah padat karena fokus yang dibahas selalu mengarah ke limbah padat. Sedangkan untuk isu permasalahan mengenai limbah cair minim perhatian.

Rasanya luput dari perhatian bahwa banyak sekali pencemaran yang terjadi akibat industri-industri kecil ataupun besar yang dengan seenaknya membuang limbah mereka ke sungai tanpa pengolahan yang tepat. Akibatnya, kualitas perairan menurun dan banyak ikan-ikan serta biota air yang mati. Perlunya ditegakkan sanksi yang tegas agar memberikan efek jera terhadap industri-industri yang dengan sengaja mengalirkan limbah ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu dan tidak terjadi kasus-kasus serupa lagi yang merusak lingkungan.

Pembuangan limbah domestik laundry ke sungai, sunggu memprihatinkan. (credits: tirto.id)
Tidak hanya penanganan mengenai pengolahan limbah industri yang butuh perhatian, pengolahan untuk limbah rumah tangga atau domestik juga membutuhkan perhatian serius. Masih banyak rumah-rumah penduduk khususnya yang berada di bantaran sungai tidak memiliki tangki septik untuk pengolahan limbah domestik mereka. Alhasil, limbah rumah tangga yang dihasilkan langsung mengalir ke sungai tanpa ada pengolahan yang tepat terlebih dahulu.  

Baca juga:

Akibatnya sekitar 75% dari 57 sungai besar yang ada di Indonesia telah tercemar dengan presentase 75% sungai tercemar berat, 35% sungai tercemar sedang dan 3% tercemar ringan. Sebanyak 60% sumber pencemar diperkirakan berasal dari limbah domestik atau limbah rumah tangga dan sisanya dari limbah industri. Kondisi yang kian memprihatinkan ya. Menurut saya penting  sekali dilakukan penyuluhan terpadu kepada masyarakat mengenai pentingya sanitasi sehat termasuk didalamnya urgensi pengolahan limbah domestik dengan sistem individu tiap rumah ataupun komunal dengan gabungan beberapa rumah.


Pengelolaan sampah dan pengolahan limbah cair yang tepat harusnya mendapatkan perhatian ekstra, khususnya dalam program kerja yang diusulkan oleh masing-masing capres di Pilpres 2019. Hal ini dikarenakan masalah sampah dan limbah cair merupakan isu lingkungan hidup yang paling dekat dan nyata bahayanya jika tidak ditangani secara serius. Pun tidak terlupakan ataupun minim perhatian karena dua masalah ini sebenarnya merupakan akar persoalan rakyat. 

Referensi:

11 comments:

  1. Wow ulasan yang menarik mba. Saya pun masih sangat belajar soal sampah ini. Terima kasih untuk informasinya ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbaak lithaa, iyaa mbaak saya juga masih belajar terus soal pengelolaan sampah yg baik hehehe semoga bermanfaat mbak ya ~~

      Delete
  2. Memang sangat jarang kedua pasang calon mengkampanye lingkungan hidup. Padahal di banyak tempat pencemaran lingkungan sdh begitu parah. Artikel ini menjadi referensi bagi pemilih untuk dapat menggunakan hak pilihnya dgn cermat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa mas, jarang sekali membahas isu-isu lingkungaan, padahal juga gak kalah urgent dengan masalah lainnyaaa. Semogaa bsa ada program yg berkaitan dengan sampah dan pengolahan limbah ya mas, aamiin. yuk yuk cerdas menggunakan hak pilih ~

      Delete
  3. makasih infonya mbak
    bermanfaat buat pencerahan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa mbaak avy, sama-samaa mbak semogaa bermanfaat :)
      Waah makasih mbaak sudah berkunjung hehehe

      Delete
  4. Indonesia masuk kategori penghasil sampah terbesar dunia, miris sekali.
    saya kok masih punya sikap yang ragu, siapapun pemimpinnya saya rasa kok ya nantinya sama saja.
    Sudah menjadi tradisi, sebatas koar-koar belaka.
    Saat ini pun, masyarakat lebih suka dengan berita hoax itu sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm iya mas, makin banyaak juga sampah yg dihasilkan tiap hari.
      Mogaa makin banyaak yg sadar jugaa ya akibat dr makin menumpuknya sampah yg dihasilkan.

      Semogaaa tidak hanya sebatas koar-koarr hehehe pengen program nyata yg berkelanjutaan mas, positifi thinking rasanya perlu juga :) karena kalau nggak, yaah isinya pasti negatif terus hehehe anyway, makasih atas opininya :)

      Delete
  5. Waaah terniaaat. Saya malah buta sama sekali dengan program capres, saking malasnya lihat bahasan politik selalu jadi ajang ribut-ribut, hihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaah ada mbak reisha, hehehe iyaa mbak, gak bsa nahan lagi buat gak nulis perihal hubungan program capres dr kacamata lingkungan mbaak. soalnyaa jarang banget ada program nyata yg dibahas capres untuk pilpres 2019 nanti :"

      Delete
  6. Masalah sampah ini sudah makin memprihatinkan ya. Baru belajar nih tentang minimalin sampah. Soal program capres malah nggak sempat memperhatikan karena yang rame justru masalah hoaks dan isu yang terus menyerang pemerintahan.

    ReplyDelete

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES