Thursday, May 31, 2018

Nyalakan Lentera Asa untuk Kelestarian Dugong dan Padang Lamun Indonesia

Sejauh mata memandang, hijau dan biru yang begitu menenangkan. Hamparan laut yang luas nan bersih menjadi vitamin dan moodbooster terbaik. Pemandangan favorit yang begitu saya rindukan, mengenang perjalanan saat menyeberang dari Bali ke Pulau Lombok. Momen yang begitu istimewa selama kurang lebih 3 jam menumpangi Kapal Ferry. Di tengah perjalanan, kami melihat pertunjukan lumba-lumba yang tak malu beratraksi. Menorehkan tawa dan senyum ceria di bibir para penumpang kapal, terutamanya saya #senyumsenyumsendiri

Menikmati indahnya bahari Indonesia - Perjalanan Bali - Lombok (sumber foto: dok. pribadi)
Berbicara mengenai lumba-lumba, mengingatkan saya pada Duyung dan Dugong, yang saya kenal dulu di film “Marina” dari Filipina.

Dugong Ternyata Bukan Putri Duyung 

Dugong yang memiliki nama ilmiah Dugong dugon sering dikaitkan dengan ikan yang berwujud putri duyung, manusia setengah ikan yang popular dengan istilah “mermaid” dalam bahasa Inggris. Padahal nyatanya benar-benar berbeda, putri duyung hanya cerita yang ada pada dunia dongeng atau legenda. 

#DugongmeLamun (sumber foto: telegraphy.co.uk/alamy)
Dugong adalah salah satu dari 35 jenis mamalia laut di Indonesia yang tinggal di perairan laut dangkal dan tidak terbatas pada perairan pesisir. Dugong dalam bahasa melayu disebut “Duyung” , di Sumatera dikenal dengan “Babi Laut”, di Sulawesi selatan terkenal dengan istilah “Ruyung”, serta di masyarakat Suku Bajo, Gorontalo akrab dengan sebutan “Dio”.

Dugong merupakan satu-satunya mamalia laut “herbivora” yang makanannya begitu eksklusif yaitu lamun. Pun Dugong memiliki peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem lamun. Dalam klasifikasi hewan, dugong termasuk dalam class mamalia, ordo Sirenia yang menyusui anaknya.

Oiya, Dugong ini menyusui anak di bawah ketiaknya. Terdapat puting susu di ketiak kedua sirip dugong betina. Menarik banget kan yak, cara menyusuinya pun berbeda dengan Pesut yang menyusui anaknya di dekat alat kelamin.  

Perawakan Dugong  adalah bertubuh tambun tanpa sirip di punggung yang dilengkapi dengan ekor pipih, horizontal serta bercabang seperti ekor lumba-lumba dan paus. Fakta menarik mengenai Dugong bisa dilihat di gambar berikut ini: 

Fakta menarik mengenai Dugong (sumber gambar: Lembar Fakta DSCP Indonesia)
Fakta yang paling menarik adalah mengenai air mata duyung yang dulu dikaitkan dengan hal mistis seperti ramuan pengasih agar orang yang ditaksir menjadi cinta atau bahkan tergila-gila. Pun dulu  saya pernah lihat di serial TV, air mata putri duyung berubah menjadi mutiara. Lol. #efekserialTV #maafkansaya 

Namun ternyata oh ternyata air mata duyung ini merupakan cairan pelembab mata Dugong yang keluar ketika Dugong sedang tidak berada di dalam air.

Yuk, Kenalan dengan Kerabat Dugong

Supaya makin cinta dengan Dugong, boleh yuk kenalan dengan kerabat Dugong. Dugong dugon merupakan satu-satunya species yang masih eksis di bawah Familia Dungongidae. Spesies lainnya dari familia yang sama, yaitu Hydrodamalis gigas, terkenal dengan Setller’s sea cow, bahkan telah punah 30 tahun sejak pertama kali ditemukan di abad 18.

Hubungan kekerabatan Dugong
Spesies lainnya di bawah ordo Sirenia, familia Trichechidae  yang masih hidup dan tidak kalah eksis dengan Dugong adalah Manatee atau sea cow, alias sapi laut. Berbeda dengan Dugong. Manatee memiliki ekor yang tidak bercabang, melainkan berbentuk bundar pipih seperti dayung.

Fakta menarik lainnya mengenai Dugong, ternyata kekerabatan Dugong jauh dengan paus ataupun lumba-lumba yang merupakan mamalia laut. Uniknya, dalam sejarah evolusinya Dugong memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan gajah. Nenek moyang Dugong bermula dari hewan daratan pemakan tumbuhan, yaitu gajah, yang perlahan beralih ke pantai dan beradaptasi sebagai hewan akuatik herbivora di perairan dangkal. Dugong pun memiliki sistem pencernaan yang mirip dengan sistem pencernaan gajah, seperti Gajah Afrika, Loxodonta africana.

Padang Lamun: Rumah Mereka, untuk Kita 

Kenal Lamun lebih dekat: Rumah mereka untuk kita semua (sumber gambar: twitter @dscpindonesia)

Sudah kenal dengan Dugong beserta kerabatnya, rasanya kurang lengkap kalau belum tahu mengenai Padang lamun. Yap, padang lamun sangat erat kaitannya dengan pelestarian Dugong, sebagai habitat dan sumber pakan. Dugong termasuk hewan pemilih perihal makanan. Dugong tidak seperti hewan herbivora lainnya yang suka tumbuhan berserat, namun lebih suka dengan lamun yang lembut, mudah dicerna serta mempunyai nilai gizi yang tinggi.

Hubungan antara Dugong (Duyung) dan Lamun (sumber gambar: twitter @dscpindonesia)
Lamun merupakan jenis tumbuhan berbunga yang hidup di dalam air dan tumbuh membentuk padang rumput atau biasa kita sebut padang lamun di dasar perairan pesisir yang dangkal. Lamun ini menjadi sumber pakan utama Dugong. Oiya, tidak hanya Dugong ternyata yang memakan lamun, penyu pun juga makan lamum namun hanya bagian daunnya saja. 

Beragam manfaat dan fungsi Padang Lamun (sumber gambar: twitter @dscpindonesia)
Namun berbeda dengan Dugong yang makan seluruh tumbuhan lamun sampai akar-akarnya. Pada kesempatan lain, Dugong hanya akan memakan bagian daun diatas permukaan dasar saja. Hap-hap makan banyak Dugong mah.

Ragam Padang Lamun di Indonesia

Indonesia memiliki padang lamun seluas 1.507 km2 namun hanya 5% yang tergolong sehat, sementara 80%  kurang sehat dan 15% lainnya dalam kondisi tidak sehat. Dari sekitar 20 jenis lamun yang dikenal di perairan Asia, hanya sekitar 12 jenis lamun yang  umum terdapat di Indonesia. Oiya, tumbuhan lamun ini terdiri dari rimpang (rhizome), daun dan akar. Sebagian besar lamun berumah dua, yang artinya dalam satu tumbuhan hanya terdapat bunga jantan saja atau bunga betina saja.

Jenis dan Status Padang Lamun di Indonesia (sumber gambar: twitter @dscpindonesia)
Lamun memiliki sistem pembiakan yang khas karena mampu melakukan penyerbukan di dalam air, atau dikenal dengan istilah hydrophylous pollination. Buahnya pun terbenam di dalam air. Dari 12 jenis-jenis lamun yang ada, jenis Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii adalah dua jenis lamun yang sering dijumpai di perairan Indonesia. Berbicara mengenai jenis lamun, ternyata Dugong pun memiliki lamun favorit alias lamun kesukaan, yaitu Halophila, Cymodocea, Syringodium dan Thalassia.

Rantai Makanan Ekosistem Padang Lamun

Padang lamun termasuk dalam ekosistem kompleks yang di dalamnya terdapat banyak ragam biota dan saling berinteraksi satu sama lain. Pun padang lamun bisa berada dekat dengan ekosistem mangrove dan sebelah luarnya berdampingan dengan ekosistem terumbu karang. Di dalam padang lamun sendiripun bisa terdiri dari vegetasi tunggal ataupun vegetasi campuran yang terdiri dari beberapa jenis lamun.

Berbagai variasi ekosistem padang lamun di pantai timur Pulau Bintan, Kepulauan Riau
Dokumentasi foto: Trikora Seagrass Management Demonstration Site (Dugong Bukan Putri Duyung, Nontji, 2015)
Pada lamun ini juga merupakan ekosistem dengan produktivitas organik yang sangat tinggi, Bermacam-macam biota laut juga hidup disitu, seperti krustasea, moluska, ikan dan cacing. Ada yang menetap, adapula yang sebagai pengunjung setia. Tidak hanya itu, Lamun juga menjadi makanan bagi penyu, terutama penyu hijau yang suka dengan jenis lamun Cymodocea, Thalassia dan Halophila. Rantai makanan untuk eksosistem padang lamun dapat dilihat pada gambar berikut:

Rantai makanan ekosistem padang lamun  (Dugong Bukan Putri Duyung, Nontji, 2015)
Ancaman Kelestarian Dugong dan Padang Lamun

Kondisi Dugong dan Padang Lamun di Indonesia makin lama makin memprihatinkan. Dugong dan Lamun memiliki simbiosis mutualisme, yang saling menguntungkan satu sama lain. Banyak Dugong yang diburu hidup-hidup dan dagingnya di konsumsi, padahal sudah dilindungi oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.


Nah, selain karena unsur kesengajaan, ada potensi Dugong ini tidak sengaja terdampar kemudian terjaring atau tertangkap di alat tangkap milik nelayan. Kesadaran masyarakat sekitar sangat dibutuhkan untuk bisa menyelamatkan Dugong yang terdampar atau terjaring tersebut dengan melepaskannya kembali ke laut.

Penanganan Dugong yang terdampar (sumber video: twitter @dscpindonesia)

Sementara untuk Padang Lamun, nasibnya juga tidak berbeda dengan Dugong, kian lama kian memprihatinkan akibat pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan. Fakta yang ada karena pembangunan berbagai konstruksi pantai menyebabkan hilangnya ekosistem padang lamun. Bukti nyata kerusakan padang lamun lainnya terjadi akibat pembangunan kawasan dan industri di pelabuhan Teluk Banten yang telah melenyapkan sekitar 30% luas padang lamun di teluk tersebut.

Kerusakan lainnya terjadi akibat penambangan bauksit di Bintan yang telah memberikan dampak sedimentasi padang lamun. Luas padang lamun pun telah berkurang sebanyak 678.300 meter persegi di gugus pulau Pari (Jakarta) dari tahun 1999-2004.

Selamatkan Padang Lamun, Lestarikan Habitat Dugong: Nyalakan Lentera Asa #DugongmeLamun

Setelah berkenalan dekat dengan Dugong dan Padang Lamun serta mengetahui bagaimana kritisnya kondisi keduanya sekarang, beberapa strategi dan kemungkinan aksi konservasi yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian #DugongmeLamun sebagai berikut, yuk – yuk simak baik-baik:

  1. Meningkatkan perlindungan Dugong baik di dalam maupun di luar konservasi laut dengan lebih memperketat hukum yang ada, seperti pelarangan penggunaan jaring insang dan pukat dalam penangkapan ikan. Selain itu, perlu dilakukan integrasi aktivitas dan tindakan konservasi dugong dengan pengelolaan pesisir yang sudah ada untuk sekaligus mendukung kelestarian padang lamun.
  2. Meningkatkan kesadaran diri sendiri dan masyarakat pada umumnya mengenai pentingnya konservasi populasi dugong dan padang lamun sebagai habitatnya. Aksi bisa dilakukan dengan melakukan kampanye melalui berbagai media cetak ataupun digital. Apalagi di era digital seperti sekarang ini penyebaran informasi menjadi begitu mudah dan cepat.  Penetapan Dugong sebagai ikon penting atau “flagship species” juga bisa dilakukan agar kesadaran untuk menjaga kelestarian Dugong menjadi semakin meningkat dan terpatri kuat dalam diri.
  3. Lebih peka dan tanggap terhadap kondisi dugong serta padang lamun, salah satunya dengan menjaga lingkungan sekitar (tidak membuang sampah sembarangan utamanya ke laut). Langkah lainnya adalah dengan tidak membeli bagian tubuh dugong yang mentah ataupun yang sudah diolah (e.g taring dugong, air mata dugong, daging dugong, dll) 
  4. Terus melakukan penelitian, survey dan pemantauan populasi dugong serta padang lamun sehingga bisa mengetahui detail mengenai distribusi dugong dan kelestarian padang lamun yang ada di Indonesia.
  5. Terus bergerak mengembangkan jaringan atau network di kalangan praktisi konservasi umum dan peneliti. Tidak kalah penting juga untuk masyarakat umum seperti saya, bisa ikut bersinergi dengan aktif mendukung upaya konservasi dugong serta padang lamun, salah satunya melalui Dugong and Seagrass and Conservation Project (DSCP) Indonesia.
Yuk bersinergi, bergerak bersama nyalakan lentera asa untuk Dugong dan Lamun bersama DSCP Indonesia!

Yuk bersiap diri dan bersinergi dengan DSCP Indonesia!
Hidup sekali, jadilah berarti! Salah satu aksi nyata yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian Dugong dan Padang Lamun adalah dimulai dengan meningkatkan kesadaran diri, terus aktif menggali informasi lalu bersinergi bersama kelompok pemerhati lingkungan lainnya, kelompok yang sevisi, salah satunya adalah DSCP Indonesia. Yuk, mari beraksi dan bersinergi untuk menyalakan lentera asa Dugong dan Lamun di Indonesia!
Yuk dukung kegiatan DSCP Indonesia! Satu aksi untuk #DugongmeLamun!
Actions speak louder than words, so let’s do it!  #DugongmeLamun, We love you!


Referensi: 

- DSCP Indonesia. Lembar Fakta Program Konservasi Dugong dan Padang Lamun Indonesia
- LIPI media. 2015. Duyung di Indonesia terancam punah 
  (http://lipi.go.id/lipimedia/single/Duyung-di-Indonesia-Terancam-Punah/15461)
- LIPI media. 2016. Populasi Dugong terancam punah 
  (http://lipi.go.id/lipimedia/populasi-dugong-terancam-punah/15463) 
- Nontji, Anugerah. 2015. Dugong Bukan Putri Duyung. Jakarta

29 comments:

  1. Akhirnya, ikutan lomba lagi. Selalu komplit dan sukses bikin saya "mengangguk-anggukan kepala"---Oh, yayaya...

    Mungkin karena letak padang lamun yang berada di perairan laut dangkal, jadi faktor utama kenapa vegetasi ini makin hari makin berkurang. Ditambah lagi dengan makin banyaknya volume sampah dan penggunaan bom untuk menangkap ikan, yang bisa menambah parah kondisi padang lamun di Indonesia. Semoga dengan adanya DSCP, kehidupan dugong dan lamun bisa membaik. Aamiin.

    Betewe-betewe, lamun itu beda sama rumput laut berarti? *pertanyaan apa ini XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkkww iyaa mas, rindu nulis dan kebetulan aku suka banget sama temanyaa. . semogaaa bermanfaat ya ulasannya, aamiin. .

      benerr bangeett mas, sehingga perlu lebih aktif mengajak sekitar untuk peduli begitu pentingnya kelestarian padang lamun, dugong serta biota laut lainnyaa. .

      hahhaha iyaa bedaa mas, tidak seperti rumput lau. lucu ah bercandanya :p anyway makasih sudah berkunjung. . :D

      Delete
  2. Semoga tulisan kita bisa membantu DSCP Indonesia ya mbak, untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya ekosistem lamun untuk keberadaan duyung. Aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin iyaa bang 😄😄 Banyak yg jd tergerak hatinya untuk mengedukasi yg lain dan timbul cinta pada Dugong dan Lamun. Aamiin. .

      Delete
  3. Setelah sekian lama menunggu tulisanmu... akhirnya aku bisa membacanya...

    Dugong itu ya namanya, dulu aku kira itu adalah semacam jelmaan putri duyung...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah ya bang, semogaa bermanfaat :D

      heehehe iyaa aku jugaa, tp ternyata oh ternyata kita salah besar. Putri duyung bukanlah dugong, dugong bukanlah putri duyung hehehe. . Ayookk ikut beraksi mendukung konservasi dugong dan padang lamun indonesia bang. Bantu share yaa :D Terima kasih :)

      Delete
  4. Kesadaran mayarakat kita memang masih perlu ditingkatkan ya Mbak, karena meskipun tahu bahwa si Dugong ini dilindungi tapi ternyata banyak juga yang masih diburu.. Bukan hanya Dugong aja, tapi binatang-binatang lain yang dilindungi juga menjadi sasaran perburuan.. Semoga masyakarakat kita semakin tinggi kesadarannya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa kang masroer, terus mengajak masyarakat buat lebih peduli betapa pentingnya konservasi dugong, pun dengan padang lamun. Yukk ikut bagiin informasinya mas, biar lebih banyak yg tau dan tersadarkan. aamiin :D

      Delete
  5. Bahasannya keren banget, nih, mbak :D Aku tahunya dugong itu sapi laut, hehe. Tapi lebih lanjut tentang Dugong dan Lamun ini ya baru tahu. Terima kasih yaa kak udah cerita tentang Dugong meLamun :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semogaaa bermanfaat yaa mbak ulasannyaa. Aamiin 😄

      Iyaaa mbak, sapi laut ini juga kerabat dugong hehehe jd yaah agak mirip" gtu karena masih satu kerabat. .

      Iyaa sama sama mbak, yukk ikut sebarkaan informasi mengenai Dugong dan Lamun, biar lebih banyak yg tau dan ikut mendukung kelestarian merekaa. 😄

      Delete
  6. Sekilas, dugong memang mirip ikan duyung ya mbak, tapi ternyata lain.. mungkin ada kemiripan sedikit...

    Sangat mengapresiasi para nelayan yang mau melepas kembali dugong yang tertangkap, supaya keberadaannya tetap terjaga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah ada bang maman 😄
      Iyaa dulu saya ngiranya dugong itu ikan duyung tp ternyata bukaan bang. . Hehehe

      Iyaaa saya juga sangat mengapresiasi bang, itulah pentingnyaa meningkatkan kesadaran masyarakat dan informasi mengenai pentingnya konservasi dugong yaa bang 😄 btw makasih sudah mampir 🙌

      Delete
  7. Oh hello yg pernah menjajal selat Lombok..

    Salam hamgat dari Lombok

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenaal juga mas Affan 😄 Pesona lombok begitu istimewa ya, saya jd pengen main ke lombok lagi hehehe

      Delete
  8. Dugong memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan gajah, wuih hebat sekali.
    Pembangunan yang tidak berwawaskan lingkungan, lamun menjadi korbannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa bang :D hehehe masih satu kerabat ternyataa. .

      Bener banget, semogaa kita senantiasa memperhatikan aspek-aspek penting lingkungan dalam membangun negeri ini. :)

      Delete
  9. Semoga Dugong dan Lamun tetap ada di masa mendatang.. agar generasi masa depan, bisa menikmatinya..

    Oiya mbak, tips biar Lamun cepat tumbuh apa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, iyaa mas. . agar anak cucu kita juga bisa melihat lucunya dugong dan hijaunya padang lamun Indonesia. .

      Sebenarnya pertumbuhan lamun dipengaruhi oleh substrat yang tersedia dan kondisi lingkungan sekitar pesisir seperti keasaman ataupun keberadaan zat pencemar (zat toxic) atau tidak. . jadi pertumbuhan yang cepat bisa terjadi jiga memaksimalkan faktor-faktor pendukung pertumbuhan lamun. Pun meminimalisir adanya pencemaran atau kerusakan dari luar, seperti sampah, limbah atau pencemar sejenisnya.

      Ini ada metode transplantasi lamun dengan metode pot, karung atauoun frame sebagai salah satu aksi rehabilitasi lamun yg pernah dilakukan. Semoga menjawab pertanyaannya yaa mas :D

      Delete
  10. Saya ga bisa ngebayangin kalo Dugong berwujud putri duyung, bentunya pasti aneh hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkw maka dari itu Dugong bukan putri duyung mas. . hehehe putri duyung hanya ada di dongeng-dongeng saja :D

      Delete
  11. Dari luas keseluruhan padang lamun 1.507 km2, hanya 5 % areanya yang dinyatakan sehat ?.
    Waah ... kasihan sekali habitat dugong dan penyu hijau.

    Semoga artikel ini membantu kesadaran semua orang untuk ikut melestarikan habitat alami para satwa.
    Dan juga semoga artikel kak Lucky ini memenangi perlombaan penulisan, Amin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa mas himawan, hanya 5% yang dinyatakan sehat. . maraknya pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan dan kurangnya pengetahuan + informasi mengenai lamun membuat kerusakan ekosistem lamun kian memprihatinkan. . Yuk mari ikut menyebarkan informasi mengenai lamun agar banyak org yang makin tahu betapa pentingnya lamun dalam menunjang kehidupan biota laut seperti dugong dkk. .

      Aamiin, makasih banyaak doanya mas, smeoga bermanfaat ulasan yang saya berikan ya mas. Menang adalah bonus saja :D aamiin. .

      Delete
  12. Semoga tulisan ini menyadarkan masyarakat dan pihak-pihak terkait. Sehingga dugong tetap bisa berkembang biak di habitatnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, iyaa mbaak. . semogaa harapan baik dan asa #DuyungmeLamun bisa disambut baik oleh semua pihak, utamanya dukungan dari semua warga Indonesia :D Aamiin

      Delete
  13. Oo.. Ternyata isinya lamun itu macem2 ya. Foto pertamanya cantik sekali ��

    ReplyDelete
  14. Memprihatinkan ya. Semoga ada peningkatan kesadaran dengan upaya-upaya seperti makin banyaknya tulisan di internet tentang dugong dan lamun.

    Btw, sempat kaget lihat ada gajah di "silsilah" keluarga dugong. Oiya ya ... sama-sama mamalia hahaha.

    ReplyDelete
  15. kalau memang berperan dlm menjaga ekosistem laut, tentu harus kita dukung pelestarian dugong dan padang lamun.jgn sampai ditangkap untuk konsumsi aja.

    ReplyDelete
  16. Keterbatasan padang lamun sangat mengancam kehidupan dugong, syukurlah sekarang bermunculan komunitas pemerhati lingkunga. Dan penulisan artikel seperti inis angat membantu penyebaran infonya. Nice sharing :)

    ReplyDelete
  17. wah keren banget kak.. aku baru tau loh.. makasih banyak dan salam kenal ^^

    www.widyalimited.com

    ReplyDelete

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES