Saturday, August 1, 2015

Percaya saja, biar (lebih) lega

Termenung lama. Mencoba menghilangkan ragu dan resah yang terus membayang. 

Satu hal yang mengganjal pikiran dan hati ini. Sungguh tak ada yang perlu dilebih-lebihkan, namun seyogyanya seorang kawan yang mungkin diawal-awal sejalan, bisa saja sekarang memiliki jalan lain sehingga tak bisa dipungkiri lebih nyaman dengan teman-teman lainnya yang sejalan. Kadang dan mungkin lebih patut dibilang sering, membuat termenung lebih lama, ada yang salahkah dengan aku? atau aku terlalu sibuk dengan duniaku?

Beberapa minggu lalu, hati ini menjadi sangat kecil.menerka-nerka kenapa begini. kenapa begitu. harusnya tidak begitu. begini lebih baik. mengutuki diri sendiri. atau terlebih memaki kenapa jadi begini. Kasusnya, ini tentang sebuah pertemanan. Mungkin untuk kalangan wanita, urusan pertemanan lebih sensitif. lebih peka. lebih 'alay' mungkin ya. Jadi sebisa mungkin berbuat sewajarnya, sejujurnya. Sampaikan dengan tenang, dengan jujur meski menyakitkan daripada kawanmu tau fakta langsung dari orang lain. itu lebih menyakitkan. 

Percayaku mungkin mulai hilang, meski beberapa kali Ayah menekankan tak perlu berlebih begitu. Sewajarnya manusia ada yang baik, tulus, ada juga yang diam-diam baik ternyata menyimpan sejuta makna tersirat dalam hati. Semoga dijauhkan yang seperti itu. Mencoba mengembalikan kepercayaan, tapi sungguh Allah Maha Baik. yang tak terlihat - tak terjangkau menjadi sangat terlihat. sangat nyata. Meskipun pada jalan yang tak diduga.

Hmm, sebenarnya selalu teringat dengan apa yang diceritakan oleh seseorang yang sungguh baik hatinya, tak pernah ada dendam. sungguh mulia. Beliau bercerita tentang mahasiswanya yang sedang bimbingan tugas akhir dengan beliau. Mahasiswa ini memiliki teman yang juga mahasiswa beliau. Suatu saat ditanya, dimana kawanmu? si mahasiswa tersebut tidak tau padahal mereka adalah teman satu kosan. Beliau begitu marah, bagaimana bisa orang yang begitu dekat justru tidak tau? begitu sombongnya sekedar menyapa dan bertanya kabar juga tidak mau! Keterlaluan! Beliau mengungkapkan seperti itu.

Ini yang terjadi. Terngiang-ngiang cerita itu. Menjadi sering introspeksi. apa aku juga keterlaluan? apa aku yang sedemikian sombongnya? aku sudah melakukannya. namun stagnan. menjadi seseorang yang harus terus menerus membuka.

Sering mendapat cerita dari ibu kos. Entah beliau yang mencoba mengadu, atau sangat jujur mengatakannya padaku. Kadang sedih, kondisinya sangat tidak nyaman. Mungkin kalau bisa memilih, aku tinggal di kos yang hanya aku saja penghuninya. Dari pada satu kos tapi serasa kos sendirian. Mungkin ini yang dinamakan perubahan jaman ? atau memang begini kondisinya? mungkin begitu.

Entahlah, sedih kalau dilanjutkan. Memang kadang yang dianggap teman atau dianggap saudara justru tak pernah menganggap kita sekedar teman atau bahkan orang lain. Kondisi yang seperti ini, membuatku semakin nyaman - lebih baik sendiri dari pada bersama teman yang hanya memakai topeng. bahagia saat berhadapan namun nyatanya tak sedemikian indahnya.

hidup ini keras. banyak orang yang tipenya juga beragam. tak perlu heran jika menemui segelintir atau banyak orang yang tak sepaham atau tak enggan mencibir dan ngomong dibelakang tentang apapun yang kamu lakukan. karena memang begitulah hidup, tak semua orang sesuai yang kamu harapkan. tak semua orang suka gayamu yang seperti itu. mungkin itu alasannya.

wajah judes. jarang senyum. mungkin itu yang membuat banyak orang enggan bercengkerama atau bahkan menyapamu lebih dulu. itu yang membuat orang lain tak enggan meninggalkanmu. itu yang membuat orang lain singgah sebentar, mengadu, meminta ini itu.lalu pergi tanpa beban. mungkin itu alasannya.

percaya saja, tak ada yang salah dengan orang lain. kamu yang salah. kamu yang membuatnya seperti itu. tak perlu mencari tau jawaban kenapa begini begitu. lakukan hal-hal baik sebisamu. memperbaiki diri. tak apa terus menyapa. terus bertanya kabar. terus berbagi bahagia. terus melanjutkan niat baik, teruskan semuanya. teruskan saja meskipun banyak yang tetap melihatmu sama. tetap melihatmu sebagai tempat singgah sementara, tak apa sungguh tak perlu kecil hati karena setidaknya kamu masih berarti, menjadi tempat singgah untuk menghela nafas sejenak. sejenak menyadari kadang semua yang terlihat dari luar tak sama dengan kondisi di dalam.

Tetap kuat, bagaimanapun keadaanya. Tetap baik, walau begitu banyak yang hanya meninggalkan luka. Percaya saja, Allah Maha Baik.  


Thursday, July 16, 2015

Sekelumit cerita: China oh china

Selamat malam. Selamat memadu kasih. Selalu syahdu mendengar alunan ayat suci Al-Quran ditengah-tengah heningnya malam. Berada diujung bulan Ramadhan. Menikmati indahnya kebersamaan berkumpul bersama keluarga. Membagi cerita, merajut rindu yang lama terpendam.

Well, akhirnya terkumpul juga mood-mood baik untuk membagikan cerita berkelana di negeri tirai bambu sebulan yang lalu. Menaklukan writer block yang ternyata kuat sekali menghalangiku menyentuh keyboard, menuliskan cerita. Sebulan yang lalu, Allah memberikan kemudahan dan ridhonya untukku sehingga satu mimpi di dinding kamar akhirnya tercoret. Banyak ilmu, pengalaman serta teman baru yang selalu mengharu biru jika diingat-ingat kembali perjuangan dalam keberangkatanku mengikuti program itu.

Baca juga: Terima kasih, Aku tak mampu berkata (lagi)

Program selama sebulan yang lalu dilaksanakan oleh Tianjin University dengan tema My Dream of Blue Ocean. Program itu diadakan pada tanggal 31 mei - 13 juni 2015. Cukup untuk sedikit mengenal, atau mungkin sekedar menyapa. Summer camp ini diikuti oleh 19 peserta dari 13 universitas berbeda dari seluruh dunia yang tergabung dalam ACNET – EngTech (ASEAN – China Network for Cooperation and Exchanges among Engineering and Technology Universities). Peserta summer camp rata-rata adalah mahasiswa S2, 1 mahasiswa S3 serta beberapa mahasiswa S1 di tahun ke-4. Merasa muda dan menambah rasa ingin tahu yang besar untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya di Summer Camp ini.

Baca juga: China - ASEAN My Dream of Blue Ocean Summer Camp Closed at Tianjin University


Pada summer camp ini terdapat beberapa rangkaian acara. Acara utamanya yaitu course mengenai Marine Environment and Technology (MET). Terdapat 14 materi course yang diajarkan. Sangat menarik sekali penjelasan yang diberikan oleh Lao Shi dan mereka semua kebanyakan adalah proffesor dan Associate professor. Berikut ini topik untuk masing- masing course:

MET 1 : Prof. Wang Guangyi mengenai Marine Microalgae for Biofuel Production
MET 2 : Prof. Cang Wang mengenai Biofiltration System – A Solution to VOC Emissions
MET 3 : Prof. Ma Wencho dengan materi course mengenai Municipal Solid Waste (MSW) 
Management in China
MET 4 : Prof Ji Na dengan materi course mengenai Catalytic Synthesis of Biofuels
MET 5 : Prof. Ji Min mengenai Wastewater Reclaimation and Reuse in Tianjin, China
MET 6 : Prof Jin Chao mengenai Coastal Plant – Salt Resistance Gene Treasure – House
MET 7 : Prof. Sun Yuexia dengan materi course Indoor Air Quality and Health 
MET 8 : Prof. Liu Qingling mengenai Zeolite Synthesis and their Application as CO2 adsorbent and De-NOx catalyst
MET 9 : Prof. Li Xuebin dengan materi course mengenai Pretreatment Technology in Bioenergy Production Process 
MET 10 : Prof Li Ruying mengenai Biohydrogen production from wastewater and wastes
MET 11 : Prof. Yang Yongkui mengenai Emerging Contaminants in Water Environment
MET 12 : Prof Song Chungfeng mengenai CO2 capture technologies and their developments
MET 13 : Prof. Zhao Yingxin mengenai Low Cost Absorbent for Wastewater Treatment
MET 14 : Prof Zang Guanghui mengenai Adsorption of Cessium by an Adsorption – microfiltration process with Potassium Zinc Hexacyanoferrate (PZH)


 
Setiap course memiliki durasi selama 2 jam atau lebih bila ada diskusi lanjutan. Selain ada summer course juga ada kunjungan di beberapa laboratorium di Tianjin University. Pada kunjungan Lab ini Lao Shi memberikan penjelasan mengenai beberapa instrumen untuk penelitian khususnya untuk deteksi logam pada sample dan air pollution. Selain itu juga ada lab work mengenai pembuatan bahan katalis untuk produksi biofuels. Semuanya sungguh menambah lumbung pengetahuanku :') 




Selain course dan kunjungan lab, juga terdapat kegiatan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kota Tianjin, China. Mulai dari mengunjungi Haichang Polar Ocean World, Ancient Cultural Street, Drum Tower, Tianjin Natural History Museum, Italia Style Town, National Centre Ocean of Technology, Yangluiqing Wood Block New Year Picture Museum, Five Avenue serta exploring haihe river menggunakan kapal sehingga bisa melihat keindahan sungai, jembatan dan begitu menakjubkannya Tianjin Eye di malam hari. 

Ancient Cultural Street (dok.pribadi)
Night View Exploring Haihe River (dok.pribadi)

Saat di kapal menelusuri Haihe River (dok.pribadi)
Haichan Polar Ocean World (dok.pribadi)
Tianjin Natural Museum (dok.probadi)
Nankai University (dok.pribadi)
Exploring China juga berlanjut dengan mengenal budaya China memalui acara cultural show. Ada pertunjukan opera china, kunfu china serta belajar bersama membuat Chinese Knot. Tidak hanya itu setiap negara juga diwajibkan untuk mempresentasikan budaya negaranya masing-masing dengan memakai baju adat. Begitu bahagia, bisa membagikan dan bercerita mengenai keindahan Indonesia, betapa unik budaya dan bahasa serta keanekaragaman yang ada di Indonesia. Semakin meningkatkan kecintaan dan kebanggan menjadi warga negara Indonesia. 
Learning Chinese Knott


Hari terakhir dari kegiatan summer camp adalah final project setiap grup untuk mempresentasikan topik yang berhubungan dengan Teknologi Kelautan dan Lingkungan. Aku menjadi perwakilan dari grup 1 untuk mempresentasikan mengenai Teknologi Desalinasi Air Laut dengan Proses Humidifikasi – Dehumidifikasi Energi Surya. Begitu senangnya bisa mendapatkan kepercayaan dari Grup yang notabene beranggotakan mahasiswa S2 dan S3. 

Setelah presentasi selesai, dilanjukan dengan presentasi dari 3 grup lainnya dan pidato singkat dari pihak Tianjin University. Selanjutnya adalah perwakilan dari peserta untuk menyampaikan kesan dan pesan selama mengikuti Summer Camp. Aku terpilih menjadi perwakilan dari peserta summer camp untuk menyampaikan pesan dan kesan selama 2 minggu mengikuti seluruh kegiatan summer camp 2015. Setelah penyampaian kesan dan pesan ditutup dengan group foto dan makan siang bersama.    


Pada summer camp ini aku juga berkesempatan untuk merasakan masakan khas China namun tetap waspada dengan label halal. Satu hal yang begitu mengesankan dari perjalanan ini adalah saat susahnya mendapatkan makanan halal. Di Tianjin, muslim termasuk dalam kaum minoritas. Di kampus total terdapat 5 kantin, dimana 4 kantin umum dan 1 muslim kantin. Aku merupakan satu-satunya peserta muslim dalam summer camp ini sehingga setiap pagi Student Ambassador selalu mengantarku ke muslim kantin. Untunglah aku bisa meyakinkan mereka bahwa aku baik-baik saja pergi sendiri dan hafal jalan kembali ke kelas ataupun ke hotel. Selain tidak ingin merepotkan aku juga merasa kasian pada mereka karena jarak muslim kantin sangatlah jauh dari gerbang utama kampus yaitu sekitar 30 menit untuk mencapai kesana. Allah selalu menguatkan kaki ini untuk melangkah, syukurlah. Aku juga senang para koki di kantin muslim sangatlah baik padaku, setiap aku masuk mereka selalu tersenyum dan mengangguk padaku, yaa meskipun saat memesan makanan aku menyampaikan dengan bahasa tubuh, maklum belum lihai bahasa mandarin. Wkwkkww :)

Selain susahnya mendapatkan makanan halal, suatu kebahagiaan tersendiri jika dikampus  bertemu dengan muslim dan saling mengucap salam. Begini mungkin rasanya menjadi kaum minoritas di suatu negara, hati dan diri yang selalu mengingatkan untuk sholat. Tak pernah terdengar suara adzan dan disana juga aku tak menemui satu masjid sekalipun. Di tianjin notabene warganya beragama budha. Dan sebagiannya lagi atheis. Beberapa peserta begitu heran ketika melihatku ibadah ataupun berdoa. Mereka juga sering menanyakan mengapa aku mau mengenakan jilbab dan selalu memakai pakaian tertutup. Ada beberapa dari mereka bahkan yang bertanya mengapa memilih islam yang penuh aturan, mengapa bukan agama yang lain. Penjelasan yang sederhana, bahwa Islam memiliki keindahan dan tujuan dalam setiap aturannya. 

Banyak hal berbeda antara negeri ini dan Indonesia. Untuk akses internet, pemerintah China cukup ketat dibuktikan dengan memblokir beberapa sosial media dan website yang sering digunakan. Awalnya merasa kesulitan karena biasanya di tanah air bisa mengakses website dan sosmed sesukanya, nah di china hanya bsa mengakses line dan whatsapp. Di chinapun tidak bisa mengakses google, alhasil yaaaaa you know what i feel. Disini hanya bisa menggunakan baidu.Seiring berjalannya waktu, bisa beradaptasi dan menemukan cara untuk membuka sosmed dan website yang diblokir dengan menginstal fqrouter2 dan dibantu oleh Student Ambassador. Kehidupan seperti kembali, google, facebook, instagram dan sosial media lainnya bisa kembali diakses. Ternyata tidak se-ngenes yang dipikirkan.


Selama program summer camp ini, setiap peserta bisa mendapatkan akses internet apabila ada wifi. Meskipun aku juga membeli sim-card China, namun tak bisa digunakan  untuk internet karena perlu memasukkan student ID yang biasanya didapat oleh International Students yang lanjut belajar disana. Alhasil hanya bisa mengirim pesan dan telpon dengan nomor lokal (China) saja. Harga sim-card disana sekitar 40 RMB = 84 ribu.


Perjuangan dalam visa yaa cukup memberikan wawasan baru. Untuk pengurusan visa China ini sedikit rumit dan banyak aturan karena saat pengaturan visa kemarin memakan waktu sekitar 2 minggu lebih. Dari Konjen China meminta LoA asli dari pihak Tianjin University sehingga saat itu visa baru didapat H-2 jam sebelum departure ke Jakarta. Jadi biar gak kejadian sama bisa apply visa jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Biaya pengurusan visa China sekitar 540 rbu jika mengurus tanpa agen (mengurus sendiri ke Konjen). Dengan bantuan agency dikenakan biaya tambahan sekitar 200 ribu.

Dalam perjalanan mengikuti summer camp ini, aku punya pengalaman tersendiri karena harus menginap 1 malam di bandara China dan 1 malam di Changi. Yaaa awalnya takut karena sendirian dan perempuan. Tapi nyatanya semua berjalan dengan baik. Tak perlu ada yang ditakutkan, banyak yang mendoakan dan selalu berdoa pada Allah :) Tetap mawas diri dan hati - hati dimanapun berada.

Bertemu dengan mahasiswi muslim di Tianjin. Alhamdulilaah :)




Terima kasih ya Allah, terima kasih untuk kesempatan menginjakkan kaki di negeri ini. Terima kasih untuk kesempatan selalu belajar dan introspeksi diri :) Allah sungguh Maha Baik. 

Sekian cerita dari negeri tirai bambu semoga bermanfaat :)
Sampai jumpa di cerita selanjutnya. . . 
Asean Youth Eco Leaders Program - Cambodia . . . coming soon

Do your best and make yourself the best you can be :)
COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES