Wednesday, August 9, 2017

Rindu Antara Pergi dan Melepaskan

Karena menjadi yang ditinggalkan selalu membuat kenangan lebih kekal, menyisakkan jejak-jejak yang lebih mudah untuk disentuh, diingat dan dikenang (kembali), daripada mereka yang pergi.  Pun melepaskan seseorang yang pergi, ternyata tidak semudah melepaskan diri untuk menjelajah tempat lain. Melihat dunia baru yang lain. 

Mana yang lebih awet sedihnya, saat pergi atau saat melepaskan? 

Bagiku, dua-duanya awet. Sama-sama berjuang untuk mengusik rindu yang hadir saat tiba-tiba kenangan menghampiri. Sama-sama punya saat beratnya sendiri-sendiri. 

Pergi, bukan berarti lebih bahagia daripada yang melepaskan. Meskipun bertemu  hal baru serta mendapatkan banyak pengalaman baru lainnya. Namun bagiku, pergi selalu menuntut keteguhan hati. Meletakkan kenangan sebagai bahan bakar agar selalu semangat membangun banyak hal. Lebih antusias menebar banyak manfaat di tempat baru. Pergi berarti siap meletakkan kenangan bersama rindu yang membuat lebih bijaksana dalam melihat setiap hal, lebih tangguh menghadapi kerasnya berjuang di kehidupan ini. 

Melepaskan, sama halnya dengan pergi. Aku pernah begitu berat melepaskan, hingga sampai beberapa bulan terus menyibukkan diri untuk membunuh perlahan setiap kerinduan yang muncul. Memastikan dia yang pergi baik-baik saja di tempat yang baru. Karena melihatnya bahagia memberikan kelegaan tersendiri, setidaknya aku tidak perlu berlebihan mengharapkan dia kembali pulang agar bisa bahagia.

Rindu antara pergi dan melepaskan mencipta jarak yang semu. Tidak dekat, pun tidak juga jauh. Hanya waktu yang berhak tahu, kapan akhirnya pergi dan melepaskan bisa sama-sama mengikhlaskan satu sama lain. Hingga rindu yang terbentuk, tak lagi menyedihkan namun justru mencipta kebahagiaan.

Bahagialah, masih bisa merindu. Bahagia, bisa berhasil meletakkan kenangan dalam porsi yang tepat. Bahagia, bisa berhasil menghalau sesak yang kadang menyeruak mengingat tanda-cawa-duka serta perjuangan yang dilalui bersama. Namun tenang kawan, setiap rindu muncul mendadak maka lihatlah ke langit.

Pejamkan mata dalam-dalam. Mulailah merapal doa-doa kebaikan agar kenangan yang ada bisa memberikan bahagia, ketenangan dan menyampaikan kerinduanmu pada mereka yang jauh disana. Mereka yang melepaskan ataupun pergi meninggalkan.Tersenyumlah lebar-lebar untuk mereka. 

Perlahan buka mata mu. Lihatlah dengan bahagia bintang-bintang kecil berkedip genit. Menyatukan rindumu dan rindunya dalam satu kesatuan. Tenang kawan, semesta selalu tahu dimana rindumu harus berlabuh dan kemana kamu ingin menerbangkan rindu-rindu manismu. 

Ah rindu, baik-baiklah tinggal bersama kenangan yang ada. Agar pergi dan melepaskan tidak lagi menyedihkan namun justru mengharukan. Aku pergi, simpan rindumu baik-baik. Akupun begitu. Sampai ketemu lagi di masa depan.

4 comments:

  1. rindu yang tak pernah terealisasi bagi aku saat merindukan alm ibu sudah setua ini aku masih menangis mba Lucy jika kangen sama alm ibu :( dan setuju hanya bisa merapal doa untuk mereka yang telah pergi. keduanya sama2 menyisakan perasaan dalam baik itu pergi atau melepaskan

    ReplyDelete
  2. Selamat menyambut kepergian mbak. Semoga semua impianmu tercapai.

    ReplyDelete
  3. Keduanya sama-sama menyesakkan :)

    ReplyDelete
  4. Hemm... cukup bikin nyesek, Mba. Pergi atau melepaskan, memang sama2 menyakitkan sih, tapi ya semua mesti dikembalikan pada satu hal, yang selamanya hanya untuk yang terbaik.

    ReplyDelete

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES