Kreatif, prestatif, dan inovatif.
Tiga kata yang menggambarkan sosok Hadi Apriliawan, penerima apresiasi SATU
Indonesia Awards tahun 2015. Pemuda kelahiran Banyuwangi yang telah lama
menimba ilmu di Malang ini merupakan pencipta alat pasteurisasi dengan
teknologi kejut listrik. Beruntung sekali saya bisa bertemu langsung dengan
beliau dan menggali ilmu sedalam-dalamnya mengenai teknologi susu listrik yang ia
beri nama “Sulis” atau "Milk Electricity".
Pria
kelahiran 1989 ini dengan ramah menyambut kedatangan saya beserta tim SATU
Indonesia Berbagi di pabriknya yaitu PT. MaxZer Solusi Steril yang berlokasi di
Jl. Karya Barat 21, Malang. Terlihat mesin Sulis menghiasi beberapa sudut
pabrik. Hadi begitu sumringah menyambut kedatangan kami dan mulai bercerita
panjang lebar mengenai perjuangannya dalam mengembangkan Sulis serta suka cita
dari hasil perjuangan yang telah ditapaki.
Asal-Muasal Lahirnya Teknologi Susu
Listrik (Sulis)
Berawal dari keprihatinan Hadi terhadap kondisi peternak sapi perah di desanya, terlebih kedua orang tua Hadi yang juga peternak sapi perah mengeluhkan betapa rendahnya harga jual susu sapi perah dan tidak sebanding dengan tenaga serta ongkos operasional merumput, selain itu susu yang dihasilkan pun juga lebih cepat basi karena tidak dilakukan pengawetan. Dari situlah Hadi bertekad untuk menemukan alat pasteurisasi (metode pemanasan pada suhu tinggi untuk membunuh bakteri jahat yang ada pada susu) agar bisa mengawetkan susu sehingga peternak sapi perah tidak terus merugi.
Berawal dari keprihatinan Hadi terhadap kondisi peternak sapi perah di desanya, terlebih kedua orang tua Hadi yang juga peternak sapi perah mengeluhkan betapa rendahnya harga jual susu sapi perah dan tidak sebanding dengan tenaga serta ongkos operasional merumput, selain itu susu yang dihasilkan pun juga lebih cepat basi karena tidak dilakukan pengawetan. Dari situlah Hadi bertekad untuk menemukan alat pasteurisasi (metode pemanasan pada suhu tinggi untuk membunuh bakteri jahat yang ada pada susu) agar bisa mengawetkan susu sehingga peternak sapi perah tidak terus merugi.
Umumnya susu hasil perahan para
peternak hanya bisa bertahan selama 3-4 jam pada suhu ruang tanpa dilakukan
pengawetan. Pembeli biasanya membeli di sore hari dan memberikan harga rendah
dengan alasan kualitas susu sudah tidak baik. Saat berada di suhu kamar, susu
hasil perahan sangat rentan terhadap pencemaran yang dapat menurunkan kualitas
susu. Kerusakan pada susu ini menyebabkan susu mulai basi yang diakibatkan
karena terbentuknya asam laktat hasil fermentasi laktosa oleh bakteri jahat
seperti E.coli. Fermentasi ini
menurunkan kualitas susu yang ditandai oleh perubahan rasa, aroma, atau bahkan
warna.
Oiya,
susu pasteurisasi yang diproduksi PT. MaxZer ini terdapat lima varian rasa lho.
Ada coklat, stroberi, melon, leci, dan pisang. Enak dan segar banget rasanya.
Sulis
telah terbukti menjadi solusi jitu untuk mengawetkan susu hasil perahan agar
lebih tahan lama dengan kualitas susu yang terjaga baik sehingga harga susu
perahan sebanding dengan usaha yang dilakukan oleh peternak. Uniknya Sulis
menggunakan pasteurisasi dengan metode pulsed
electrical yang lebih efektif membunuh bakteri namun tetap mempertahankan
kandungan nutrisi serta protein pada susu. Setelah melalui proses pasteurisasi
menggunakan Sulis, susu hasil perahan bisa tahan 3-4 hari pada suhu ruang tanpa
ditambahkan pengawet apapun. Nah, enaknya lagi kalau disimpan pada freezer bisa tahan 3-6 bulan. Selain meningkatkan
harga jual susu, Sulis juga membuat kualitas susu tetap terjaga dengan baik
dalam waktu yang lama.
Keunggulan Pasteurisasi Susu dengan Sulis |
Sulis – Alat Pasteurisasi Susu yang Cepat, Mudah dan Hasil Berkualitas
Inovasi teknologi susu listrik tentunya memberikan kemudahan untuk para peternak sapi perah dalam mengawetkan susu hasil perahan. Proses penggunaannya pun tergolong cepat. Sulis dengan kapasitas 5 liter membutuhkan waktu 5 menit. Lama proses kejut listrik bergantung dari kapasitas susu yang sedang dipasteurisasi. Proses pasteurisasi menggunakan Sulis juga mudah, seperti gambar berikut:
Metode kejut
listrik pada Sulis ini menggunakan teori lompatan proton dalam elektron. Pada saat
proses dikejut, dinding sel pada susu dimasuki oleh ion-ion sehingga muncul
gelembung yang kian membesar dan akhirnya lysis (pecah). Gelembung yang kian
membesar ini adalah bakteri jahat, penyebab susu menjadi mudah basi.
Inovasi teknologi susu listrik tentunya memberikan kemudahan untuk para peternak sapi perah dalam mengawetkan susu hasil perahan. Proses penggunaannya pun tergolong cepat. Sulis dengan kapasitas 5 liter membutuhkan waktu 5 menit. Lama proses kejut listrik bergantung dari kapasitas susu yang sedang dipasteurisasi. Proses pasteurisasi menggunakan Sulis juga mudah, seperti gambar berikut:
Proses Pasteurisasi Susu menggunakan Sulis |
Proses
pasteurisasi dengan metode pulsed
electrical berhasil menonaktifkan 99% bakteri jahat yang ada pada susu
tanpa merusak kandungan protein dan nutrisi. Susu menjadi tetap segar seperti
awal diperah. Apabila dibandingkan dengan pasteurisasi thermal, nutrisi pada
susu akan rusak lebih dari 50% serta warna berubah menjadi kecoklatan.
Pasteurisasi menggunakan Sulis memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan
mengguanakan pasteurisasi thermal. Selain harganya yang jauh lebih murah, daya
yang digunakan juga cukup rendah, yaitu hanya 90 watt saja. Untuk lebih
detailnya bisa simak gambar berikut:
Perjalanan Hadi Apriliawan Mengembangkan Teknologi Susu Listrik
Hadi Apriliawan, sosok hebat dibalik teknologi kejut listrik, telah menerima banyak penghargaan mulai dari tingkat nasional sampai dengan internasional. Hadi mulai melakukan penelitian sejak di bangku kuliah (2007). Alumni dari Fakultas Teknologi Pertanian ini juga aktif mengikuti berbagai kompetisi ilmiah saat itu dan mendapatkan beragam penghargaan di tingkat nasional salah satunya adalah medali emas pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXIII tahun 2010 di Bali.
Hadi Apriliawan, sosok hebat dibalik teknologi kejut listrik, telah menerima banyak penghargaan mulai dari tingkat nasional sampai dengan internasional. Hadi mulai melakukan penelitian sejak di bangku kuliah (2007). Alumni dari Fakultas Teknologi Pertanian ini juga aktif mengikuti berbagai kompetisi ilmiah saat itu dan mendapatkan beragam penghargaan di tingkat nasional salah satunya adalah medali emas pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXIII tahun 2010 di Bali.
Ajiz, tim RnD PT. MaxZer Solusi Steril, sedang menjelaskan mengenai cara kerja Sulis |
Hadi
mengajukan topik mengenai alat pengawet susu untuk Tugas Akhir studi. Perlahan
namun pasti, Hadi mulai mengembangkan mesin pengawet susu dengan menggunakan
uang tabungan serta pendanaan penelitian dari kampus. Teknologi susu listrik
ini telah dikenalkan ke publik sejak tahun 2011 dan beberapa peternak sapi
perah di kampungnya mulai memesan pada Hadi untuk dibuatkan Sulis.
Perjalanan Hadi dalam mengembangkan Sulis tidaklah selalu mulus. Beliau bahkan pernah ditipu oleh investor senilai puluhan juta rupiah dan sempat kehilangan semangat untuk melanjutkan pengembangan teknologi susu listriknya. Berkat dorongan serta semangat dari sang Ibu, Hadi mulai membangun kembali semangat dan motivasi untuk meneruskan Sulis hingga akhirnya bisa menjadi seperti sekarang ini.
Perjalanan Hadi dalam mengembangkan Sulis tidaklah selalu mulus. Beliau bahkan pernah ditipu oleh investor senilai puluhan juta rupiah dan sempat kehilangan semangat untuk melanjutkan pengembangan teknologi susu listriknya. Berkat dorongan serta semangat dari sang Ibu, Hadi mulai membangun kembali semangat dan motivasi untuk meneruskan Sulis hingga akhirnya bisa menjadi seperti sekarang ini.
Sulis telah diproduksi secara massal (Inframe: Mesin Sulis yang telah diproduksi di PT. MaxZer Solusi Steril) |
Hadi
menuturkan bahwa inovasi teknologi Susu Listrik ini merupakan pertama kali dan
satu-satunya di Indonesia. Saat ini, Sulis telah diproduksi secara massal mulai
dari kapasitas 5 liter hingga 3.000 liter dan sudah dijual hingga ke seluruh
daerah di Indonesia dan mancanegara. Bahkan Hadi sempat diundang oleh
Universitas Tokyo, Jepang, untuk mempresentasikan Sulis serta diberikan tawaran
oleh salah satu investor dari negeri Sakura tersebut untuk dibeli patennya
dengan harga kurang lebih 60 milliar dalam rupiah. Namun, kecintaannya pada
Indonesia membuat Hadi kekeuh mempertahankan Sulis sebagai produk asli
Indonesia.
Saat
ini, Sulis sedang dalam proses sertifikasi Badan Standardisasi Nasional (BSN)
dan akhir tahun ditargetkan sudah bisa mendapatkan SNI dari BSN. Tidak hanya
mengembangkan Sulis, Hadi, bersama timnya di bawah bendera usaha PT MaxZer juga
telah memproduksi mesin-mesin turunan produk susu seperti mesin produksi keju, yoghurt, dan juga sabun susu.
Hadi Apriliawan Terus Berinovasi dan Menebar Kebermanfaatan
Hadi menuturkan sejak dirinya mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2015, banyak perkembangan pesat dalam usaha teknologi Sulis. Astra secara konsisten memberikan support dan bantuan pada Hadi dalam proses pengembangan Sulis, salah satunya dengan promosi sampai tingkat nasional, sehingga berhasil meningkatkan profit mulai dari penjualan mesin Sulis ataupun susu. Tidak hanya itu, PT. MaxZer pun telah jauh berkembang sekarang. Mulai dengan karyawan yang jumlahnya hanya belasan pada tahun 2013 sekarang sudah mencapai 200 karyawan.
Sulis telah memberikan banyak manfaat dalam membantu meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah hingga membuat mereka lebih mandiri dalam pengolahan susu yang dihasilkan. Hadi sebelumnya telah memberikan pelatihan pada para peternak sapi perah. Tidak hanya itu, Hadi juga memberikan lowongan pada mahasiswa untuk bisa kerja praktik di laboratorium PT. MaxZer selama kurang lebih 2-3 bulan. Laboratorium tersebut juga membuka untuk pengujian umum, khususnya untuk para mahasiswa yang ingin melakukan pengujian seperti kandungan gizi makanan, pengujian kandungan produk serta jenis pengujian lainnya. Hal ini tentunya menjadi wujud nyata salah satu Triple P Roadmap Astra, yaitu Public Contribution Roadmap, sebagai wujud komitmen untuk sejahtera bersama bangsa.
Hadi menuturkan sejak dirinya mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2015, banyak perkembangan pesat dalam usaha teknologi Sulis. Astra secara konsisten memberikan support dan bantuan pada Hadi dalam proses pengembangan Sulis, salah satunya dengan promosi sampai tingkat nasional, sehingga berhasil meningkatkan profit mulai dari penjualan mesin Sulis ataupun susu. Tidak hanya itu, PT. MaxZer pun telah jauh berkembang sekarang. Mulai dengan karyawan yang jumlahnya hanya belasan pada tahun 2013 sekarang sudah mencapai 200 karyawan.
Sulis telah memberikan banyak manfaat dalam membantu meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah hingga membuat mereka lebih mandiri dalam pengolahan susu yang dihasilkan. Hadi sebelumnya telah memberikan pelatihan pada para peternak sapi perah. Tidak hanya itu, Hadi juga memberikan lowongan pada mahasiswa untuk bisa kerja praktik di laboratorium PT. MaxZer selama kurang lebih 2-3 bulan. Laboratorium tersebut juga membuka untuk pengujian umum, khususnya untuk para mahasiswa yang ingin melakukan pengujian seperti kandungan gizi makanan, pengujian kandungan produk serta jenis pengujian lainnya. Hal ini tentunya menjadi wujud nyata salah satu Triple P Roadmap Astra, yaitu Public Contribution Roadmap, sebagai wujud komitmen untuk sejahtera bersama bangsa.
Hadi
terus semangat melakukan inovasi dengan membuat Sulis portable untuk Ibu
menyusui. Sulis portable ini
diharapkan bisa memudahkan para Ibu menyusui dalam mengawetkan ASI yang telah
dipompa dengan cepat dan mudah. Hadi bertekad untuk terus melakukan
inovasi-inovasi sehingga bisa memberikan banyak manfaat untuk khalayak umum.
Tetap berkreasi, berprestasi, dan pantang menyerah!
Subhanallah.. Keren banget ya Lucy. Semoga makin banyak Hadi-Hadi muda Indonesia lainnya menyusul. Idenya brilian, tepat guna dan jiwanya nasionalis sekali, tak mudah disilaukan harta. Plus semoga Sulis portable cepat trealisasi agar makin menyemangati banyak ibu-ibu dan calon ibu untuk ngASI.
ReplyDeletesemangat Indonesia,
ReplyDeletedengan adanya sulis ini tentunya susu yang kita minum bisa lebih terjaga dari virus ya mba.
saya juga sangat bangga akan beliau yang mempertahankan sulis ini sebagai produk asli indonesia walaupun yaa beginilah negara kita.
*btw, tulisan mba cocok looh masuk majalah atau koran gitu. best-lah
Bagus banget idenya.. Sekarang banyak inovasi kereen ya.. Ahhh... Jadi mupeng pengen susu segar gini... :)
ReplyDeleteYa Allah aku minggu kemaren ada di Malang dan udah lama pengen kunjungan ke Mas Hadi, kok aku ngga tahu ya Team SATU Indonesia ke sana, hiks
ReplyDeletekeren sekali ya mbak. Sangat inspiratif banget. Susunya enak banget kayaknya. Jadi pengen icip.
ReplyDeleteWeeh keren banget neh mba. Idenya mantep mba. Semoga semakin banyak anak muda generasi penerus vangsa yang seperti hadi.
ReplyDeleteJadi kepengen nyari susu pasteurisasi deh, buat dinikmati diweekend siang hari. duh nyari dimana ya? etapi kreasi anak muda jaman sekarang keren keren yaaa
ReplyDeletedibalik kesuksesannya sekarang, ternyata mas hadi dulu juga pernah mengalami yang namanya putus asa dan hampir menyerah untuk mengembangkan produk kerennya ini. tapi salut sama beliau, meskipun ditawar dengan harga tinggi tetep ngga mau menyerahkan hak patennya ke negara luar :D
ReplyDeleteini kompetisi mbak? semoga masuk nominasi juara :D
aamiin
Iya betapa beruntungnya dirimu (Lucky) bertemu Sulis, saya lihat reportasenya Lucky di IG. Lebih lanjut lagi saya bertambah kagum karena jauh sudah memikirkan ibu2 menyusui. Semoga pemikiran cerdas nan baik ini terus berlanjut.
ReplyDeleteSemangat terus dan harumkan nama indonesia. itu produknya suda di jual dimana saja?
ReplyDeletekeren ya mbak... mas Hadi ini bener2 menginspirasi nih. dari masalah, dia bisa menciptakan yang seperti ini
ReplyDeleteKereeeen. Anak muda (baru 28 tahun ya dia?) seperti ini mesti diperbanyak. Keliatan cerah deh Indonesia kalau anak mudanya begini.
ReplyDeletewah baru tahu sabun susu
ReplyDeleteSalut saya sama beliau, meskipun ditawari hingga 60 milliar tapi tetap mempertahankan bahwa produk tsb hak patennya sebagai anak bangsa, Indonesia. Patut ditiru
ReplyDeletePak Hadi ini orangnya selain pintar, berjiwa sosial juga ya. Memberikan pelatihan buat petetnak sapi peah. Bantuin mahasiswa juga lowongan kerja praktik di PT MaxZer selama 2-3 bulan. Waaahh semoga makin bertambah ya orang2 Indonesia seperti Pak Hadi ini.
ReplyDeleteKEREN BANGET SIK kamu bisa nemu orang kayak gini. Begini ini lho putra daerah yang udah punya ilmu trus memberi solusi di daerahnya.
ReplyDelete