Saat menjadi exhibitor dan mendisplay hasil penelitian mengenai pengolahan lindi pada pameran Indowater 2016 dan Prepcom 3 UN Habitat III, ternyata masih banyak yang belum tahu mengenai istilah lindi. Tahukah kamu apa itu Lindi?
Lindi dari Tumpukan Sampah di TPA (Sumber Gambar) |
Lindi adalah air yang keluar dari timbunan sampah. Lindi mengandung berbagai pencemar khususnya pencemar zat organik dengan konsentrasi yang tinggi. Selain itu, lindi juga mengandung berbagai zat anorganik berupa turunan senyawa kimia dari pelarutan sampah pada lahan urug (TPA). Kualitas lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti komposisi material sampah, musim, temperatur, teknis operasional pada pengolahan lindi, serta umur timbulan atau umur TPA. Jenis sampah di Indonesia cenderung sampah basah, sehingga mempengaruhi kuantitas lindi yang dihasilkan. Selain itu, kondisi penanganan sampah yang ada di Indonesia juga terbuka (tempat sampah terbuka dan open dumping area TPA), sehingga memungkinkan air hujan masuk dan menambah kuantitas dari lindi yang dihasilkan. Peningkatan volume sampah seiring dengan peningkatan jumlah penduduk juga memberikan pengaruh pada peningkatan volume lindi yang dihasilkan.
Baca juga:
Lindi cenderung bersifat asam dan memiliki nilai COD yang tinggi serta berwarna hitam atau coklat pekat. Kualitas lindi berdasarkan umur TPA untuk parameter COD yaitu 20.000-40000 mg COD/L umur TPA 1 tahun, 8000 mg COD/L umur TPA 5 tahun dan 4000 mg COD/L umur TPA 16 tahun. Sementara untuk derajat keasaman 5,2-6,4 untuk umur TPA 1 tahun dan 6,3 untuk umur TPA 5 tahun. Penanganan lindi yang dihasilkan wajib untuk dilakukan sebelum dibuang ke lingkungan. Ironi permasalahan sampah di Indonesia yang kian kompleks membuat diperlukannya peningkatan pengolahan lindi yang dihasilkan sampai memenuhi baku mutu lingkungan agar tidak menimbulkan pencemaran. Inovasi teknologi ramah lingkungan yang digunakan untuk menolah lindi adalah Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). MBBR merupakan salah satu contoh penggolahan biologis dengan menggunakan media plastik sebagai tempat tumbuhnya koloni mikroorganisme (membentuk biofilm).
Salah satu media plastik yang digunakan pada MBBR adalah Kaldness K-1 dengan struktur seperti roda bergerigi dan sangat ringan sehingga bisa berputar 360 dan secara fluidized beroperasi pada reaktor. Reaktor dengan kapasitas 10L dibuat dari paralon diisi dengan lumpur aktif untuk proses seeding sebanyak 2 L, media kaldness 2 L dan lindi sebanyak 5 L. Sebelum reaktor MBBR dioperasikan, harus dilakukan proses seeding, yaitu proses menumbuhkan populasi mikroorganisme dengan menambahkan lumpur aktif yang diambil dari unit return activated sludge unit clarifier IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja). Setelah proses seeding selesai, dilakukan aklimatisasi sebagai proses adaptasi mikroorganisme yang ditumbuhkan dengan kondisi reaktor dan lindi yang diolah. Tercapainya proses aklimatisasi saat presentase removal zat organik (COD) pada reaktor kurang dari 5% dari pengukuran sebelumnya.
Teknologi MBBR ini mengadopsi proses terbaik dari proses activated sludge (lumpur aktif) dan proses biofilter. MBBR ini menggunakan seluruh reaktor volume untuk pertumbuhan mikroorganisme dan tidak memerlukan recycle lumpur. MBBR ini dapat dioperasikan secara aerobik (dengan oksigen), anoksik (keadaan limit oksigen) dan anaerobik (tanpa oksigen). Pada proses pengoperasian aerobik digunakan pompa dan diffuser sebagai sumber oksigen, sedangan pada proses anoksik hanya menggunakan pompa saja tanpa diffuser dengan tujuan pengadukan untuk menggerakkan media.
Pada penilitian dengan dana hibah dari DIKTI melalui Program Kreativitas Mahasiswa ke-28, dilakukan penelitian mengenai pengolahan lindi menggunakan MBBR dengan kombinasi proses aerobik-anoksik untuk mengurangi polutan organik dan nitrogen yang terkandung pada lindi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, MBBR mampu menyisihkan polutan organik COD dengan presentase removal sebesar 92,15%. Selain itu, MBBR dengan kombinasi proses aerobik-anoksik mampu menurunkan ammonia sebesar 76,81% dan nitrat 69,82%. Faktor yang mempengaruhi kinerja MBBR adalah waktu detensi proses, luas permukaan media, beban BOD dan konsentrasi MLSS pada lumpur aktif yang digunakan saat seeding.
Teknologi MBBR untuk Mengolah Polutan Organik dan Nitrogen pada Lindi (Dok.Pribadi) |
Rencana ke depan adalah dapat menerapkan teknologi MBBR ini pada skala besar yaitu untuk pengolahan lindi di TPA sehingga lindi yang dihasilkan dari proses penimbunan bisa maksimal terolah dan sesuai dengan baku mutu lingkungan. Saat ini TPA di Indonesia masih menggunakan teknologi Sequencing Batch Reactor (SBR) untuk pengolahan lindi yang dihasilkan. Effluent pengolahan lindi dari teknologi MBBR ini masih berwarna coklat pekat karena teknologi ini tidak mampu mengolah secara fisik sehingga diperlukan pengolahan lanjutan dengan wetland.
mwah :*
ReplyDeleteWah ada si endel 😂
DeleteAsik update terus info begini yaa. Bermanfaat banget.
ReplyDeleteSiaaap. Sering" mampir gan. .
Delete