Tuesday, May 29, 2018

Menikmati Pesona Lampion Warna-Warni 삼광사 🏯

Malam itu angin berhembus cukup kencang, dinginnya menusuk tulang. Harusnya bulan ini sudah masuk musim panas, namun nyatanya masih seperti musim dingin. Hembusan angin pelan menyibak ujung kerudung, menerpa halus wajah yang agak kelelahan. Meskipun begitu, rasa penasaran mengalahkan lelah yang ada. Demi menikmati pesona lampion Samgwangsa (삼광사), yang konon katanya begitu memesona. 

Bersama mbak nana, kami menjelajahi malam itu dengan begitu antusias dan juga bahagia. Kami mengambil jalan darat dengan menggunakan bus kota. Sebenernya bisa menggunakan subway namun justru lebih jauh dibandingkan menggunakan bus. Untuk menuju ke samgwangsa temple kami harus oper bus sekali. Kami berangkat dari kosan pukul 20:00 setelah selesai buka puasa dan menunaikan sholat maghrib.

Baca juga: Momen Ramadhan Perdana di Korea

Kami berdua menunggu bus nomor 133 di bus stop dekat Paris Bageutte PNU. Oiya disini kalau naik bus dan perlu untuk transfer ke bus lainnya, cukup bayar sekali dengan tap kartu sebelum turun (dengan syarat jarak waktu untuk naik bus selanjutnya tidak lebih dari 30 menit). Satu kali tap kartu dikenakan biaya sebesar 1.300 won.

Bus nomor 133 turun di bus stop dekat Sajik baseball stadium. Kebetulan malam itu ada pertandingan baseball jadi rame banget dengan warga yang memakai baju supporter baseball merah - hitam. Selanjutnya kami oper bus nomor 54 menuju bus stop dekat dengan Samgwangsa temple.

Samgwangsa temple benar-benar penuh dengan lampion. Istimewa sekali, lampion-lampion ini ada sampai tanggal 22 Juni, yang bertepatan dengan hari ulang tahun Budha. Pun malam itu, ramai sekali dengan pengunjung. Semakin malam, kuil semakin ramai. Entah jam berapa akan ditutup, mungkin sekitar pukul 11 malam. Oiya, tidak ada tiket masuk ke Samgwangsa temple ini alias free.

Gapura masuk Samgwangsa Temple

Selamat menikmati foto-foto lampion yang istimewa. Saya pun begitu menikmati pesona malam itu. Begitu bersyukur saat itu bisa jalan dengan bebas dan leluasa tanpa menggunakan tongkat seperti sekarang ini. Jadi sedih lihat kaki yang masih dibalut perban, harus kuat!

Dua pasang naga diatas ratusan lampion warna-warni





Bersama mbak nana, partner setia jalan-jalan. Makasih mbak :)


Istimewa :)




Malam itu, langit cerah berhiaskan bintang-bintang. Terima kasih ya Allah. 
Kami pulang dari samgwangsa temple sekitar pukul 09.30 malam dengan menggunakan bus lagi. Kali ini kami naik bus 54 oper ke bus 131/80. Sampai di sekitar PNU (kos kami dekat dengan kampus PNU), kami mampir ke kedai odeng dan ttopoki sebelum balik ke kosan. Lumayan lapar setelah puas jalan kaki memutari kuil untuk menikmati pesona lampion warna-warni.

Btw lagi nggak diet kok, diet start from tomorrow. lol! 

5 comments:

  1. WKWKWK Kok ngeh mba apa yang dipikirkan netijen? Membaca tulisanmu di akhir posting, itu tadi sempat terpikir pas liat fotomu kok kurusan-_- *dibandingin dengan profil pic*

    Btw sukaak deh sama lampion yang rame" gitu huhu jadi pengen :(

    ReplyDelete
  2. wihhh kerenn banget pesta lampion yang bentuknya macem macem bentuk, ada nagaa dan masih banyak lagi, bisa foto foto.. asik lahhh :D

    ReplyDelete
  3. Kok nggak seramai kaya' di Indonesia ya? Nggak banyak muda-mudi yang haus selfie demi feed instagram yang rapi dan berlabel remaja masa kini? *eh*

    ReplyDelete
  4. Wowww banget ya lampion2 cantik ini :) Ada yang kuning2 hijau lurus bagus gitu. Ada yang istimewa juga. Ah, semua mempesona :) Foto2nya juga keren!

    ReplyDelete

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES