Saturday, October 29, 2011

Seni, Nadi Hidupku :D

Setiap orang pasti memiliki impian dan cita-cita yang berbeda-beda. Begitu juga denganku, aku juga punya impian dan aku sangat ingin mewujudkannya. Impianku adalah ingin menjadi seorang penulis. Ya, Penulis Cerpen Profesional. Disini aku ingin berbagi sedikit cerita kenapa penulis menjadi sasaran impianku.

Menulis dan penulis.Dua hal yang saling berhubungan. Dua hal yang membuatku semakin mengakui bahwa seni itu indah. Seni itu mempesona. Menulis itu mengasyikkan. Aku seakan-akan berkata pada kertas-kertas ataupun layar laptopku. Aku seakan menjadi seorang seniman saat menulis cerpen. Ya, seniman kata-kata.

Lagi-lagi berhubungan dengan seni. Dasarnya aku suka sekali dengan seni melukis. Awalnya aku berfikir gambar itu lebih menarik dari pada tulisan. Karena satu gambar bisa menerjemahkan beribu-ribu kata dengan hanya membutuhkan satu lembar kertas. Tapi tulisan menghabiskan berlembar-lembar kertas. Alasan dengan pemikiran dangkal memang. Seiring dengan semakin dewasanya aku, aku jadi sadar. Ternyata ketika kita menjadikan dua hal berbeda dalam waktu yang sama hasilnya pun akan memuaskan.

Gambar dan tulisan. Berbeda namun tak sama. Berbeda bentuk, namun sama-sama seni yang indah. Namun satu kesulitanku. Ternyata aku lebih percaya diri dengan gambarku daripada tulisanku. Ya, mungkin aku harus beradaptasi dulu dengan dunia tulis menulis.

Jujur aku merasa minder saat menulis. Meskipun aku sadar semua tulisan itu bagus, tidak ada yang jelek. (Bukankah seni itu selalu bagus ?) Aku tahu itu, namun aku sulit mengendalikan pikiran itu dalam hal menulis.

Aku minder dengan tulisanku. Aku sering merasa tulisanku jelek dan kurang menarik. Hal itu terbukti setelah karya-karyaku, berupa cerita pendek dan artikel ditolak oleh sebuah media. Sebuah ? Maaf, berbagai media maksudku. Mulai dari Gaul, aneka yess, Jawa pos, Bobo bahkan yang menyakitkan, radar Madiun. Sebuah koran lokal pun menolak memuat karyaku.

Sebenarnya, aku bukan orang yang lemah, tapi semua kenyataan itu, terasa pahit untukku. Kemampuan dan kemauanku dibunuh pelan-pelan oleh para penolakkan itu. Sepertinya para redaksi koran dan tabloid itu lupa, bahwa mereka membunuh minat dan bakat seseorang. Apalagi penolakan yang terjadi, tanpa diiringi permintaan maaf  ataupun dukungan untuk terus mencoba lagi.

Ya, aku ingin sekali menjadi penulis. Ada beberapa banyak ide dan cerita dalam benakku dan itu menurutku menarik sekali. Tapi trauma dengan penolakkan itu, sepertinya membunuh semua minatku, Aku semakin minder dengan tulisanku. Aku jadi takut untuk mengirim lagi cerpen-cerpen dan artikelku ke media cetak. Aku takut penolakan itu terjadi lagi.

Namun Aku tetap menulis. Tapi aku putuskan tulisan-tulisanku hanya untuk konsumsi sendiri. Setidaknya aku terus bisa melakukan hobi menulisku saat waktu luang. Aku terus aktif menuangkan imajinasi dan cerita-ceritaku dalam bentuk cerita pendek.

Allah itu adil. Ya aku yakin itu. Semua keihklasan dalam menjalankan hobi menulisku mulai memberikan tanda-tanda perubahan baik. Saat itu aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ada pengumuman tentang diadakannya seleksi lomba cerpen. Aku coba ikut seleksi itu walaupun sebenarnya aku minder dengan cerpen yang aku kirimkan. Seleksi sekolah lolos, Seleksi kabupaten lolos, seleksi jawa timur ? ya.ya hanya sampai jawa timur. Tidak masalah hanya sampai tingkat provinsi, setidaknya aku jadi tahu masih ada yang suka cerpenku.

Kegagalan itu justru membangkitkan semangatku untuk terus menulis. Keberanian untuk mengikuti lomba-lomba cerpen dan mengirim ke media cetak muncul lagi. Aku menjadi semakin aktif  menulis. Sudah banyak cerpen dan essay yang aku hasilkan. Meskipun penolakan itu terjadi lagi, namun aku sudah kebal. Prinsipku, Allah sudah mengatur rejeki umat-Nya masing-masing. Jadi kalau sudah rejekiku, pasti tulisanku bisa dimuat.  :)

Satu mimpiku. Aku hanya ingin semua ide dan pikiranku tetap hidup sampai kapanpun. Jika waktuku terbatas, aku yakin tulisan-tulisanku tidak terbatas waktu. Akupun ingin berbagi dengan berbagai macam orang. Hanya lewat tulisanku-lah aku bisa berbagi semua ide dan pikiranku.

Aku ingin terus menulis sampai kapanpun. Mencurahkan semua imajinasi dan uneg-unegku lewat rangkaian kata-kata. Karena menurutku, menulis adalah seni yang menjadi nadi hidupku. :)

No comments:

Post a Comment

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES